Perjalanan mudik segera saya mulai sepulang bekerja pada hari jum'at, tiket sudah dipesan dan sudah ditangan. Pada awal minggu sudah janjian dengan teman sekantor untuk mudik bersama alias bareng. Kebetulan kita memiliki kampung halaman yang sama dan bukan sebuah settingan juga kalau keluarga kita pun tinggalnya dijogja. Awal pertama saya mengajak bareng, anom sebut saja teman saya itu, meng-iyakan dan akan memulai mudik bareng berbarengan dengan berakhirnya hari kerja diminggu ini.
Malam hari sebelum hari jum'at, waktunya packing pun terasa sudah menggodaku untuk menyiapkan kepulanganku. Ternyata bukan hanya saya saja yang tergoda dan terkesan kurang sabar untuk mempercepat hari supaya lekas berganti dia adalah istriku. Istriku dijogja bersama dengan anakku selalu menantiku dengan resah dan gelisah kenapa waktu tak kunjung tiba untuk bertemu dengan sang lelakinya. Awang pun menerawang jauh sebelum terjadi, sudah berada diantara para wanitaku yaitu anak dan istriku tercinta. Sambil menikmati waktu luang bersama meraka ditemani dengan canda dan tawa dari para wanitaku sungguh mendebarkan hati. Selepas-lepasnya anganku menerawang hingga akhirnya terlelap juga pelupuk mataku mengatup dengan mulai merapat serapat-rapatnya.
Pagi hari menjelang berakhirnya masa bekerja pada minggu itu, suasana hati sungguh tegang dan tidak sabar untuk segera mewujudkan angan semalam hingga ku tertidur pulas. Prosesi persiapan untuk merengkuh hati yang telah tertambat kepada kedua wanitaku yang sudah menanti kedatangan sang lelakinya. Persiapannya hanya sebuah botol minum untuk wanita kecilku yang sudah tidak sabar untuk menggunakannya untuk membungkus air minumnya. Beberapa waktu yang lalu dengan sengaja pergi dan kebetulan juga bertepatan kopi darat dengan teman lama di sebuah mall didaerah serpong, tangerang selatan. Sudah ku jajakan untuk anakku tersayang yang selalu mencariku saat bangun tidur dan sebelum tidur karena setiap ku berada disampinggnya selalu menemani wanita kecilku ini. Hal yang sama dengan apa yang kurasa sekarang dimana gundah gulana menanti waktu itu tiba. Waktu beranjak menerang pertanda waktu bergulir dan haripun akan segera berganti.
Memulai pekerjaan dengan segala kegelisahan yang ada memang memaksaku untuk segera menyelesaikan pekerjaan yang sudah hampir selesai. Dengan kecepatan tanpa batas akhirnya waktu pun sore menjelang, pekerjaan yang sudah terselesaikan akan segera dikirim ke yang berkuasa akan hasil dari apa yang kukerjakan. Namun, apa yang sudah ku rencanakan semua akan tergerus sedikit demi sedikit. Menjelang pulang akhirnya kukirimkan hasil pekerjaanku ke yang berhak, dengan sedikit tergesa segera kusiapkan diri untuk bergegas pulang untuk mengembalikan si supri nama motor kesayanganku yang selalu ada saat kubutuhkan ke kos. Naas, sang penguasa memberikan interuksi untuk segera mencetak hasil pekerjaanku yang sudah ku kirim tadi. Mencetak hasil pekerjaan yang berhari-hari kukerjakan itu butuh waktu dan menyita perasaanku untuk bergegas, karena lumayan berlembar-lembar. Woi...ini waktu sudah mencekam, tiket sudah dibantu si anom dan sudah pula mencetaknya untukku berangkat mudik. Dengan hela nafas yang menahan detakan dada yang semakin kencang, ku cetak saja dengan segala daya upayaku. Sungguh beruntung masih ada teman-teman yang mau membantu untuk mencetak hasil karyaku. Asikkk...ada yang membantuku, dengan hela nafas lega ku giatkan proses mencetak dengan segala bala bantuan yang ada. Sambil mencetak dering telponku memanggilku untuk memeluk dengan genggaman tanganku ini, sudah merindunya dering telpon semakin lama semakin memuncak. Ku genggam dan ku tempelkan ke sebelah telingaku dan suara terdengar gelisah kudengar, "Woii...sudah sampai mana, tiket sudah ditangan tinggal tunggu bis menjemput?" itu suara sungguh memekik sampai ke dada. Debaran jantungku semakin lama semakin meningkat kembali dengan nada sedikit kutahan debaran dada ku jawab, "sik...bro, masih dkantor ada tugas dadakan yang musti kukerjakan segera". Ku berpacu dengan waktu yang sudah semakin senja, tepat setengah 6 sore menjelang magrib proses mencetak sudah selesai. Sehabis mencetak tak lantas selesai begitu saja tugasku karena masih harus menyerahkan ke orang sudah mendapatkan mandat dari sang penguasa di samping gedung yaitu asisten rumah tangga sang penguasa karyaku. Dengan sigap ku ambil map dan kumasukkan hasil karyaku dan segera ku hantarkan ke perwakilan sang penguasa. Sambil berjalan tergesa ku telpon si lubera teman kosku yang kebetulan masuk malam, dengan nada berharap ku minta pertolongan dia untuk mengantarkanku ke agen bis menuju ke jogja, pucuk ulam pun tiba dia bersedia. Setelah kusampaikan berkas karyaku ke orang yang berhak lanjut ku kembalikan si supri ke garasi kos.
Telpon kembali berdering, dalam hati kuberkata ini pasti panggilan dari anom yang sudah tidak sabar menungguku. Benar saja, anom memberi kabar kalau bis sudah datang. Membelalak mataku menatap kosong sejenak sembari berfikir apa strategi yang cepat dan tepat sampai di pemberhentian bis tersebut. Panggilan dari temanku sebut saja yenk yang membuyarkan perencanaanku, " Mas, sampean mau mulih jogja?" dengan logat yang dibuat sejawa mungkin. Ku jawab dengan sentimentil, "yo'i pak!" dengan senyum sumbarku. Sambil berpamitan ku genjot si supri dengan brutal dan ku tarik tuas gasnya dengan lancang. Beberapa menit kemudian sampailah ke kosan, dengan segala keburu-buruanku, ku panggil si lubera untuk bergegas sembari kuambil kantong bekalku.
Gassss, itu kata yang keluar dari mulutku sembari naik ke boncengan motor lubera. Dengan segala tenaga ditarik gas motor oleh lubera sembari berbincang. Alangkah apesnya jalan mulai menggila penuh suara motor dan mobil yang mengeluarkan gas buang semakin memanaskan suhu tubuhku yang sudah panas dari tadi. Bunyi berdering kembali, ku angkat telpon dari si pak anom lagi yang dengan nada menyiksa memberikan kabar kalau bis sudah jalan. Whats? sudah jalan? ku teriakan untuk lekas tarik makin kencang lagi gas motor. Dengan segala daya dan upaya ku kejar bis yang tak kunjung terlihat karena memang jam pulang masyarakat di kota jakarta sungguh menyesakkan jalan yang tak kunjung tambah melebar. Ujung dari kegalauan akhirnya memuncak juga, telpon berdering kembali dan mendapatkan kabar kalau bis sudah masuk pintu tol. Namun, dengan berbekal rindu tebalku ke para wanitaku ku tak menyerahlah. Bodoh! itu yang pas untuk orang yang menyerah. Info dari pak anom, coba ke terminal kalideres siapa tahu masih ada bis yang belum berangkat dan masih ada satu tiket tersisa untukku.
