"Kau bunga mawar
merah berduri tergunjing gaung akan indahmu
Tak pelak kau
merintih dengan menebarkan duri tajammu
Kau menolak bala
akan bengisnya tangan berculas
Tak kau biarkan
begitu saja merah merakahmu terkupas
Akar dan
batangmu kau biarkan mengeras menopang indah mawar
Hingga merahmu
mengeras dan berkaras terlepas dari palingan sang bayu
Umurmu tak
kunjung abadi tak seabadi duri-durimu mawar
Hanya duri yang
lebih abadi selain kau mawar
Namun, duri akan
selalu berada dibalik kemegahan rekahmu mawar
Keseimbangan
tercipta mawar yang mudah terberangus
Diambil
duri-duri dengan kekejiannya menancap dan tak terhapus
Alangkah malang
nasib sang mawar dibalik semerbak rona wajah
Terbalik dengan
kekejian duri yang kian menajam membuncah
Bak kehidupan
yang kekal abadi akan terwujud hanya dengan peluh
Indah pada waktu
yang terengkuh"
Puisi di atas merupakan sebuah karya newbi yang masih perlu banyak belajar dari segi penulisan, rasa dan sastra itu sendiri. Mungkin saja penilaian orang akan berbeda satu dengan lainnya, namun sebuah karya yang saya buat ini sebagai pembelajaran buat saya pribadi. Sempat saya kirimkan pada ajang lomba karya tulis di media sosial. Namun sayang masih belum beruntung, tapi saya bangga saya berani mencoba untuk membuat karya dan memasukkan.
Kalau saya tau apa yang bisa saya pelajari dari apa yang kurang dari karya saya ataupun reason untuk tidak masuk dalam katagori bisa memberikan input yang sangat berharga buat saya dan mungkin saja para peserta lain yang tidak lolos.
tetap semangat menulis apapun hasilnya yang penting menulis saja dulu, hasil sudah menjadi hak preogratif sang penilai. Karena karya itu subjektif kadang si A menilai biasa, yang lain belum tentu sependapat.
Comments
Post a Comment