Peristiwa terjadinya percakapan telepon salah sambung yang terjadi tanpa adanya rekayasa, terstruktur dan sistematis antara dua insan manusia.
Sempat kaget karena ada telepon yang berdering saat siang hari sehabis istirahat dengan nomor yang tak ku kenal. Dalam hati, "siapa ini yang telepon siang2 begini?" Hapeku ambil dan kuangkat telepon tersebut.
"Wah, aku tak kenal perempuan dengan logat bicara orang timur ini? Kulancarkan saja aksi tengil sok kenal sok dekat hahaha...dia yang telepon ini" #muka jahil
Nona timur : "hallo, ini siapa ya?" Awalan dari nona dengan rasa penasarannya
Mas jawa : "hla ini siapa? Kan kamu yang telepon, kok malah tanya aku siapa?" Antusias penasaran tak kalah dengan nona
Nona timur : "siapa yang telepon duluan? Bukannya kamu?" Dengan nada nyolotnya
Mas jawa : sambil mengingat kembali waktu, "hei..nona sembarangan menuduh , aku tak pernah merasa telepon ataupun miscall nona"
Nona timur : "jelas2 kemaren miscall kok masih mengelak.." sambil menyebutkan nama2 orang yang dikenalnya
Mas jawa : tak kalah penasaran ku sebut saja kenalan anak timur yang ku kenal juga, "ini adiknya andre ya? Dapat nomerku dari andre ya?"
andre adalah rekan kerjaku yang diplot dilapangan sebagai assisten suveyor asli dari betun lebih tepatnya pribumi
Nona timur : karena kesal dengan orang yang diteleponnya diapun makin menaikkan tensi penyerangan, "udahh...ngaku aja sih, ini kak walid ya? Udahlah kak ngaku aja" dengan ekspresi geregetannya
serangan demi serangan terjadi dengan sengitnya, sampai hampir setengah jam berlangsung.
Menariknya si nona ini tak mau kalah juga, ya sudah makin ku tambah lagi aksi tengilku.
Berawal dari aksi saling tengil muncullah rasa ingin tau lebih dan pengen terus bertengil ria dengan nona timur. Pucuk dicinta ulampun tiba, si nona timur merespon dengan kekesalannya karena ternyata ada orang yang setengil itu melebihinya. "Hahha..misi mode tengil pun sempurna" ocehku dalam hati.
Sebut saja namaku renjana, mas jawa yang terdampar di daerah timur korban mutasi pekerjaan. Aku sosok pria jawa dengan kulit sawo matang dengan postur tak terlalu tinggi berambut lurus dengan sisiran dibelah tengah.
Sedangkan nona timur sosok perempuan muda dengan pribadi yang menyenangkan, mandiri dan sedikit manja. Posturnya sintal dengan wajahnya yang manis khas indonesia timur.
Perkenalan yang tak disangka-sangka hahha.."dasar nona timur, tapi lumayan buat sparing berantem" ocehku dalam hati
karena tak kunjung ada titik temu dari perdebatan via telepon itu. Akhirnya ku mengalah dan ku ajak untuk berdamai.
Setelah gencatan senjata terjadi, kamipun saling berkenalan sebagai teman.
Juwita nama yang terdengar mempesona, itu nama yang terlontar dari bibir nona timur. Setelah saling mengenal, kamipun sepakat untuk tetap berteman dan saling mengisi ketengilan satu sama lain.
Semenjak terdampar di pulau timur tepatnya di nusa tenggara timur. Keseharianku lalui dengan bekerja dan bekerja dari pagi hingga pagi menjelang karena kantorku merupakan bascame yang berada di luar pemukiman penduduk, mau nyari pulsa saja musti naik motor kurang lebih 15 sampai 20 menit. Kebayangkan kalau di daerah jarak tempuh segitu jauh juga, boro2 macet, motor saja baru masuk tahun 2000 an pertengahan.