"Lubera, putar balik ke terminal kalideres" dengan nada yang penuh semangat kusampaikan ke lubera. Dia dengan sigap langsung banting kemudi ke arah kalideres untuk menjemput harapan tersisa. Kemacetan ku tembus untuk kedua wanitaku, akhirnya sampailah di terminal. langsung ku turun dan berlari ke agen bis yang dulu pernah saya datangi saat mudik lebaran. Ternyata masih ada satu tiket untukku, huftt...syukurlah masih ada. Lubera sengaja tak minta tolong untuk menungguku buat jaga-jaga kalau sudah tidak ada tiket tersisa. Setelah kudapatkan tiket, ku kembali menemui lubera untuk menyampaikan terima kasih dan pinjam duit hehehe...karena belum sempat ambil di ATM. Sudah minta tolong mengantar ditengah kemacetan ehh...masih juga direpotin dengan pinjaman duit, sungguh cerdas tapi tak bermoral betul diriku ini.
Setelah kudapati bis akan segera berangkat, ku berpamitan dengan lubera dan langsung masuk ke bis yang akan membawaku pulang ke para wanitaku tersayang. Setelah pemeriksaan tiket, bis pun meluncur ke arah dimana para wanitaku tersayang menantikan lelakinya. Bis masih beberapa bangku yang kosong barangkali penumpangnya berada di agen bis diluar terminal kalideres. Benar ternyata dugaanku, para penumpang memenuhi bangku yang kosong di agen luar terminal yaitu agen di daerah kapuk kamal. Setelah ambil penumpang dari agen tersebut berangkat kembali dengan gas tipis-tipis karena maklum malam liburan dan waktunya para pencari nafkah untuk pulang ke peraduan. Bis pun masuk tol menuju arah kota tujuan dari masing-masing penumpang, kebanyakan para penumpang akan menuju jogja. Sambil menikmati perjalanan sayapun terlelap dan tertidur.
Perjuangan ternyata belum berakhir, perjalanan sampai di cikarang, di lokasi jalan yang masih dalam ada pekerjaan proyek jalan kereta LRT. Info lebih lanjut apa itu LRT (Ligt Rapid Transit) cek di tautan dibawah ini :
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang berencana membangunan light rapid transit (LRT).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Saja Perbedaan LRT, MRT, dan KRL?", https://megapolitan.kompas.com/read/2015/07/03/07501531/Apa.Saja.Perbedaan.LRT.MRT.dan.KRL.?page=all.
Penulis : Alsadad Rudi
Walah macetnya luar biasa, macet karena pekerjaan proyek ini pengerjaanya sebagian besar dikerjakan pada malam hari, kebetulan perjalanan dari kalideres merupakan bis terakhir yang berangkat dari sana sudah malam. Selain itu juga, proyek ini juga selama libur lebaran sempat berhenti dan baru efektif kembali dikerjakan baru sehabis lebaran. Untuk mengejar ketertinggalan progres dari proyek ini makanya dikebut guna mengejar target di tahun ini 2019 sudah harus selesai sesuai interuksi dari presiden jokowi.
Kendaraan yang melintas harus sabar berjalan merayap karena ada penyempitan jalan di proyek LRT tersebut. Alhasil perjalanan tidak sesuai dengan jadwal yang ditargetkan yaitu perjalanan bis yang biasa ditempuh 12 sampai 14 jam dari jakarta sampai ke jogja, akhirnya mundur jadi lebih lama. Teman saya si anom yang sudah jalan duluan juga masih terjebak di cikarang kira-kira selisih satu jam dari bis yang membawaku ke jogja. Lolos dan berhenti untuk istirahat makan di indramayu yang biasanya jam 11 malam pun menjadi hampir subuh. Sampai di indramayu istirahat, saya yang belum sempat mengisi amunisi sudah sedari tadi protes, ku isikan dengan pop mi dan kopi hangat sebagai pengganjal perut. Lumayanlah buat mengganjal rengekan dari perutku, walaupun sebenarnya kurang memadai untuk kapasitas perut yang ku punya.
Setelah sejenak beristirahat, perjalananpun dilanjutkan kembali. Perut sudah terisi mata ku pun pelan-pelan terlelap. Ku kira sudah dekat dengan kota tujuanku, ehh ternyata ada proyek lain yang menghambat perjalananku untuk bertemu dengan para wanitaku tersayang. Proyek jalan dari cilacap, brebes, sampang sampai ke hampir memasuki kotaku tercinta yaitu jogja. Proyek pengecoran jalan memaksa lalu lalang kendaraan harus tersendat untuk antri melaju karena sistem buka tutup. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, hape berdering dan kulihat istriku tercinta yang sudah tidak sabar untuk bertemu. Dia juga mengabarkan kalau sang buah hati wanita kecilku sudah menunggu untuk mengajak bermain denganku. Sungguh dilema, emosi dan berangasan anganku berjibaku untuk meyakinkan kalau ini hanyalah mimpi, cukup dengan buka mata dan bangun ku sudah bisa menggapai mereka berdua. Sayang, hal itu bukanlah sebuah imajinasi tetapi ini merupakan kenyataan yang harus ku hadapi untuk waktu yang tidak bisa ku prediksi. Matahari sudah semakin menerang dan sampai sudah lepas dari tengah hari menuju ke terbenam kembali. Embari perjalanan yang tak kunjung sampai, anom mengabarkan kalau dia juga masih dalam perjalanan. Istrinya anom juga sudah mulai tidak terkendalikan amarahnya untuk bertemu dengan pujaan hatinya.
Perjalanan pulang kali ini saja belum berakhir, tetapi ku harus mulai mencari jalan untuk pulang kembali untuk berkarya. Tiket, ya tiket perjalanan kembali ku belum kunjung ku dapatkan. Terjadilah perbincangan dengan anom, sempat dia menawarkan tiketnya untukku, dia katanya dapat barengan dari temannya. Bingung waktu tawaran itu datang, masalahnya tempat untuk naik tiket bis tersebut lumayan jauh, hal tersebut menjadi kendala di waktuku bersama dengan kedua wanita tersayangku. Pemberangkatan jam 1 siang, sedangkan perjalananku menuju jogja saja masih harus ku terawang teramat dalam kapan sampainya. Baru mulai mau menerima penawaran dari anom, dia sudah membatalkan kembali apa yang dia tawarkan tadi, ternyata temannya memang tujuannya ibu kota namun harus menepi untuk bersinggah terlebih dahulu di purwokerto. Ku coba untuk mencari tiket kereta yang sempat ku lihat beberapa hari yang lalu apakah masih ada. Kemaren ku putuskan naik bis karena harga tiket perjalanan dengan menggunakan kereta api lambungannya sungguh dalam untuk kantongku. Setelah ku coba cek kembali via HP ternyata sudah tak tersisa satupun. Ku negosiasi dengan isriku untuk patungan beli tiket keretanya, hasilnya ternyata zonk. Alhasil, mau tidak mau sedini mungkin musti nyari tiket bis. Setelah perjalanan yang sungguh menyiksa bis pun tiba ditujuan, turun dari bis langsung kucari agen perjalanan untuk mendapatkan tiket kembali ke ibu kota untuk hari berikutnya. Agen bis sudah ketemu dan sudah mendapatkan tiket dengan sebuah keberuntungan karena tiket yang ku beli merupakan tiket tinggal satu-satunya. Wow, perjalanan yang tak kan mampu kulupakan dan tak terlupakan.
