Betun pagi ini sungguh cerah ceria, ku melangkah ke tempat kerja dengan bekal keceriaanku berkat semangat yang kuperoleh semalam.
Perbincanganku via suara semalam dengan juwita penuh arti membekali pagiku. Yass, semangatttt!!
Pagi hari ditemani kopi dan duduk didepan monitor sambil senyum2 sendiri. Pengandaian imanjinasiku melayang sampai panggilan dari om rahman membuyarkan lamunanku.
"Hoiii, lu ngapain senyum2 kayak orang bego gitu?" Sapa om rahman sambil tepuk pundakku. "woiii...ada apa om?" Ku terperanjat dan seketika berdiri dari kursi.
"Lu ngelamun jorok lu ya?" Tanya om rahman sidikit intimidasi. "Sembarangan, sonde om". Sonde itu artinya tidak dalam bahasa kupang. Sembari duduk kembali ke kursiku, ku buat seolah santai padahal salting malu..hahha.
"kerja lu yang bener malah ngelamunin juwita sa" celetukan om2 penggoda. "Etdah..kerja om, be berfikir sa gmn buat kerjaan ini cepet" kilahku menutupi hal yg sebenarnya hahha...
Ku kerjakan pekerjaanku secepat mungkin supaya cepat ku bisa bercengkerama kembali dengan juwita.
Waktu berjalan begitu lambat dihari itu, waktunya apa karena ketidak sabaranku akan yang lain? hmm..pekerjaan masih proses 70% pada hari itu kukerjakan dan waktu baru menunjukkan jam 2 siang.
Oh, semalam biar kuceritakan perbincanganku dengan juwita. Semalam ku telepon dia habis isya, yang awalnya perbincangan biasa saja. nanya kegiatan seharian ngapain aja, ya standart lah.
ketika malam kian larut, para om2 sudah pada masuk ke kamar masing2, barulah perbincangan makin seru.
Malam yang makin larut dan suasana dingin angin malam menusuk kulit. Sungguh malam yang romantis buat berbincang dengan orang yang membuat kita nyaman.
Ku awali dengan permulaan dengan status, "juwita, boleh tanya sesuatu?" dengan nada penuh kehati-hatian.
"Emm...boleh gak ya?" dengan lagaknya yang tengil menggodaku. "Boleh dong, apa sih yang ga buat renjana"
Lanjut tahap berikutnya, "Juwita, kalau kita suka telepon2an gini ada yang marah gak?" kata2 itu keluar dengan sedikit menahan nafas. hahaha...mau ke arah sensitifitas garis keras nih.
Dengan spontanitasnya. "Ada lah, emangnya kenapa?" Seketika langsung lemas deh seorang renjana yang mendamba kehangatan kasih juwita.
juwita menimpali lagi jawabannya, "Orang tuaku marah karena malam2 berisik".
Ku bernafas lega sambil mengelus dada, "fiuuhh, kirain" setelah mendengar jawaban lanjutan dari juwita tadi, dia pun gantian bertanya kepadaku
"Kak renjana, gantian ya! kakak sendiri gmn ada yang marah ga?" dengan suara yang khasnya yang ceplas-ceplos tengil. "wuiiihhh....ini pertanyaan yang musti kubalas nih ketengilannya...xiixixi.."
Dengan sok bijak tetep tengil, "Juwita, sebenarnya ada sih..." pura2 batuk biar drama tersaji...xixixi
Pengen tau reaksinya ketika ku jawab dengan iya ga ada, tapi dengan kebalikannya.
juwita langsung berubah nada bicaranya, "ohhh, siapa? pasti orangnya cantik ya?" wah, ini yang ku tunggu sih ternyata apa yang kurasakan benar adanya.
karena tak kuat menahan tawa, "hahha...yang deket sekarang denganku itu kamu juwita, sedangkan yang marah2 itu om2 yang lagi pada mau tidur keganggu karena berisik malam2" masih dengan tawaku.
Juwita kesal karena isengku, "dasar...kak renjana begitu ya, tanyaku serius lagi!" sambil menggerutu manjanya
pazzel satu demi satu terungkap, akhirnya kita semakin terbuka akan kepribadian satu sama lain. dari sesuatu yang umum, dari alamat tinggal asli dari mana, kemudian orang tua saling lebih terbuka.
Nah, saat ini tahun 2007 masa dimana masih booming yang namanya MMS (Multimedia Messaging Service) bisa dong tukar menukar foto dengan melalui Handphone.