Betun, malaka tengah yang berdekatan dengan perbatasan dari timor leste domisiliku sekarang hingga proyek selesai. Proyek saluran irigasi yang sekarang aku ikut andil disitu merupakan proyek dari pemerintah dimana pendanaannya bekerja sama dengan negara jepang.
Aku paling muda diantara rekan kerja membuatku haus akan suasana baru. Semenjak perkenalanku dengan juwita, nampaknya salah satu solusi dari rasa haus darah mudaku akan rutinitas yang mulai monoton permanen ini sedikit terisi.
Gelak tawa dan ketengilannya yang suka nyolot kalo berdebat membuat seolah ruang kosong itu kembali terisi dengan kehangatannya.
setiap hari serasa hidup akan suasana baru dan juwita memberikan warna baru buat keseharianku.
Hingga tanpa kusadari, rasa nyaman mulai hinggap di hatiku. Demikian juga dengan juwita, dia sering bercerita dengan riangnya seolah hidupnya sungguh berwarna saat kita berbincang baik via pesan singkat ataupun via telepon.
Keseharianku yang awalnya monoton, sudah kembali berwarna. Dalam bekerjapun rasanya semangatku berkobar terus tanpa kusadari.
Apakah ini efek dari seorang nona timur? Ntah, akupun tak tau..
Setiap kali telepon, juwita sering bercerita akan suasana tempat tinggalnya yang kubayangkan disitu tempat yang ramai, banyak para pedagang, dan lingkungan itulah yang membuatnya jadi anak yang ceria. Tak seperti di betun tempat tinggalku sekarang.
juwita juga bercerita, dia merupakan anak dari keluarga bugis (suku asal sulawesi). Suku bugis terkenal semenjak dahulu merupakan pengarung samudra, yang berkelana untuk berdagang dari satu tempat ke tempat lain melalui jalur laut. "nenek moyangku seorang pelaut..." nah itulah kira2 gambaran lingkungannya.
Aku heran dengan hubunganku dengan juwita, kita sama lain blm pernah bertemu kok bisa rasa kita makin erat? Apa faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?
"juwita...juwita, kau buat hatiku bergejolak. Inginku menghampirimu dan kunyatakan getaran hatiku padamu".
Namun, jarak tak bisa ku bohongi kau jauh di manggarai, NTT. kami terpisah pulau. Jika ku harus ke sana, dari domisiliku perjalanan dengan transportasi darat ke pelabuhan tenau, kupang saja, sudah 7 jam, dilanjutkan naik kapal ke manggarai kurang lebih juga seharian ditambah dari pelabuhan musti jalan darat lagi, kurang lebih begitulah kira2 jaraknya.
juwita dengan cerianya menyampaikan perkenalan hubungan dia denganku kepada teman dan saudaranya. Hal inipun diceritakan pula kepadaku, dengan semangat cerianya juwita.
selang beberapa bulan berselang kamipun semakin akrab. Hampir tiap malam kami saling bergantian telepon hingga larut malam.
Hingga suatu sore sehabis pulang bekerja sesuatu yang menjadi misteripun terungkap.
Misteri salah sambung itu terungkap dengan jelas. Aku berbincang dengan rekan kerjaku, sebut namanya om rahman. Beliau orang timur yang memiliki perawakan wajah khas orang timur exotis, postur lumayan tinggi dan seorang yang melankolis.
Awal mula saat kita berbincang sore hari menjelang magrib, tiba2 om rahman melontarkan pertanyaan yang membuatku kaget. "renjana, bagaimana hubunganmu dengan nona manggarai lancar kah?"
"hloo...kok om rahman tiba2 tanya seolah tau hubunganku dengan juwita?" Ocehku dalam hati keheranan.
ku jawab dengan nada penasaran, "tau dari mana om? Memang aku pernah cerita ke om rahman soal nona manggarai?"