Ku pesan ojek online untuk menuju rumah para wanitaku tersayang sedang menantiku dengan harap-harap cemas. Selang setengah jam kemudian sampailah ku diperaduan para wanitaku, alangkah lepasnya rasa lelah yang selama perjalanan ku rasakan. Senyum tawa dari bibir kecil anakku tersayang membuat hatiku berbunga bak parfum yang harganya tak ternilai. Sesampainya langsung ku buka sepatu dan membuka buah tangan untuk anakku yang sudah menantiku tak sabar akan apa yang akan diterimanya. Sebuah botol minum yang sudah kusiapkan untuknya kubuka dan dia tersenyum dan tak sabar untuk membukanya dan memakainya. Namun, biungnya dengan nadanya yang khas dengan gerakan tangannya bilang, "no, itu masih belum dicuci nak, cuci dulu baru bisa dipakai itu nak!" Dengan gesit ditariknya tanganku dan dituntunnya masuk ke dapur untuk mencucinya. Sungguh tak terkira gembiranya anakku mendapati babanya pulang dan membawakannya buah tangan. Kemudian ku ajak untuk ke ruang dalam dengan alasan ku bebersih dulu ya nak dan dia pun mengangguk.
Sehabis mandi ku hampiri wanita kecilku tersayang untuk mengajaknya mandi karena sudah waktunya dia mandi. Ku sampaikan kepadanya, "ayo mandi dulu nak, habis mandi kita main lihat bebek!'' Melihat kumpulan bebek adalah acara favoritku dengannya, ku ajarkan untuk menyapa dengan ramah si bebek sehingga dia kelak akan jadi penyayang akan ciptaan tuhan. Manjanya pun keluar dari wanita kecilku ini, dia seakan tahu mengekspresikan perasaan rindunya kepadaku. Dia menurut denganku, padahal kalo dengan bundanya atau neneknya kalo disuruh mandi susahnya sampai bikin emosi tingkat dewa kata istriku. Sehabis mandi kami pun berangkat untuk jalan-jalan melihat bebek. Anakku mau naik sepedanya yang selalu dia tunggangi saat berjalan bersamaku melihat bebek. Alangkah bahagianya diriku melihat senyum renyah dari bibir mungilnya.
Sesampainya melihat bebek, ternyata bebek yang dulu sudah besar-besar sudah berganti dengan bebek kecil. Mungkin bebek yang besar sudah laku dijual oleh pemiliknya. Hal tersebut tidak anakku endahkan yang penting bisa bersamaku melihat bebek. Dia merancau sekenanya sembari mengajak bebek-bebek kecil itu berbincang. "Hai, bebek...hai...mimik" itu kata-kata yang keluar dari bibirnya, ah lucunya anakku ini. Dia sekarang baru menginjak usia 23 bulan. Sehabis menikmati polah dari bebek-bebek kecil yang sedang berenang di parit, Ku ajaklah untuk kembali ke rumah karena waktu sudah hampir malam. Azan magribpun berkumandang, ku ajaklah anakku untuk sholat berjamaah di masjid sebelah rumah, dengan repotnya dia langsung lari minta ke bundanya untuk mencarikan mukenanya. Bundanya dengan sabar mencarikannya dan mengenakannya ke anakku. Kita pun ke masjid, sesampainya di masjid dia melihat anak-anak yang usianya lebih tua darinya yang asik berbincang dengan temannya. Mau ikut bermain namun masih canggung, kadang lari ke mereka namun lebih melihat dan memperhatikan mereka bermain, maklum masa penirukan, jadi apa-apa ditirukan. Saat sholat badannya menggelendotku tanpa jeda hingga selesai. Hahaha...sehabis sholat magrib menjelang pulang kami dihampiri oleh simbah-simbah yang menyapa kami. Beliau menyapa dengan mengulurkan tangannya dan mencubit pipi anakku, maklum pipinya rawan towelan alias seperti bakpau. Sedikit terjadi perbincangan dengan simbah dan tak lama kemudian kamipun melangkah pulang dengan kecerian di raut wajah sembari berjalan dengan gagah, apalagi anakku yang dengan bangganya menggandeng tangan lelakinya.
Sesampai rumah kamipun menikmati malam mingguan dari mainan boneka, menggambar sampai cerita dongeng. Sampai akhirnya rasa kantukpun datang pada wanita mungil tersayang. "mik...cu..cu", akhirnya terucap juga dari bibir mungilnya yang sedari tadi tanpa jeda merancau bersama babanya. Setelah dibuatkan oleh bundanya ditariknya tanganku untuk menemaninya bobo. Pengalaman yang sungguh luar biasa, ini sangat ampuh untuk mengusir rasa penat selama bekerja dengan segala carut marut permasalahan yang ada. Ku peluk dan ku ajak merancau sampai akhirnya terlelap juga gadis kecilku. Setelah anakku bobo, bersama istriku sedikit berbincang hingga kamipun terlelap tanpa bisa ku tahan lagi.
Sepagi mungkin anakku bangun untuk kembali bermain denganku di halaman rumah lari kesana kemari dengan cerianya. Sambil bermain sambil makan, maklum kalo pagi biasanya anakku sudah bisa minta makan kalau merasa lapar. Pengambilan nada untuk menyampaikan apa yang dia rasa tuh lucu sekali sampai kalau ingat tingkah polahnya seringku tersenyum sendiri mengawanglah imajinasiku. misalnya saja soal minta makan, ''bunda....mam pakek cociss" salah satunya itu yang sering membuatku berimajinasi saat sedang di kosan.
Perputaran waktu yang iri dengan kebersamaanku dengan keluarga kecilku membuat gerakku semakin sempit untuk berlama-lama dengan mereka. Tiket perjalanan kembali ke perantauan sudah menantiku jam 1 siang harus sudah kumpul di agen bis. Hmm...tak kuasa untuk menolak rasanya, harus kembali meninggalkan anakku denga istriku jauh dari peraduanku. Kebetulan saat kepulanganku kali ini kakak iparku sedang mengadakan syukuran kelahiran anaknya yaitu selapanan serta sekalian aqiqahan. Tapi mau bagaimana lagi panggilan tugas sudah menanti esok hari.