Terkait Multimedia Messaging Service (MMS) adalah sebuah standar layanan pesan telepon yang memungkinkan untuk mengirim pesan yang mengandung objek multimedia, seperti gambar, audio, video, dan rich text. Layanan ini berbeda dengan SMS (Short Messaging Service) yang hanya dapat mengirim pesan teks saja. MMS digunakan bersama-sama dalam sebuah jaringan selular dengan sistem perpesanan lainnya, seperti SMS, Mobile Instant Messaging, dan Mobile E-mail. Standarisasi MMS dilakukan oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project), 3GPP2, dan OMA (Open Mobile Alliance). https://id.wikipedia.org/wiki/Layanan_pesan_multimedia
aku dengan rasa penasaranku kusampaikan kepada juwita, "juwita, tak ingin saling mengetahui wajah dari seorang yang selama ini menjadi teman cerita yang mulai mengisi hari2 mu ini?"
spontanitas juwita pun menjawab dengan antusiasnya, "mau dong siapa sih yang g pengen kak" dengan logatnya yang selalu ceria
"yuk kita bertukar foto lewat MMS", itu ajakan antusias dari seorang juwita yang kurasa dia juga penasaran juga dengan cowok ganteng ini. hahaha..
Namun MMS ini kudu didukung juga dengan HP yang memiliki fitur kamera. Kebetulan waktu itu hapeku sudah memiliki fitur itu demikian juga juwita.
Di tahun itu betun masih belum seperti kota lain yang sudah masuk namanya warnet atau semacamnya. Masih di daerah jauh dari kota, jarak terdekat dengan kota yang dibilang ramai waktu itu 2 jam dari betun yaitu atambua.
bahasan itu menjadi bahasan terakhir sebelum kita tidur. karena waktu sudah menunjukkan menjelang pergantian hari.
haripun sudah menjelang sore hari, ku selesaikan pekerjaan dan langsung ku matikan dan kurapikan meja kerjaku. Om rahman juga sudah mulai berkemas untuk keluar dari ruang kerja kita.
Sepulang bekerja ku coba mengutak atik hapeku supaya bisa mengirimkan fotoku ke juwita. Perlu setting hape sedemikian rupa supaya bisa dipergunakan untuk menggunakan fitur yang ditawarkan provider untuk mengirimkan media.
Tak kalah ribut juga si juwita, dengan antusiasnya dan ramainya dia pengen segera melihat laki2 yang sudah beberapa bulan ini menjadi teman cerita dan memberi warna hari2 nya.
Settingan di hape harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh provider sehingga perlu effort juga ternyata untuk memberikan foto terbaik ke teman mesra ciieee...teman tapi mesra nie..
Setelah berkutat dengan hape semalaman akhirnya bisa juga juwita mengirimkan fotonya untuk pertama kali ke laki2 yang belum pernah ditemuinya.
nah, giliranku masih belum berhasil juga untuk mengirim fotoku untuk juwita, komplain dari juwita tanpa sabar dia sudah menanti lama tak kunjung jua diterima foto laki2 yang sudah didambanya.
Pertama kali ku lihat dia ternyata sosok juwita yang selama ini hanya ku kenal via suara ternyata memang sosok perempuan yang mempesona.
Juwita menelepon untuk memastikan fotonya sampai dan dia juga menagih janjiku untuk mengirimkan fotoku ke juwita. Dengan dibantu sesuai dengan settingan juwita pada hapenya ku coba kembali untuk menyetting MMS pada Hapeku.
Setelah beberapa kali gagal akhirnya bisa juga ku kirimkan fotoku ke juwita. Wow keren bisa juga ku mengirim foto via hapeku
Seru sih ternyata prosesnya hahaha..sampai marah2 sendiri sampai mau ku banting juga nih hape. akhirnya bisa juga
Setelah saling melihat wujud dari suara yang tanpa rupa menjadi suara dengan foto yang terpajang di hape...hahhaa...klise banget ga sih?
Juwita mengisyaratkan akan hatinya sudah tertambat ke lelaki yang baru dikenal dan baru juga ketemu via fotonya saja. lalu, "bagaimana dengan si pria?"
Jawabannya tentu tak lain sama juga dengan apa yang sudah dirasakan oleh juwita.
Tanpa kusadari suatu malam yang dingin ditemani gemintang di langit betun, ku beranikan diri untuk menyatakan apa perasaan hatiku terdalam ke juwita.