Melihat rasa penasaranku om rahman tertawa penuh misteri. Makin penasaranlah ku jadinya. Ku perjelas lagi pertanyaanku dengan penuh curiga ke om rahman. "Om rahman serius nih, tau dari mana?" masih dengan muka misterius dan ketawa om rahman tak mau melanjutkan lagi. Makin penasaranlah.
Memang beberapa kali om rahman memperhatikanku saat telepon senyum2 sendiri tak jelas.
Celotehku dalam hati, "wahhh..barangkali tanpa sengaja om rahman mendengar saatku telepon dengan juwita".
setelah ku desak akhirnya om rahman mau cerita. Ternyata ada korelasi antara salah sambung dengan om rahman. Hmm..kisah terjadi beberapa tahun lalu dimana om rahman pernah tinggal di manggarai dan menjalin kasih dengan orang manggarai.
Seseorang itu ternyata kakak dari juwita, namanya kak mawar sebut om rahman. Wallaaahh...om rahman ternyata yang misscall juwita lewat hapeku. Terkuak sudah misteri tragedi salah sambung yang membuat aku dengan juwita saling tengil waktu itu.
keselnya om rahman sudah tau sejak awal kenapa tidak bilang. Kebetulan memang om rahman itu seorang yang banyak diam tapi penuh misteri. Mungkin karena itu kak mawar kepincut dengannya.
Biasanya sih suka ngobrol sama dia, karena om rahman itu teman kerja satu ruangan denganku jadi tiap hari mayoritas waktu ku habiskan bersama dengannya.
Sambil cerita om rahman ketawa terus membulliku. Malu juga sih....hahha...udah dirahasiain supaya gak dibully sama om rahman, eh ternyata skak mat. Haduh..mau ditaruk dimana mukaku.
sembari mengambil sebatang rokok gudang garam filternya om rahman terus cerita tentang kisahnya. Ternyata dahulu pernah terjalin kasih asmara dia dengan kak mawar sebelum bertemu dengan jodohnya sekarang. Om rahman merupakan seorang plaboy karena punya pacar lebih dari 1 dan sering bergonta ganti pacar. Sekarang om rahman sudah memiliki 4 orang jagoan yang tinggal di kota kupang. Produktif sekali sih om rahman ini..hahaha..
Mengakhiri ceritanya om rahman titip salam kepada kak mawar via juwita. "renjana, be titip salam e deng lu pung nona, tolong sampaikan ke kakaknya" tanpa berkata lagi ku anggukkan kepala tanda setuju.
Semenjak terungkapnya misteri dibalik telepon salah sambung. Ku ceritakan ke juwita tentunya.
Aku dan juwita kala berjumpa via suara, kuceritakan bab salah sambung yang waktu itu terjadi. Akhirnya ketahuan juga biangnya ternyata orang yang pernah dekat dengan kakaknya. Kami nostalgia awal pertama kenal dari salah sambung dimana tak ada yang merasa mau dipersalahkan. Hahha...seketika tawa terpecah dalam sekian menit, ternyata kita korban usilnya om rahman.
Juwita awalnya juga kaget dan malah pengen menceritakan hal ini ke kakaknya yang pada saat itu masih single statusnya. Entah karena menunggu cinta dari lelaki pujaannya yaitu om rahman ataukah alasan yang lain.
Saat sedang asiknya ku berbincang dengan juwita, tiba2 om rahman lewat didepanku. Sambil membullyku, "ciee...makin mesra aja" sambil berlalu. "oe, om..sembarang sa ngomong" dengan logat timur.
Mukaku sedikit berubah memerah seketika itu...hahha. juwitapun sepertinya juga salah tingkah, karena mendengar celetukan om rahman. Terdengar dari nada bicaranya yg agak rancau setelah mendengar celetukan dari om rahman.
Hari2 ku lalui semakin lama getaran itu makin kuat kurasakan dalam hati. Entah rasa apa ini, adakah bunga itu mekar? Rasa ingin selalu tau tentang juwita menyesakan dada, "ayo cari tau segera!!" Itu bisikan yg selalu datang entah dari mana.