Perjalanan kembali akan segera dimulai kembali, untuk menyikapi hal tersebut sambil bercerita sambil ku selipkan pengertian untuk wanita mungil tersayangku kalau baba nya akan segera kembali bekerja di perantauan yaitu ibu kota dimana disana kehidupan sangat monoton untuk kesehariannya. Suatu saat nanti kau dan ibumu akan kubawa kesana supaya merasakan atmosfir dari alam ibu kota jakarta yang jauh berbeda dengan alam yang ada di jogja. Biasanya anakku sudah mulai menanyakan botol susunya, namun kali ini mulai untuk menahan sejenak guna mengantarkan senyum untukku berangkat menyusuri perjalanan menuju peraduan guna mencari nafkah untuk keluarga.
Saat lagi asik bemain dengan anakku, bapak mertua memberikan perintah untukku mengundang tetangga sekitar rumah. Bolehlah membantu walau hanya bantuan yang mungkin tak berarti buat kakak ipar dan keluarga namun mungkin baru ini yang bisa ku bantu buat mereka. Ku sampaikan kepada bapak untuk menyanggupinya, namun setelah ku keluar sebentar untuk mencari makan bersama anak dan istriku. Lumayanlah walau sebentar hanya untuk makan soto yang tempatnya tak begitu jauh dari rumah setidak-tidaknya waktu kebersamaan dengan keluarga kecilku berkualitas.
Sepulang dari makan soto, saya ganti baju dengan komitmen serapi dan sesopan mungkin untuk berangkat ke tetangga sekitar untuk mengundang mereka untuk menghadiri acara tasyakuran nanti sore. Ku datangi rumah pertama dengan pasag raut muka seramah mungkin dan kusampaikan maksud kedatangan bertamu ke rumahnya. Rumah pertama yang kudatangi adalah rumah syiva (mas pur), namun sayangnya mas pur tidak berada dirumah karena sedang bekerja disawah, ya sudah saya sampaikan saja ke istrinya yang kebetulan berada dirumah. Setelah itu lanjut kerumah berikutnya yaitu tempat mbah harjo dan mas sarjito, disana saya disambut oleh anaknya yang kebetulan mudik dari bekasi untuk berlibur bersama keluarga. Mengisi liburan sekolah anak-anaknya diajak ke jogja. Baru mau menyampaikan maksud kedatanganku ke rumah mereka, anakku tersayang terlihat mendatangiku diantar oleh kakeknya alias bapak mertuaku. akhirnya sama tuan rumah diajak masuk untuk menemaniku bertugas. hahaha...memang anakku rindu berat dengan baba nya rupanya sama sih sebetulnya. Sedikit mengobrol dengan basa-basi kusampaikan apa yang menjadi maksud dan kedataganku ke kediaman mereka dan lanjut ke rumah berikutnya.
Rumah berikutnya merupakan tempat bermain anakku yaitu rumah mbahnya dari teman mainnya anakku yaitu dafa. Saya ketuk pintu dan menghaturkan salam untuk bertamu ke rumah kediaman mereka. Dibukalah pintu rumah mereka dan dipersilakan masuk dan duduk untuk para tamu. Sedangkan anakku langsung menghampiri dafa yang lagi asik bermain dengan mainannya. Simbah kamijan (nenek dari dafa) sedang menggendong adiknya dafa yang sudah berumur 7 bulan jalan. Nah, ini cerita sedikit sedih dariku untuk anak dari mb esti (ibu dari dafa) yang merupakan anak Down Syndrome (DS) usaha dari kedua orang tua nya sudah pasti berat untuk menerima kenyataan yang mungkin lebih berat dari apa yang orang lain kebanyakan hadapi. Anak perempuan yang dikandung dan didamba selama 9 bulan ternyata memiliki keistimewaan. Berbeda dari kebanyakan anak lainnya merupakan sebuah fakta yang harus dihadapi dan dirawat dengan istimewa. Namun, saya melihat keluarga dari dik nana, panggilan anakku untuk adik dafa sungguh tegar menghadapi cobaan yang mereka dapatkan dari tuhan. Tetap semangat untuk merawat dan membesarkan anakknya yang istimewa tersebut dengan segala kasih sayang yang sama dengan apa yang sudah mereka kasih ke dafa. Ok, lanjutkan cerita jadi tamu. Kebetulan para lelaki tempat mb kamijan sedang berada di luar rumah untuk itu ya kusampaika kepada simbah kamijan saja sebagai perwakilan dari keluarga. Ku sampaikan apa yang menjadi misi ku datang ke kediaman mereka dan simbah pun berterima kasih untuk undangannya dan akan datang memenuhi undangannya. Saat berbincang dengan simbah yang sedang menggendong dik nana, masuklah mb esti baru dari luar rumah entah ke warung atau darimana. Menyapaku dan menyalamiku dengan senyum khas orang di kampung, sangat renyah sekali mereka saat kedatangan tamu. berbeda dengan apa yang ada di kota metropilitan seperti di jakarta sana, kebanyakan tamu mengantarkan paket atau hanya sekedarnya saja. jarang mereka menerima tamu, paling orang yang benar-benar dekat dengan meraka saja. Sama tetangga belum tentu juga saling sapa, mereka lebih egois dari apa yang kita bayangkan. Mb esti, bercerita kalo dalam waktu dekat akan membawa dik nana berobat ke jakarta tepatnya RSCM hal ini dikarenakan jantung dari dik nana ada yang katubnya tidak menutup dengan sempurna semacam itulah. Oh, iya kudoakan semoga semua berjalan dengan lancar dan kusampaikan ke mb esti dan mbah kamijan kalau anak dan cucu mereka merupakan anak yang istimewa. Tetap semangat dan jangan biarkan dik nana berjalan sendirian mb esti dan keluarga tetap mendukung dan mencurahkan segala kasih sayang untuk dik nana. Dik nana you're the best and istimewah. Setelah dirasa cukup dalam bersilaturahmi akhirnya ku ajak anakku untuk berpamitan.
Waktu semakin sempit sodaraku, ku siapkan apa yang mau ku bwa ke perantauan. Istriku menyiapkan bekal untukku diperjalanan nantinya. Jam tidur anakku sudah memanggil dia minta dibuatkan susu. Sama bundanya dibuatkannya susu dengan botolnya yang bergambar sapi. Setelah itu ditariknya tanganku untuk menemaninya ke kamar untuk bobok. karena waktu sudah menunjukkan penghakimannya untukku segera beranjak untuk berangkat kembali berjibaku dengan para pengendara kendaraan bermotor melintasi jalan yang tak juga kunjung bertumbuh. Ku pamiti anakku dengan senyum termanisku (ku buat), sebenarnya ini berat banget sumpah, dalam hati sangat teriris lebih sakit dari yang namanya diputusin saat pacaran. Istriku yang sudah menyelami perasaanku pun tak tahan membendung air matanya. Tapi sebagai lelaki mereka ku harus kuat dan tegar menghadapi fakta yang sedang kualami ini. Apapun itu semuanya kulakukan ikhlas untuk mereka anak dan istriku. Tanpa kuhiraukan perasaanku sendiri ku ambil tas dan perbekalan sembari memakai sepatu selasai. Istriku sudah memesankan ojek online untuk mengantarkanku ke Agen bis yang akan mebawaku menyusuri perjalanan panjang kembali. Ku gendong anakku dan kusampaikan kalau ku pergi untuk bekerja dan anakku mengangguk taulah apa arti ari anggukannya namun itu perasaanku mengatakan itu dalam maknanya.