Renjana : "Juwita, malam ini mungkin kau akan takjub melihat banyak gemintang di langit betunku sekarang" sambil melihat begitu megahnya angkasa dengan kerlip bintang2 bertaburan
Juwita : dengan penuh tanya, "oh ya? kapan kah ku bisa melihat berdua dengan kakak ya?" ungkapan yang membuat sedikit sesak dadaku...
Renjana : harapan itu sedikit menyiksaku, "Tentu saja akan tiba waktunya jika kita memang dipertemukan sebagai jodoh" sebuah kata yang diplomatis sebagai ungkapan penuh pengharapan kepada sang pencipta
Juwita : menghela nafas, "fotonya keren hlo kak, kakak renjana mirip dengan ariel" tersipu malu
Renjana : salting senyum2 sendiri, "gombalan udah jadul itu, preet" tengilnya keluar lagi..hahha seneng loh dipuji sama orang yang dikagumi ciee...
Juwita : meyakinkan ke padaku, "seriusan lagi kak"
mulai roman picisan nih...
Renjana : "iya, makasih ya juwita cantik" dengan senyum termanis dari lubuk hatiku..sentimentil dah..
"oh ya juwita, setelah sekian lama kita berteman dari awal yang adu tengil sampai sekarang sentimentil begini perasaanku terhadapmu...tak tau ini apa namanya ya...apa ini yang namanya jatuh cinta? kalo iya berarti ku tlah jatuh hati padamu juwita" dengan penuh penghayatan dan tahan sesak dada akan perasaan ini.
Juwita : dengan nada yang tenang diapun menjawab dengan hati2, "Iya kak, mungkin apa yang kakak rasain ke juwita itu sama halnya apa yang juwita rasain ke kakak...tiap waktu juwita pengennya tau keadaan kakak terus entah apa ini....yaa...mungkin kakak benar ini cinta kak" didukung dengan dinginnya angin malam yang bergemitang bertaburan di langit betun.
dengan perasaan yang saling terungkap di malam yang indah nan romantik ini. menandakan bahwa kita saling mencinta satu dengan yang lain.
Kita sepakat untuk menjalin kisah ini sampai kita dipertemukan ke titik peraduan.
bersambung...
Perbincanganku via suara semalam dengan juwita penuh arti membekali pagiku. Yass, semangatttt!!
Pagi hari ditemani kopi dan duduk didepan monitor sambil senyum2 sendiri. Pengandaian imanjinasiku melayang sampai panggilan dari om rahman membuyarkan lamunanku.
"Hoiii, lu ngapain senyum2 kayak orang bego gitu?" Sapa om rahman sambil tepuk pundakku. "woiii...ada apa om?" Ku terperanjat dan seketika berdiri dari kursi.
"Lu ngelamun jorok lu ya?" Tanya om rahman sidikit intimidasi. "Sembarangan, sonde om". Sonde itu artinya tidak dalam bahasa kupang. Sembari duduk kembali ke kursiku, ku buat seolah santai padahal salting malu..hahha.
"kerja lu yang bener malah ngelamunin juwita sa" celetukan om2 penggoda. "Etdah..kerja om, be berfikir sa gmn buat kerjaan ini cepet" kilahku menutupi hal yg sebenarnya hahha...
Ku kerjakan pekerjaanku secepat mungkin supaya cepat ku bisa bercengkerama kembali dengan juwita.
Waktu berjalan begitu lambat dihari itu, waktunya apa karena ketidak sabaranku akan yang lain? hmm..pekerjaan masih proses 70% pada hari itu kukerjakan dan waktu baru menunjukkan jam 2 siang.
Oh, semalam biar kuceritakan perbincanganku dengan juwita. Semalam ku telepon dia habis isya, yang awalnya perbincangan biasa saja. nanya kegiatan seharian ngapain aja, ya standart lah.
ketika malam kian larut, para om2 sudah pada masuk ke kamar masing2, barulah perbincangan makin seru.
Malam yang makin larut dan suasana dingin angin malam menusuk kulit. Sungguh malam yang romantis buat berbincang dengan orang yang membuat kita nyaman.
Ku awali dengan permulaan dengan status, "juwita, boleh tanya sesuatu?" dengan nada penuh kehati-hatian.
