Rinduku tebal tak tertahankan sumber : dokumen pribadi Jum'at sore menjelang, ku bergegas untuk pulang kampung dengan segenggam rindu tebal akan anak didalam dada. Ku matikan laptop dan menutupnya sembari merapikan meja kerjaku. Setelah meja kerjaku selesai ku beresi, ku ambil tas dan topi dan tak lupa juga memakai jaket bomber yang selalu ku kenakan untuk melindungiku dari terpaan angin yang ingin menembus dada saat berada di atas motor. Ku berpamitan dengan rekan sebelah mejaku, "bro, balik duluan ya" sembari melambaikan tangan dan melenggang menuju pintu kaca yang membatasi antar ruang dan tangga. "Okey" yang terlontar dari mulutnya sambil mata tetap menatap monitor, itu kata Apip. Seorang lajang dengan mata pandanya, entah darimana mata itu didapatnya. Kuturuni tangga dari lantai 2 ke lantai dasar sambil sedikit gegabah, takut ketinggalan bus yang akan membawaku ke pelukan sang balateri. Anak perempuanku yang masih balita mengharap kedatanganku. H...
Ingatan manusia itu terbatas, maka menulislah!!