Akhirnya ojek online sudah datang dan ku ambil helm yang disodorkan kepadaku. Kunaik ke jok belakang motor dan ditarik pula tuas gas oleh drivernya. Perjalanan lumayan panas dan macet namun waktu masih cukup untuk sampai ke agen bis. Sesampainya di agen bis, ternyata masih belum datang bisnya. Kutunggu sembari merenungkan apa yang sudah terjadi selama semalam sampai tengah hari ini. Tak kutemukan jawaban yang kucari karena pikiran lagi kurang baik memfokuskan diri. Bis yang dinantikan pun sudah tiba dan membawaku kembali ke ibu kota. Sembari jalan di atas bis anom memberikan kabar melalui pesan direct, mengabarkan kalau dia juga baru sampai agen bis dekat kediamannya. Saat kulewati agen bis anom terlihat melambaikan tangan. Akhirnya perjalanan ku habiskan untuk istirahat tidur sampai pemberhentian bis berikutnya. Saat kembali berjalan hmm...jalan macet kembali kulewati. Banyak kulihat pengemudi kendaraan motor dan mobil pribadi bahkan bis yang cerdas sekali mencari celah yang bisa dimanfaatkan untuk menyalib kendaraan yang ada didepannya. Dalam hatiku mereka itu cerdas akan tetapi meraka tak bermoral celetukku dalam hati. Hal ini saya melihat jalan yang kita lalui sedang dalam perbaikan dengan sistem cor beton, sistem buka tutup namun mereka yang menyalib tidak mengindahkan keselamatan dan penghargaan buat para pengguna lain yang rela antri guna kelancaran perjalanan bersama. Sungguh ironis sekali moral para pengguna jalan itu. Sebal dan marahpun tak terelakkan, teriakan dari para penumpang lain yang meneriaki mereka yang menyalib dengan sangat tidak bermoral. Finaly bis terlambat sampai dijakarta dan menyebabkan keterlambatan waktuku untuk hadir ke Kantor sang penguasa.
Sampai peristirahatan dan pergantian sopir yang mengemudikan bis yang membawaku ke jakarta yaitu di indramayu subuh. Sejenak brhenti dan segera melanjutkan perjalanan, namun sampai cikarang macet kembali terjadi karena hari pertama kerja diminggu itu yaitu senin kebanyakan orang sedang berangkat melintas dijalan dengan tujuan yang ahmpir rata-rata sama yaitu kota jakata. Tanpa pikir panjang ku sampaikan pesan singkat ke orang kantor dan teman sebagian dan mengabarkan kalau hari ini ku masih diperjalanan menuju jakarta nanti kalau sebelum setengah hari sudah sampai ku langsung masuk kerja namun kalau lebih dari setengah hari ya sudah saya ijin tidak masuk kerja. Benar terjadi harusnya bis ke terminal kalideres (tempat tujuanku) namun karena sudah siang bis tidak melewati. Konon katanya kalau siang bis tidak boleh memasuki dan menurunkan penumpang di kalideres karena kapasitas terminal yang tidak memadai untuk menampung bis dari luar kota. Akhrnya menjelang setengah hari memasuki tol dalam kota dan melanjutkan ke bitung tangerang. Alangkah kagetnya para penumpang yang sebagian besar turun dikalideres, meraka protes tapi tanpa guna karena aturan yang sudah ada. Mau tidak mau akhirnya mengikuti aturan sampai akhirnya selepas setengah hari baru bis menuju kali deres sekalian untuk mengangkut penumpang yang akan ke jogja. Sampai kalideres akhirnya sudah menunjukkan jam 1 siang lebih. Turun dari bis ku pesan ojek online dan pulang ke kos tidur karena hampir 24 jam sudah ku berada di bis. Selama perjalanan istriku merancau kenapa g berangkatnya pagi di hari senin toh sampai jakarta juga sama aja. Tapi apa boleh buat semua sudah terjadi ya sudahlah. Masuk kos dan langsung menyalakan kipas angin ku lelapkan diri tenggelam dalam empuknya kasur. Itu cerita dari seorang yang menjadi Pejuang. Semoga pengalaman ini menjadi proses perjalananku yang selalu menjadi ceritaku untuk bekal nanti. Bahwa proses sebuah kehidupan itu tak selamanya sesuai dengan apa yang manusia rencanakan.
Perjuangan ternyata belum berakhir, perjalanan sampai di cikarang, di lokasi jalan yang masih dalam ada pekerjaan proyek jalan kereta LRT. Info lebih lanjut apa itu LRT (Ligt Rapid Transit) cek di tautan dibawah ini :
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang berencana membangunan light rapid transit (LRT).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Saja Perbedaan LRT, MRT, dan KRL?", https://megapolitan.kompas.com/read/2015/07/03/07501531/Apa.Saja.Perbedaan.LRT.MRT.dan.KRL.?page=all.
Penulis : Alsadad Rudi
Walah macetnya luar biasa, macet karena pekerjaan proyek ini pengerjaanya sebagian besar dikerjakan pada malam hari, kebetulan perjalanan dari kalideres merupakan bis terakhir yang berangkat dari sana sudah malam. Selain itu juga, proyek ini juga selama libur lebaran sempat berhenti dan baru efektif kembali dikerjakan baru sehabis lebaran. Untuk mengejar ketertinggalan progres dari proyek ini makanya dikebut guna mengejar target di tahun ini 2019 sudah harus selesai sesuai interuksi dari presiden jokowi.
Kendaraan yang melintas harus sabar berjalan merayap karena ada penyempitan jalan di proyek LRT tersebut. Alhasil perjalanan tidak sesuai dengan jadwal yang ditargetkan yaitu perjalanan bis yang biasa ditempuh 12 sampai 14 jam dari jakarta sampai ke jogja, akhirnya mundur jadi lebih lama. Teman saya si anom yang sudah jalan duluan juga masih terjebak di cikarang kira-kira selisih satu jam dari bis yang membawaku ke jogja. Lolos dan berhenti untuk istirahat makan di indramayu yang biasanya jam 11 malam pun menjadi hampir subuh. Sampai di indramayu istirahat, saya yang belum sempat mengisi amunisi sudah sedari tadi protes, ku isikan dengan pop mi dan kopi hangat sebagai pengganjal perut. Lumayanlah buat mengganjal rengekan dari perutku, walaupun sebenarnya kurang memadai untuk kapasitas perut yang ku punya.