"Emm...boleh gak ya?" dengan lagaknya yang tengil menggodaku. "Boleh dong, apa sih yang ga buat renjana"
Lanjut tahap berikutnya, "Juwita, kalau kita suka telepon2an gini ada yang marah gak?" kata2 itu keluar dengan sedikit menahan nafas. hahaha...mau ke arah sensitifitas garis keras nih.
Dengan spontanitasnya. "Ada lah, emangnya kenapa?" Seketika langsung lemas deh seorang renjana yang mendamba kehangatan kasih juwita.
juwita menimpali lagi jawabannya, "Orang tuaku marah karena malam2 berisik".
Ku bernafas lega sambil mengelus dada, "fiuuhh, kirain" setelah mendengar jawaban lanjutan dari juwita tadi, dia pun gantian bertanya kepadaku
"Kak renjana, gantian ya! kakak sendiri gmn ada yang marah ga?" dengan suara yang khasnya yang ceplas-ceplos tengil. "wuiiihhh....ini pertanyaan yang musti kubalas nih ketengilannya...xiixixi.."
Dengan sok bijak tetep tengil, "Juwita, sebenarnya ada sih..." pura2 batuk biar drama tersaji...xixixi
Pengen tau reaksinya ketika ku jawab dengan iya ga ada, tapi dengan kebalikannya.
juwita langsung berubah nada bicaranya, "ohhh, siapa? pasti orangnya cantik ya?" wah, ini yang ku tunggu sih ternyata apa yang kurasakan benar adanya.
karena tak kuat menahan tawa, "hahha...yang deket sekarang denganku itu kamu juwita, sedangkan yang marah2 itu om2 yang lagi pada mau tidur keganggu karena berisik malam2" masih dengan tawaku.
Juwita kesal karena isengku, "dasar...kak renjana begitu ya, tanyaku serius lagi!" sambil menggerutu manjanya
pazzel satu demi satu terungkap, akhirnya kita semakin terbuka akan kepribadian satu sama lain. dari sesuatu yang umum, dari alamat tinggal asli dari mana, kemudian orang tua saling lebih terbuka.
Nah, saat ini tahun 2007 masa dimana masih booming yang namanya MMS (Multimedia Messaging Service) bisa dong tukar menukar foto dengan melalui Handphone.
Terkait Multimedia Messaging Service (MMS) adalah sebuah standar layanan pesan telepon yang memungkinkan untuk mengirim pesan yang mengandung objek multimedia, seperti gambar, audio, video, dan rich text. Layanan ini berbeda dengan SMS (Short Messaging Service) yang hanya dapat mengirim pesan teks saja. MMS digunakan bersama-sama dalam sebuah jaringan selular dengan sistem perpesanan lainnya, seperti SMS, Mobile Instant Messaging, dan Mobile E-mail. Standarisasi MMS dilakukan oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project), 3GPP2, dan OMA (Open Mobile Alliance). https://id.wikipedia.org/wiki/Layanan_pesan_multimedia
aku dengan rasa penasaranku kusampaikan kepada juwita, "juwita, tak ingin saling mengetahui wajah dari seorang yang selama ini menjadi teman cerita yang mulai mengisi hari2 mu ini?"
spontanitas juwita pun menjawab dengan antusiasnya, "mau dong siapa sih yang g pengen kak" dengan logatnya yang selalu ceria
"yuk kita bertukar foto lewat MMS", itu ajakan antusias dari seorang juwita yang kurasa dia juga penasaran juga dengan cowok ganteng ini. hahaha..
Namun MMS ini kudu didukung juga dengan HP yang memiliki fitur kamera. Kebetulan waktu itu hapeku sudah memiliki fitur itu demikian juga juwita.
Di tahun itu betun masih belum seperti kota lain yang sudah masuk namanya warnet atau semacamnya. Masih di daerah jauh dari kota, jarak terdekat dengan kota yang dibilang ramai waktu itu 2 jam dari betun yaitu atambua.
bahasan itu menjadi bahasan terakhir sebelum kita tidur. karena waktu sudah menunjukkan menjelang pergantian hari.
haripun sudah menjelang sore hari, ku selesaikan pekerjaan dan langsung ku matikan dan kurapikan meja kerjaku. Om rahman juga sudah mulai berkemas untuk keluar dari ruang kerja kita.
Sepulang bekerja ku coba mengutak atik hapeku supaya bisa mengirimkan fotoku ke juwita. Perlu setting hape sedemikian rupa supaya bisa dipergunakan untuk menggunakan fitur yang ditawarkan provider untuk mengirimkan media.
