Fenomena dibukanya penerimaan CPNS di tahun 2019 memang merupakan hawa sejuk bagi para pencari pekerjaan yang mapan (menurut para milenial). ya wajar sih hal tersebut terbersit dari pemikiran para milenial dan bahkan para manusia yang sudah berpengalaman mungkin juga para orang tua, pekerjaan sebagai Pegawai negeri sipil (PNS) masih menjadi primadona bagi kebanyakan orang terutama di negara indonesia tercinta.
Hal ini terasa baik dari berbagai tingkat level pendidikan, dari SMA/SMK hingga perguruan tinggi bahkan doktoral. Fenomena ini terjadi karena kurangnya jaminan untuk masa tua dan banyak yang berpendidikan tinggi tak memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak diberbagai sisi ataupun sektor dunia pekerjaan.
Dari pemerintahan juga masih juga belum bisa menyediakan lapangan kerja yang bagus bagi para rakyatnya yang haus akan pekerjaan. apalagi diperkotaan yang notabene masih menganut sistem entah darimana kalao kualifikasi untuk mendapatkan pekerjaan adalah dengan budaya melibatkan orang dalam perusahaan atau instansi guna mendapatkan pekerjaan tersebut. Hal ini tanpa abu-abu lagi dengan terang-terangan tiap kali masuk sebagai karyawan atau bagian dari suatu perusahaan sebagai orang baru tak sedikit yang bakal mendaptkan pertanyaan, "Yang bawa siapa?" itu salah satu yang sering terjadi di realitas yang ada.
Belum lagi di negara kita indonesia ini masih juga kalau tingkat pendidikan akademik masih menjadi tolak ukur untuk sebuah posisi pekerjaan. Apalagi pengalaman yang menggunungpun tanpa pendidikan akademik yang tinggi tak kan masuk orang yang diperhitungkan. Ya, lumrah juga sih kalau fenomena ini terjadi dan tiap kali ada bukaan penerimaan untuk CPNS pasti berduyun-duyun orang antri untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
Nah, aneh lagi orang dengan tingkat pendidikan yang tinggi pun susah mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Misalkan dapatpun pihak perusahaan masih belum bisa memenuhi kewajiban untuk membayar apa yang akan menjadi mahar dari tingkat pendidikan yang sudah ditempuhnya selama masa belajar di dunia akademik.
Peruntungan demi peruntungan dijajal orang-orang guna mendapatkan materi yang dipengennya. Hal ini juga masih menjadi pemikiran yang aneh juga kalau menurutku. kenapa kok aneh? karena kadang mereka tak selaras dengan apa yang dia kerjakan untuk mendapatkan gelar yang dia inginkan dengan jurusan yang sudah dia pilih tersebut. Mudahnya orang dengan jurusan apa kerjanya jurusannya tak terpakai yang penting bekerja dan dapat uang.
Tahun ini tahun 2019 merupakan tahunnya para pencari peruntungan CPNS yang besar. Pesta rakyat bukan hanya saat pemilu namun mencari peruntungan dengan mendapatkan peruntungan menjadi PNS juga merupakan pesta yang meriah. Bagaimana tidak, orang dengan segala macam jurusan dan tingkat pendidikan yang tersebar diseluruh indonesia turut merayakan pesta tersebut. Mencari informasi dari berbagai sumber, mencari kelengkapan surat-surat atau syarat2 untuk ikut memeriahkan pesta tersebut.
Adapula yang menjadikan ini momen untuk mendapatkan keuntungan secara bisnis, baik dari informasi, buku-buku soal CPNS, calo-calo surat kelengkapan seperti KTP, KK, Ijasah bahkan sampai foto diripun mendapatkan porsi peruntungan. Bukankah ini merupakan pesta buat segenap anak bangsa? hahahha...luar biasa bukan?
Pernah ku temui orang dengan ambisi mendapatkan peruntungan menjadi seorang anggota dengan Nomor Induk Pegawai Negara. Persiapan yang dilakukan sudah maksimal dari perlengkapan surat-surat hingga persiapan beli buku-buku tentang soal ujian CPNS dari Ujian tentang wawasan umum hingga tingkat ujian kebidangan yang diambilnya nanti dalam formasi yang ada. Yang tak habis pikir adalah memang daftar seleksi menjadi CPNS itu tak dipungut biaya sepeserpun, tapi untuk mendapatkan syarat-syarat administrasi itu kadang diluar ekspektasi juga sih. Ada yang harus beli surat kecakapan dalam berbahasa lewat jalan pintas dan itu mengeluarkan biaya yang diluar jalur resmi alias nembak lewat calo atau lewat instansi terkait. Buat KTP penduduk setempat dengan melewati lepas dari proses yang ada dengan membayar biar praktis. Ekstreemnya sih Ijazah bisa juga beli biar cepat dan lekas bisa digunakan. Namun itu merupakan hak mereka dan itu merupakan oknum bukan semua. Namun faktanya memang hal ini terjadi sih.