Setelah sejenak beristirahat, perjalananpun dilanjutkan kembali. Perut sudah terisi mata ku pun pelan-pelan terlelap. Ku kira sudah dekat dengan kota tujuanku, ehh ternyata ada proyek lain yang menghambat perjalananku untuk bertemu dengan para wanitaku tersayang. Proyek jalan dari cilacap, brebes, sampang sampai ke hampir memasuki kotaku tercinta yaitu jogja. Proyek pengecoran jalan memaksa lalu lalang kendaraan harus tersendat untuk antri melaju karena sistem buka tutup. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, hape berdering dan kulihat istriku tercinta yang sudah tidak sabar untuk bertemu. Dia juga mengabarkan kalau sang buah hati wanita kecilku sudah menunggu untuk mengajak bermain denganku. Sungguh dilema, emosi dan berangasan anganku berjibaku untuk meyakinkan kalau ini hanyalah mimpi, cukup dengan buka mata dan bangun ku sudah bisa menggapai mereka berdua. Sayang, hal itu bukanlah sebuah imajinasi tetapi ini merupakan kenyataan yang harus ku hadapi untuk waktu yang tidak bisa ku prediksi. Matahari sudah semakin menerang dan sampai sudah lepas dari tengah hari menuju ke terbenam kembali. Embari perjalanan yang tak kunjung sampai, anom mengabarkan kalau dia juga masih dalam perjalanan. Istrinya anom juga sudah mulai tidak terkendalikan amarahnya untuk bertemu dengan pujaan hatinya.
Perjalanan pulang kali ini saja belum berakhir, tetapi ku harus mulai mencari jalan untuk pulang kembali untuk berkarya. Tiket, ya tiket perjalanan kembali ku belum kunjung ku dapatkan. Terjadilah perbincangan dengan anom, sempat dia menawarkan tiketnya untukku, dia katanya dapat barengan dari temannya. Bingung waktu tawaran itu datang, masalahnya tempat untuk naik tiket bis tersebut lumayan jauh, hal tersebut menjadi kendala di waktuku bersama dengan kedua wanita tersayangku. Pemberangkatan jam 1 siang, sedangkan perjalananku menuju jogja saja masih harus ku terawang teramat dalam kapan sampainya. Baru mulai mau menerima penawaran dari anom, dia sudah membatalkan kembali apa yang dia tawarkan tadi, ternyata temannya memang tujuannya ibu kota namun harus menepi untuk bersinggah terlebih dahulu di purwokerto. Ku coba untuk mencari tiket kereta yang sempat ku lihat beberapa hari yang lalu apakah masih ada. Kemaren ku putuskan naik bis karena harga tiket perjalanan dengan menggunakan kereta api lambungannya sungguh dalam untuk kantongku. Setelah ku coba cek kembali via HP ternyata sudah tak tersisa satupun. Ku negosiasi dengan isriku untuk patungan beli tiket keretanya, hasilnya ternyata zonk. Alhasil, mau tidak mau sedini mungkin musti nyari tiket bis. Setelah perjalanan yang sungguh menyiksa bis pun tiba ditujuan, turun dari bis langsung kucari agen perjalanan untuk mendapatkan tiket kembali ke ibu kota untuk hari berikutnya. Agen bis sudah ketemu dan sudah mendapatkan tiket dengan sebuah keberuntungan karena tiket yang ku beli merupakan tiket tinggal satu-satunya. Wow, perjalanan yang tak kan mampu kulupakan dan tak terlupakan.
Ku pesan ojek online untuk menuju rumah para wanitaku tersayang sedang menantiku dengan harap-harap cemas. Selang setengah jam kemudian sampailah ku diperaduan para wanitaku, alangkah lepasnya rasa lelah yang selama perjalanan ku rasakan. Senyum tawa dari bibir kecil anakku tersayang membuat hatiku berbunga bak parfum yang harganya tak ternilai. Sesampainya langsung ku buka sepatu dan membuka buah tangan untuk anakku yang sudah menantiku tak sabar akan apa yang akan diterimanya. Sebuah botol minum yang sudah kusiapkan untuknya kubuka dan dia tersenyum dan tak sabar untuk membukanya dan memakainya. Namun, biungnya dengan nadanya yang khas dengan gerakan tangannya bilang, "no, itu masih belum dicuci nak, cuci dulu baru bisa dipakai itu nak!" Dengan gesit ditariknya tanganku dan dituntunnya masuk ke dapur untuk mencucinya. Sungguh tak terkira gembiranya anakku mendapati babanya pulang dan membawakannya buah tangan. Kemudian ku ajak untuk ke ruang dalam dengan alasan ku bebersih dulu ya nak dan dia pun mengangguk.
Sehabis mandi ku hampiri wanita kecilku tersayang untuk mengajaknya mandi karena sudah waktunya dia mandi. Ku sampaikan kepadanya, "ayo mandi dulu nak, habis mandi kita main lihat bebek!'' Melihat kumpulan bebek adalah acara favoritku dengannya, ku ajarkan untuk menyapa dengan ramah si bebek sehingga dia kelak akan jadi penyayang akan ciptaan tuhan. Manjanya pun keluar dari wanita kecilku ini, dia seakan tahu mengekspresikan perasaan rindunya kepadaku. Dia menurut denganku, padahal kalo dengan bundanya atau neneknya kalo disuruh mandi susahnya sampai bikin emosi tingkat dewa kata istriku. Sehabis mandi kami pun berangkat untuk jalan-jalan melihat bebek. Anakku mau naik sepedanya yang selalu dia tunggangi saat berjalan bersamaku melihat bebek. Alangkah bahagianya diriku melihat senyum renyah dari bibir mungilnya.
Sesampainya melihat bebek, ternyata bebek yang dulu sudah besar-besar sudah berganti dengan bebek kecil. Mungkin bebek yang besar sudah laku dijual oleh pemiliknya. Hal tersebut tidak anakku endahkan yang penting bisa bersamaku melihat bebek. Dia merancau sekenanya sembari mengajak bebek-bebek kecil itu berbincang. "Hai, bebek...hai...mimik" itu kata-kata yang keluar dari bibirnya, ah lucunya anakku ini. Dia sekarang baru menginjak usia 23 bulan. Sehabis menikmati polah dari bebek-bebek kecil yang sedang berenang di parit, Ku ajaklah untuk kembali ke rumah karena waktu sudah hampir malam. Azan magribpun berkumandang, ku ajaklah anakku untuk sholat berjamaah di masjid sebelah rumah, dengan repotnya dia langsung lari minta ke bundanya untuk mencarikan mukenanya. Bundanya dengan sabar mencarikannya dan mengenakannya ke anakku. Kita pun ke masjid, sesampainya di masjid dia melihat anak-anak yang usianya lebih tua darinya yang asik berbincang dengan temannya. Mau ikut bermain namun masih canggung, kadang lari ke mereka namun lebih melihat dan memperhatikan mereka bermain, maklum masa penirukan, jadi apa-apa ditirukan. Saat sholat badannya menggelendotku tanpa jeda hingga selesai. Hahaha...sehabis sholat magrib menjelang pulang kami dihampiri oleh simbah-simbah yang menyapa kami. Beliau menyapa dengan mengulurkan tangannya dan mencubit pipi anakku, maklum pipinya rawan towelan alias seperti bakpau. Sedikit terjadi perbincangan dengan simbah dan tak lama kemudian kamipun melangkah pulang dengan kecerian di raut wajah sembari berjalan dengan gagah, apalagi anakku yang dengan bangganya menggandeng tangan lelakinya.