Tak kalah ribut juga si juwita, dengan antusiasnya dan ramainya dia pengen segera melihat laki2 yang sudah beberapa bulan ini menjadi teman cerita dan memberi warna hari2 nya.
Settingan di hape harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh provider sehingga perlu effort juga ternyata untuk memberikan foto terbaik ke teman mesra ciieee...teman tapi mesra nie..
Setelah berkutat dengan hape semalaman akhirnya bisa juga juwita mengirimkan fotonya untuk pertama kali ke laki2 yang belum pernah ditemuinya.
nah, giliranku masih belum berhasil juga untuk mengirim fotoku untuk juwita, komplain dari juwita tanpa sabar dia sudah menanti lama tak kunjung jua diterima foto laki2 yang sudah didambanya.
Pertama kali ku lihat dia ternyata sosok juwita yang selama ini hanya ku kenal via suara ternyata memang sosok perempuan yang mempesona.
Juwita menelepon untuk memastikan fotonya sampai dan dia juga menagih janjiku untuk mengirimkan fotoku ke juwita. Dengan dibantu sesuai dengan settingan juwita pada hapenya ku coba kembali untuk menyetting MMS pada Hapeku.
Setelah beberapa kali gagal akhirnya bisa juga ku kirimkan fotoku ke juwita. Wow keren bisa juga ku mengirim foto via hapeku
Seru sih ternyata prosesnya hahaha..sampai marah2 sendiri sampai mau ku banting juga nih hape. akhirnya bisa juga
Setelah saling melihat wujud dari suara yang tanpa rupa menjadi suara dengan foto yang terpajang di hape...hahhaa...klise banget ga sih?
Juwita mengisyaratkan akan hatinya sudah tertambat ke lelaki yang baru dikenal dan baru juga ketemu via fotonya saja. lalu, "bagaimana dengan si pria?"
Jawabannya tentu tak lain sama juga dengan apa yang sudah dirasakan oleh juwita.
Tanpa kusadari suatu malam yang dingin ditemani gemintang di langit betun, ku beranikan diri untuk menyatakan apa perasaan hatiku terdalam ke juwita.
Renjana : "Juwita, malam ini mungkin kau akan takjub melihat banyak gemintang di langit betunku sekarang" sambil melihat begitu megahnya angkasa dengan kerlip bintang2 bertaburan
Juwita : dengan penuh tanya, "oh ya? kapan kah ku bisa melihat berdua dengan kakak ya?" ungkapan yang membuat sedikit sesak dadaku...
Renjana : harapan itu sedikit menyiksaku, "Tentu saja akan tiba waktunya jika kita memang dipertemukan sebagai jodoh" sebuah kata yang diplomatis sebagai ungkapan penuh pengharapan kepada sang pencipta
Juwita : menghela nafas, "fotonya keren hlo kak, kakak renjana mirip dengan ariel" tersipu malu
Renjana : salting senyum2 sendiri, "gombalan udah jadul itu, preet" tengilnya keluar lagi..hahha seneng loh dipuji sama orang yang dikagumi ciee...
Juwita : meyakinkan ke padaku, "seriusan lagi kak"
mulai roman picisan nih...
Renjana : "iya, makasih ya juwita cantik" dengan senyum termanis dari lubuk hatiku..sentimentil dah..
"oh ya juwita, setelah sekian lama kita berteman dari awal yang adu tengil sampai sekarang sentimentil begini perasaanku terhadapmu...tak tau ini apa namanya ya...apa ini yang namanya jatuh cinta? kalo iya berarti ku tlah jatuh hati padamu juwita" dengan penuh penghayatan dan tahan sesak dada akan perasaan ini.
Juwita : dengan nada yang tenang diapun menjawab dengan hati2, "Iya kak, mungkin apa yang kakak rasain ke juwita itu sama halnya apa yang juwita rasain ke kakak...tiap waktu juwita pengennya tau keadaan kakak terus entah apa ini....yaa...mungkin kakak benar ini cinta kak" didukung dengan dinginnya angin malam yang bergemitang bertaburan di langit betun.
dengan perasaan yang saling terungkap di malam yang indah nan romantik ini. menandakan bahwa kita saling mencinta satu dengan yang lain.
Kita sepakat untuk menjalin kisah ini sampai kita dipertemukan ke titik peraduan.
bersambung...
Comments
Post a Comment