Dari banyak instansi sih sekarang sudah banyak yang melepaskan syarat yang lebih mudah hingga mendapatkan banyak peminat dan lebih fairplay. Hingga waktu seleksi dan diputuskan lulus mereka baru melengkapi persyaratan yang masih kurang. Itu lebih bijak sih kalau menurut pendapatku.
Permasalahan yang ada sekarang merupakan pekerjaan rumah bukan hanya bagi para dewan yang terhormat yang duduk dipemerintahan. Ini merupakan masalah bagi kita semua untuk membuat sistem yang ada di negara kita lebih mudah saja dalam mendapatkan jaminan lapangan pekerjaan. baik itu dari sektor manapun bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan dan jaminan keamanan bagi para pekerja tersebut. Jaminan dari segi keamanan, dari financial, jaminan kecelakaan dan mungkin jaminan pensiunan.
Formula yang tepat bagi sistem yang pas untuk negara kita itu seperti apa, bukan hanya mengadopsi dari negara yang sudah maju atau negara lainlah. Karena apa tiap negara itu tentu memiliki karakter tersendiri. Misalkan saja negara jepang dengan negara yang dikenal pekerja keras tapi mereka mendapatkan pekerjaan dan jaminan kesehatan yang bagus, moda transportasi yang bagus walaupun soal kerja keras tetap mereka harus bekerja keras. Peran negara itu penting buat rakyatnya. Berbeda lagi orang eropa dimana orang jerman ataupun itali mereka bisa libur lebih lama dari negara lainnya seperti jepang. Itu karena karakter dari negara masing2 berbeda. Kulturnya beda tentu saja budaya kerja dan sistemnya disesuaikan dengan apa yang ada.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tingkat kepadatan perkotaan yang masih ketimpang dari satu kota ke kota lain. hal ini berpengaruh dengan budaya kerja juga, suku sudah beda tentu adat juga berbeda. Lebih sulit untuk menyatukan hal ini di negara indonesia karena banyak ragam dan budaya yang ada. untuk itu formula kudu dibuat reseach apa yang pas untuk mendapatkan kemudahan dalam mencari pekerjaan hingga jaminan kesehatan dan lainnya. Meningkatkan pendapatan perkapita dari masing2 daerah dengan otonomi daerah dengan SDM yang mampu bersaing dengan segala perkembangan jaman yang ada sperti sekarang ini.
kalau menurut pendapat saya yang masih jauh dari kata pintar, sektor budaya dan keberagaman yang ada diindonesia itu merupakan keunggulan dari orang indonesia dan itu harusnya ditunjukan oleh setiap daerah daerah guna mengundang para wisatawan dome ataupun asing untuk berkunjung ke daerahnya untuk menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan taraf hidup orang daerah tersebut. Hal ini peran pemerintah kurasa penting untuk menciptakan hal ini bisa terjadi.
Dengan adanya penerimaan CPNS besar-besaran tahun 2019 ini diharapkan mendapatkan SDM yang mumpuni dan berdaya saing tinggi dan memiliki loyalitas terhadap kemajuan bangsa dan negara. Supaya SDM yang unggul menular ke segala penjuru negeri. Sekarang kan banyak peluang untuk guru mengajar dipelosok nah itulah peluang yang bagus untuk menciptakan SDM yang keren. Dan dari program dari pemerintahan yang baru terpilih menitik beratkan untuk SDM dan itu saya setuju dan itu perlu didukung dari semua elemen yang ada. Baik dari operasional, tempat dan segala yang berhubungan dengan peningkatan SDM. Sekolah yang bagus, buku-buku yang berkualitas, layanan informasi yang mudah dsb.
Pembukaan seleksi CPNS tahun ini merupakan implementasi dari apa yang sudah diprogramkan oleh pemerintah yang baru. Semoga hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang diperjuangkan kawan semua. PNS merupakan abdi negara yang diperlukan untuk selalu memberikan segenap jiwa dan raga untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat secara luas. Untuk itu bagi yang menjadi PNS nantinya tak hanya mengharapkan jaminan hidup saja namun kerjalah dengan hati untuk negara dan bangsa.
16 september 2019
Comments
Post a Comment