Sesampai rumah kamipun menikmati malam mingguan dari mainan boneka, menggambar sampai cerita dongeng. Sampai akhirnya rasa kantukpun datang pada wanita mungil tersayang. "mik...cu..cu", akhirnya terucap juga dari bibir mungilnya yang sedari tadi tanpa jeda merancau bersama babanya. Setelah dibuatkan oleh bundanya ditariknya tanganku untuk menemaninya bobo. Pengalaman yang sungguh luar biasa, ini sangat ampuh untuk mengusir rasa penat selama bekerja dengan segala carut marut permasalahan yang ada. Ku peluk dan ku ajak merancau sampai akhirnya terlelap juga gadis kecilku. Setelah anakku bobo, bersama istriku sedikit berbincang hingga kamipun terlelap tanpa bisa ku tahan lagi.
Sepagi mungkin anakku bangun untuk kembali bermain denganku di halaman rumah lari kesana kemari dengan cerianya. Sambil bermain sambil makan, maklum kalo pagi biasanya anakku sudah bisa minta makan kalau merasa lapar. Pengambilan nada untuk menyampaikan apa yang dia rasa tuh lucu sekali sampai kalau ingat tingkah polahnya seringku tersenyum sendiri mengawanglah imajinasiku. misalnya saja soal minta makan, ''bunda....mam pakek cociss" salah satunya itu yang sering membuatku berimajinasi saat sedang di kosan.
Perputaran waktu yang iri dengan kebersamaanku dengan keluarga kecilku membuat gerakku semakin sempit untuk berlama-lama dengan mereka. Tiket perjalanan kembali ke perantauan sudah menantiku jam 1 siang harus sudah kumpul di agen bis. Hmm...tak kuasa untuk menolak rasanya, harus kembali meninggalkan anakku denga istriku jauh dari peraduanku. Kebetulan saat kepulanganku kali ini kakak iparku sedang mengadakan syukuran kelahiran anaknya yaitu selapanan serta sekalian aqiqahan. Tapi mau bagaimana lagi panggilan tugas sudah menanti esok hari.
Perjalanan kembali akan segera dimulai kembali, untuk menyikapi hal tersebut sambil bercerita sambil ku selipkan pengertian untuk wanita mungil tersayangku kalau baba nya akan segera kembali bekerja di perantauan yaitu ibu kota dimana disana kehidupan sangat monoton untuk kesehariannya. Suatu saat nanti kau dan ibumu akan kubawa kesana supaya merasakan atmosfir dari alam ibu kota jakarta yang jauh berbeda dengan alam yang ada di jogja. Biasanya anakku sudah mulai menanyakan botol susunya, namun kali ini mulai untuk menahan sejenak guna mengantarkan senyum untukku berangkat menyusuri perjalanan menuju peraduan guna mencari nafkah untuk keluarga.
Saat lagi asik bemain dengan anakku, bapak mertua memberikan perintah untukku mengundang tetangga sekitar rumah. Bolehlah membantu walau hanya bantuan yang mungkin tak berarti buat kakak ipar dan keluarga namun mungkin baru ini yang bisa ku bantu buat mereka. Ku sampaikan kepada bapak untuk menyanggupinya, namun setelah ku keluar sebentar untuk mencari makan bersama anak dan istriku. Lumayanlah walau sebentar hanya untuk makan soto yang tempatnya tak begitu jauh dari rumah setidak-tidaknya waktu kebersamaan dengan keluarga kecilku berkualitas.
Sepulang dari makan soto, saya ganti baju dengan komitmen serapi dan sesopan mungkin untuk berangkat ke tetangga sekitar untuk mengundang mereka untuk menghadiri acara tasyakuran nanti sore. Ku datangi rumah pertama dengan pasag raut muka seramah mungkin dan kusampaikan maksud kedatangan bertamu ke rumahnya. Rumah pertama yang kudatangi adalah rumah syiva (mas pur), namun sayangnya mas pur tidak berada dirumah karena sedang bekerja disawah, ya sudah saya sampaikan saja ke istrinya yang kebetulan berada dirumah. Setelah itu lanjut kerumah berikutnya yaitu tempat mbah harjo dan mas sarjito, disana saya disambut oleh anaknya yang kebetulan mudik dari bekasi untuk berlibur bersama keluarga. Mengisi liburan sekolah anak-anaknya diajak ke jogja. Baru mau menyampaikan maksud kedatanganku ke rumah mereka, anakku tersayang terlihat mendatangiku diantar oleh kakeknya alias bapak mertuaku. akhirnya sama tuan rumah diajak masuk untuk menemaniku bertugas. hahaha...memang anakku rindu berat dengan baba nya rupanya sama sih sebetulnya. Sedikit mengobrol dengan basa-basi kusampaikan apa yang menjadi maksud dan kedataganku ke kediaman mereka dan lanjut ke rumah berikutnya.
Rumah berikutnya merupakan tempat bermain anakku yaitu rumah mbahnya dari teman mainnya anakku yaitu dafa. Saya ketuk pintu dan menghaturkan salam untuk bertamu ke rumah kediaman mereka. Dibukalah pintu rumah mereka dan dipersilakan masuk dan duduk untuk para tamu. Sedangkan anakku langsung menghampiri dafa yang lagi asik bermain dengan mainannya. Simbah kamijan (nenek dari dafa) sedang menggendong adiknya dafa yang sudah berumur 7 bulan jalan. Nah, ini cerita sedikit sedih dariku untuk anak dari mb esti (ibu dari dafa) yang merupakan anak Down Syndrome (DS) usaha dari kedua orang tua nya sudah pasti berat untuk menerima kenyataan yang mungkin lebih berat dari apa yang orang lain kebanyakan hadapi. Anak perempuan yang dikandung dan didamba selama 9 bulan ternyata memiliki keistimewaan. Berbeda dari kebanyakan anak lainnya merupakan sebuah fakta yang harus dihadapi dan dirawat dengan istimewa. Namun, saya melihat keluarga dari dik nana, panggilan anakku untuk adik dafa sungguh tegar menghadapi cobaan yang mereka dapatkan dari tuhan. Tetap semangat untuk merawat dan membesarkan anakknya yang istimewa tersebut dengan segala kasih sayang yang sama dengan apa yang sudah mereka kasih ke dafa. Ok, lanjutkan cerita jadi tamu. Kebetulan para lelaki tempat mb kamijan sedang berada di luar rumah untuk itu ya kusampaika kepada simbah kamijan saja sebagai perwakilan dari keluarga. Ku sampaikan apa yang menjadi misi ku datang ke kediaman mereka dan simbah pun berterima kasih untuk undangannya dan akan datang memenuhi undangannya. Saat berbincang dengan simbah yang sedang menggendong dik nana, masuklah mb esti baru dari luar rumah entah ke warung atau darimana. Menyapaku dan menyalamiku dengan senyum khas orang di kampung, sangat renyah sekali mereka saat kedatangan tamu. berbeda dengan apa yang ada di kota metropilitan seperti di jakarta sana, kebanyakan tamu mengantarkan paket atau hanya sekedarnya saja. jarang mereka menerima tamu, paling orang yang benar-benar dekat dengan meraka saja. Sama tetangga belum tentu juga saling sapa, mereka lebih egois dari apa yang kita bayangkan. Mb esti, bercerita kalo dalam waktu dekat akan membawa dik nana berobat ke jakarta tepatnya RSCM hal ini dikarenakan jantung dari dik nana ada yang katubnya tidak menutup dengan sempurna semacam itulah. Oh, iya kudoakan semoga semua berjalan dengan lancar dan kusampaikan ke mb esti dan mbah kamijan kalau anak dan cucu mereka merupakan anak yang istimewa. Tetap semangat dan jangan biarkan dik nana berjalan sendirian mb esti dan keluarga tetap mendukung dan mencurahkan segala kasih sayang untuk dik nana. Dik nana you're the best and istimewah. Setelah dirasa cukup dalam bersilaturahmi akhirnya ku ajak anakku untuk berpamitan.