"Teruntukmu juwita perkenalan yang diiringi adu tengil berujung asmara penuh sentimentil berakhir kala senja memanggil pundakku tak kuat trus menggigil hati dan jiwa ikut andil" #Romantic #LoveStory
Mendadak saja ku jadi pujangga, banyak ku tuangkan ke dalam pesan singkatku pada juwita.
Bersambung....
Sempat kaget karena ada telepon yang berdering saat siang hari sehabis istirahat dengan nomor yang tak ku kenal. Dalam hati, "siapa ini yang telepon siang2 begini?" Hapeku ambil dan kuangkat telepon tersebut.
"Wah, aku tak kenal perempuan dengan logat bicara orang timur ini? Kulancarkan saja aksi tengil sok kenal sok dekat hahaha...dia yang telepon ini" #muka jahil
Nona timur : "hallo, ini siapa ya?" Awalan dari nona dengan rasa penasarannya
Mas jawa : "hla ini siapa? Kan kamu yang telepon, kok malah tanya aku siapa?" Antusias penasaran tak kalah dengan nona
Nona timur : "siapa yang telepon duluan? Bukannya kamu?" Dengan nada nyolotnya
Mas jawa : sambil mengingat kembali waktu, "hei..nona sembarangan menuduh , aku tak pernah merasa telepon ataupun miscall nona"
Nona timur : "jelas2 kemaren miscall kok masih mengelak.." sambil menyebutkan nama2 orang yang dikenalnya
Mas jawa : tak kalah penasaran ku sebut saja kenalan anak timur yang ku kenal juga, "ini adiknya andre ya? Dapat nomerku dari andre ya?"
andre adalah rekan kerjaku yang diplot dilapangan sebagai assisten suveyor asli dari betun lebih tepatnya pribumi
Nona timur : karena kesal dengan orang yang diteleponnya diapun makin menaikkan tensi penyerangan, "udahh...ngaku aja sih, ini kak walid ya? Udahlah kak ngaku aja" dengan ekspresi geregetannya
serangan demi serangan terjadi dengan sengitnya, sampai hampir setengah jam berlangsung.
Menariknya si nona ini tak mau kalah juga, ya sudah makin ku tambah lagi aksi tengilku.
Sebut saja namaku renjana, mas jawa yang terdampar di daerah timur korban mutasi pekerjaan. Aku sosok pria jawa dengan kulit sawo matang dengan postur tak terlalu tinggi berambut lurus dengan sisiran dibelah tengah.
Sedangkan nona timur sosok perempuan muda dengan pribadi yang menyenangkan, mandiri dan sedikit manja. Posturnya sintal dengan wajahnya yang manis khas indonesia timur.
Perkenalan yang tak disangka-sangka hahha.."dasar nona timur, tapi lumayan buat sparing berantem" ocehku dalam hati
karena tak kunjung ada titik temu dari perdebatan via telepon itu. Akhirnya ku mengalah dan ku ajak untuk berdamai.
Setelah gencatan senjata terjadi, kamipun saling berkenalan sebagai teman.
Juwita nama yang terdengar mempesona, itu nama yang terlontar dari bibir nona timur. Setelah saling mengenal, kamipun sepakat untuk tetap berteman dan saling mengisi ketengilan satu sama lain.
Semenjak terdampar di pulau timur tepatnya di nusa tenggara timur. Keseharianku lalui dengan bekerja dan bekerja dari pagi hingga pagi menjelang karena kantorku merupakan bascame yang berada di luar pemukiman penduduk, mau nyari pulsa saja musti naik motor kurang lebih 15 sampai 20 menit. Kebayangkan kalau di daerah jarak tempuh segitu jauh juga, boro2 macet, motor saja baru masuk tahun 2000 an pertengahan.
Betun, malaka tengah yang berdekatan dengan perbatasan dari timor leste domisiliku sekarang hingga proyek selesai. Proyek saluran irigasi yang sekarang aku ikut andil disitu merupakan proyek dari pemerintah dimana pendanaannya bekerja sama dengan negara jepang.
Aku paling muda diantara rekan kerja membuatku haus akan suasana baru. Semenjak perkenalanku dengan juwita, nampaknya salah satu solusi dari rasa haus darah mudaku akan rutinitas yang mulai monoton permanen ini sedikit terisi.
Gelak tawa dan ketengilannya yang suka nyolot kalo berdebat membuat seolah ruang kosong itu kembali terisi dengan kehangatannya.
setiap hari serasa hidup akan suasana baru dan juwita memberikan warna baru buat keseharianku.
Hingga tanpa kusadari, rasa nyaman mulai hinggap di hatiku. Demikian juga dengan juwita, dia sering bercerita dengan riangnya seolah hidupnya sungguh berwarna saat kita berbincang baik via pesan singkat ataupun via telepon.
Keseharianku yang awalnya monoton, sudah kembali berwarna. Dalam bekerjapun rasanya semangatku berkobar terus tanpa kusadari.
Apakah ini efek dari seorang nona timur? Ntah, akupun tak tau..
Setiap kali telepon, juwita sering bercerita akan suasana tempat tinggalnya yang kubayangkan disitu tempat yang ramai, banyak para pedagang, dan lingkungan itulah yang membuatnya jadi anak yang ceria. Tak seperti di betun tempat tinggalku sekarang.
juwita juga bercerita, dia merupakan anak dari keluarga bugis (suku asal sulawesi). Suku bugis terkenal semenjak dahulu merupakan pengarung samudra, yang berkelana untuk berdagang dari satu tempat ke tempat lain melalui jalur laut. "nenek moyangku seorang pelaut..." nah itulah kira2 gambaran lingkungannya.
Aku heran dengan hubunganku dengan juwita, kita sama lain blm pernah bertemu kok bisa rasa kita makin erat? Apa faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi?
"juwita...juwita, kau buat hatiku bergejolak. Inginku menghampirimu dan kunyatakan getaran hatiku padamu".
Namun, jarak tak bisa ku bohongi kau jauh di manggarai, NTT. kami terpisah pulau. Jika ku harus ke sana, dari domisiliku perjalanan dengan transportasi darat ke pelabuhan tenau, kupang saja, sudah 7 jam, dilanjutkan naik kapal ke manggarai kurang lebih juga seharian ditambah dari pelabuhan musti jalan darat lagi, kurang lebih begitulah kira2 jaraknya.
juwita dengan cerianya menyampaikan perkenalan hubungan dia denganku kepada teman dan saudaranya. Hal inipun diceritakan pula kepadaku, dengan semangat cerianya juwita.
selang beberapa bulan berselang kamipun semakin akrab. Hampir tiap malam kami saling bergantian telepon hingga larut malam.
Hingga suatu sore sehabis pulang bekerja sesuatu yang menjadi misteripun terungkap.
Misteri salah sambung itu terungkap dengan jelas. Aku berbincang dengan rekan kerjaku, sebut namanya om rahman. Beliau orang timur yang memiliki perawakan wajah khas orang timur exotis, postur lumayan tinggi dan seorang yang melankolis.
Awal mula saat kita berbincang sore hari menjelang magrib, tiba2 om rahman melontarkan pertanyaan yang membuatku kaget. "renjana, bagaimana hubunganmu dengan nona manggarai lancar kah?"
"hloo...kok om rahman tiba2 tanya seolah tau hubunganku dengan juwita?" Ocehku dalam hati keheranan.
ku jawab dengan nada penasaran, "tau dari mana om? Memang aku pernah cerita ke om rahman soal nona manggarai?"
Melihat rasa penasaranku om rahman tertawa penuh misteri. Makin penasaranlah ku jadinya. Ku perjelas lagi pertanyaanku dengan penuh curiga ke om rahman. "Om rahman serius nih, tau dari mana?" masih dengan muka misterius dan ketawa om rahman tak mau melanjutkan lagi. Makin penasaranlah.