Waktu semakin sempit sodaraku, ku siapkan apa yang mau ku bwa ke perantauan. Istriku menyiapkan bekal untukku diperjalanan nantinya. Jam tidur anakku sudah memanggil dia minta dibuatkan susu. Sama bundanya dibuatkannya susu dengan botolnya yang bergambar sapi. Setelah itu ditariknya tanganku untuk menemaninya ke kamar untuk bobok. karena waktu sudah menunjukkan penghakimannya untukku segera beranjak untuk berangkat kembali berjibaku dengan para pengendara kendaraan bermotor melintasi jalan yang tak juga kunjung bertumbuh. Ku pamiti anakku dengan senyum termanisku (ku buat), sebenarnya ini berat banget sumpah, dalam hati sangat teriris lebih sakit dari yang namanya diputusin saat pacaran. Istriku yang sudah menyelami perasaanku pun tak tahan membendung air matanya. Tapi sebagai lelaki mereka ku harus kuat dan tegar menghadapi fakta yang sedang kualami ini. Apapun itu semuanya kulakukan ikhlas untuk mereka anak dan istriku. Tanpa kuhiraukan perasaanku sendiri ku ambil tas dan perbekalan sembari memakai sepatu selasai. Istriku sudah memesankan ojek online untuk mengantarkanku ke Agen bis yang akan mebawaku menyusuri perjalanan panjang kembali. Ku gendong anakku dan kusampaikan kalau ku pergi untuk bekerja dan anakku mengangguk taulah apa arti ari anggukannya namun itu perasaanku mengatakan itu dalam maknanya.
Akhirnya ojek online sudah datang dan ku ambil helm yang disodorkan kepadaku. Kunaik ke jok belakang motor dan ditarik pula tuas gas oleh drivernya. Perjalanan lumayan panas dan macet namun waktu masih cukup untuk sampai ke agen bis. Sesampainya di agen bis, ternyata masih belum datang bisnya. Kutunggu sembari merenungkan apa yang sudah terjadi selama semalam sampai tengah hari ini. Tak kutemukan jawaban yang kucari karena pikiran lagi kurang baik memfokuskan diri. Bis yang dinantikan pun sudah tiba dan membawaku kembali ke ibu kota. Sembari jalan di atas bis anom memberikan kabar melalui pesan direct, mengabarkan kalau dia juga baru sampai agen bis dekat kediamannya. Saat kulewati agen bis anom terlihat melambaikan tangan. Akhirnya perjalanan ku habiskan untuk istirahat tidur sampai pemberhentian bis berikutnya. Saat kembali berjalan hmm...jalan macet kembali kulewati. Banyak kulihat pengemudi kendaraan motor dan mobil pribadi bahkan bis yang cerdas sekali mencari celah yang bisa dimanfaatkan untuk menyalib kendaraan yang ada didepannya. Dalam hatiku mereka itu cerdas akan tetapi meraka tak bermoral celetukku dalam hati. Hal ini saya melihat jalan yang kita lalui sedang dalam perbaikan dengan sistem cor beton, sistem buka tutup namun mereka yang menyalib tidak mengindahkan keselamatan dan penghargaan buat para pengguna lain yang rela antri guna kelancaran perjalanan bersama. Sungguh ironis sekali moral para pengguna jalan itu. Sebal dan marahpun tak terelakkan, teriakan dari para penumpang lain yang meneriaki mereka yang menyalib dengan sangat tidak bermoral. Finaly bis terlambat sampai dijakarta dan menyebabkan keterlambatan waktuku untuk hadir ke Kantor sang penguasa.
Sampai peristirahatan dan pergantian sopir yang mengemudikan bis yang membawaku ke jakarta yaitu di indramayu subuh. Sejenak brhenti dan segera melanjutkan perjalanan, namun sampai cikarang macet kembali terjadi karena hari pertama kerja diminggu itu yaitu senin kebanyakan orang sedang berangkat melintas dijalan dengan tujuan yang ahmpir rata-rata sama yaitu kota jakata. Tanpa pikir panjang ku sampaikan pesan singkat ke orang kantor dan teman sebagian dan mengabarkan kalau hari ini ku masih diperjalanan menuju jakarta nanti kalau sebelum setengah hari sudah sampai ku langsung masuk kerja namun kalau lebih dari setengah hari ya sudah saya ijin tidak masuk kerja. Benar terjadi harusnya bis ke terminal kalideres (tempat tujuanku) namun karena sudah siang bis tidak melewati. Konon katanya kalau siang bis tidak boleh memasuki dan menurunkan penumpang di kalideres karena kapasitas terminal yang tidak memadai untuk menampung bis dari luar kota. Akhrnya menjelang setengah hari memasuki tol dalam kota dan melanjutkan ke bitung tangerang. Alangkah kagetnya para penumpang yang sebagian besar turun dikalideres, meraka protes tapi tanpa guna karena aturan yang sudah ada. Mau tidak mau akhirnya mengikuti aturan sampai akhirnya selepas setengah hari baru bis menuju kali deres sekalian untuk mengangkut penumpang yang akan ke jogja. Sampai kalideres akhirnya sudah menunjukkan jam 1 siang lebih. Turun dari bis ku pesan ojek online dan pulang ke kos tidur karena hampir 24 jam sudah ku berada di bis. Selama perjalanan istriku merancau kenapa g berangkatnya pagi di hari senin toh sampai jakarta juga sama aja. Tapi apa boleh buat semua sudah terjadi ya sudahlah. Masuk kos dan langsung menyalakan kipas angin ku lelapkan diri tenggelam dalam empuknya kasur. Itu cerita dari seorang yang menjadi Pejuang. Semoga pengalaman ini menjadi proses perjalananku yang selalu menjadi ceritaku untuk bekal nanti. Bahwa proses sebuah kehidupan itu tak selamanya sesuai dengan apa yang manusia rencanakan.
Comments
Post a Comment