Memang beberapa kali om rahman memperhatikanku saat telepon senyum2 sendiri tak jelas.
Celotehku dalam hati, "wahhh..barangkali tanpa sengaja om rahman mendengar saatku telepon dengan juwita".
setelah ku desak akhirnya om rahman mau cerita. Ternyata ada korelasi antara salah sambung dengan om rahman. Hmm..kisah terjadi beberapa tahun lalu dimana om rahman pernah tinggal di manggarai dan menjalin kasih dengan orang manggarai.
Seseorang itu ternyata kakak dari juwita, namanya kak mawar sebut om rahman. Wallaaahh...om rahman ternyata yang misscall juwita lewat hapeku. Terkuak sudah misteri tragedi salah sambung yang membuat aku dengan juwita saling tengil waktu itu.
keselnya om rahman sudah tau sejak awal kenapa tidak bilang. Kebetulan memang om rahman itu seorang yang banyak diam tapi penuh misteri. Mungkin karena itu kak mawar kepincut dengannya.
Biasanya sih suka ngobrol sama dia, karena om rahman itu teman kerja satu ruangan denganku jadi tiap hari mayoritas waktu ku habiskan bersama dengannya.
Sambil cerita om rahman ketawa terus membulliku. Malu juga sih....hahha...udah dirahasiain supaya gak dibully sama om rahman, eh ternyata skak mat. Haduh..mau ditaruk dimana mukaku.
sembari mengambil sebatang rokok gudang garam filternya om rahman terus cerita tentang kisahnya. Ternyata dahulu pernah terjalin kasih asmara dia dengan kak mawar sebelum bertemu dengan jodohnya sekarang. Om rahman merupakan seorang plaboy karena punya pacar lebih dari 1 dan sering bergonta ganti pacar. Sekarang om rahman sudah memiliki 4 orang jagoan yang tinggal di kota kupang. Produktif sekali sih om rahman ini..hahaha..
Mengakhiri ceritanya om rahman titip salam kepada kak mawar via juwita. "renjana, be titip salam e deng lu pung nona, tolong sampaikan ke kakaknya" tanpa berkata lagi ku anggukkan kepala tanda setuju.
Semenjak terungkapnya misteri dibalik telepon salah sambung. Ku ceritakan ke juwita tentunya.
Aku dan juwita kala berjumpa via suara, kuceritakan bab salah sambung yang waktu itu terjadi. Akhirnya ketahuan juga biangnya ternyata orang yang pernah dekat dengan kakaknya. Kami nostalgia awal pertama kenal dari salah sambung dimana tak ada yang merasa mau dipersalahkan. Hahha...seketika tawa terpecah dalam sekian menit, ternyata kita korban usilnya om rahman.
Saat sedang asiknya ku berbincang dengan juwita, tiba2 om rahman lewat didepanku. Sambil membullyku, "ciee...makin mesra aja" sambil berlalu. "oe, om..sembarang sa ngomong" dengan logat timur.
Mukaku sedikit berubah memerah seketika itu...hahha. juwitapun sepertinya juga salah tingkah, karena mendengar celetukan om rahman. Terdengar dari nada bicaranya yg agak rancau setelah mendengar celetukan dari om rahman.
Hari2 ku lalui semakin lama getaran itu makin kuat kurasakan dalam hati. Entah rasa apa ini, adakah bunga itu mekar? Rasa ingin selalu tau tentang juwita menyesakan dada, "ayo cari tau segera!!" Itu bisikan yg selalu datang entah dari mana.
"Teruntukmu juwita perkenalan yang diiringi adu tengil berujung asmara penuh sentimentil berakhir kala senja memanggil pundakku tak kuat trus menggigil hati dan jiwa ikut andil" #Romantic #LoveStory
Mendadak saja ku jadi pujangga, banyak ku tuangkan ke dalam pesan singkatku pada juwita.
Bersambung....
Comments
Post a Comment