Skip to main content

Anak STM : Jiwa Perantau?

Anak Rantau baru


Pernah tidak anda sebagai seseorang menangis? khususnya lelaki. Mungkin menangis merupakan sebuah perbuatan atau sesuatu yang tabu bagi seorang lelaki.

Apakah menangis itu merupakan sebuah hal yang tabu buat seorang lelaki?

Tentu saja jawabannya beragam ada yang pro dan ada pula yang kontra. Namun secara personal saya menjawab hal ini mungkin saja tabu bagi beberapa orang, tapi bagi saya ini bukan tabu asalkan pada saat dan waktu yang tepat untuk menangis.

Ok, akan saya ceritakan tentang sang lelaki yang menangis. Cerita ini berawal dari perjuangan sang lelaki yang dipersembahkan untuk simbok nya tercinta.

Awal mula perjuangan dimulai saat sehabis sekolah disalah satu sekolah yang lumayan terkenal di daerah istimewa yogyakarta. Sekolah menengah kejuruan yang merupakan sekolah dari program pemerintahan orde baru. Sekolah ini hanya ada 8 di indonesia yaitu Sekolah teknik menengah pembangunan sebagai wujud sumbangsih dari program dari pemerintah orde baru yang waktu itu dibawah kepemimpinan presiden soeharto. STM pembangunan merupakan cikal bakal munculnya Sekolah teknik di indonesia.

Adapun STM pembangunan yang tersebar kebetulan sebagian besar di pulau jawa dari Surabaya, Makasar/Ujung pandang, Semarang, Yogyakarta, Pekalongan, Jakarta dan Bandung. STM pembangunan diresmikan oleh presiden soeharto sendiri guna menciptakan SDM yang siap untuk terjun dalam dunia kerja.

STM Pembangunan atau biasa disingkat menjadi Stemba merupakan Sekolah dengan masa tempuh 4 tahun atau stara dengan D-1.

Sang lelaki menempuh STM pembangunan yang berada di Yogyakarta, sebutan untuk sekolah tersebut adalah Stembayo (STM Pembangunan Yogyakarta) juga dikenal dengan nama daerah dari sekolah tersebut yaitu STM Mrican

Sekolah tersebut sekarang sudah berganti nama menjadi Sekolah Menengah Kejuruan yang masuk dalam kecamatan depok. SMK Negeri 2 Depok merupakan nama pengantian dari STM pembangunan Yogyakarta.

Setelah menempuh masa studi 4 tahun sang lelakipun diterima bekerja di salah satu BUMN di indonesia dengan bidang usaha konstruksi bangunan.

Karena pada masa itu tak pernah terbersit dalam pikiran sang lelaki untuk melanjutkan studi ke jenjang strata 1 karena faktor biaya. Klise sekali waktu itu karena kurangnya informasi yang didapatkan dari media cetak maupun media elektronik. dan kurangnya pengetahuan tentang adanya jenjang yang lebih dari apa yang sudah didapatkan dari Sekolah Menengah yang ditempuh.

Setelah bekerja di salah satu BUMN tersebut barulah pemikiran itu terbuka akan pentingnya pendidikan tingkat lanjut. Walaupun pemikiran tersebut merupakan buaian pada waktu itu.

Pasalnya pada waktu itu bekerja dalam dunia konstruksi membutuhkan waktu yang menyita karena dikejar oleh target dan dalam pressure tinggi, jadi memikirkan hal lain yang mungkin bagi orag lain lebih mudah dalam mengatur waktunya. Berbeda dengan apa yang dirasakan oleh para pekerja konstruksi yang harus berjibaku dalam kungkungan tirai waktu dan biaya.

Pernah kurasai waktu terasa sangat cepat berlalu hingga waktu selama sebulan tanpa terasa terlewati. Sampai pada waktu liburpun tak bisa kurasakan santai karena tanggal tak ada yang berwarna merah semua lampu hijau waktu jalan terus tanpa henti selama 24 jam kerja, kerja dan kerja.

Dunia serasa sesempit itu waktu itu, hidup dalam ruang basment dan beberapa lantai yang terpenuhi oleh material bahan konstruksi beserta orang2 yang sama2 terjebak dalam dunia konstruksi.

Hingga masa 5 bulan berlalu dan masa konstruksi bangunan sudah mulai mendekati akhir dan harus mengurangi jumlah SDM yang ada. kebetulan juga sang lelaki salah satu yang harus terdepak dari dunia yang sempit tersebut. Alhamdulillah sudah lepas dari dunia yang membuat dunia dan perputaran waktu yang cepat itu sudah berakhir.

Petualangan sang lelaki tak cukup sampai disitu untuk tersadar akan keinginan yang kuat itu semakin mengakar dalam sanubari. Setelah beranjak dari dunia yang sempit terlalui dengan penuh peluh dan penuh syukur.

santaipun dirasa sang lelaki untuk waktu yang tak terindetifikasi hingga kepastian merenggut waktu sang lelaki untuk melemparkannya dalam dunia sempit itu kembali.

Setelah beberapa bulan santai di kantor cabang yogyakarta, akhirnya pelemparan ke dunia sempit pun terjadi. Mutasi ke cabang lain dan itu letaknya jauh dari apa yang dipikirkan, yaitu di luar jawa dan itu di indonesia timur. Nusa Tenggara Timur (NTT) lokasi proyek dari pusat kota kupang masih perjalanan 7 jam ditempuh melalui jalur darat, letaknya dekat dengan perbatasan dengan timor leste.

Di Tempat pelemparan kurang lebih hampir 2 tahun, disana banyak belajar dan melihat akan keindahan indonesia. Alamnya yang masih asri dan alami masih belum terjamah oleh masyarakat umum. Luar biasa sekali keindahan yang tiada tara baru sekali ini keluar dari pulau jawa dan ke indonesia wilayah timur dan ternyata disuguhkan akan keindahan alamnya yang luar biasa indah.

Namun keindahan alam tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan yang ada di lingkungan tersebut terutama dari segi pendidikan warga dari perbatasan dengan negara timor leste. Sungguh memprihatinkan, bagaimana tidak dari infrastruktur gedung sekolah saja masih saja memprihatinkan layaknya di film laskar pelangi. Hari senin jaman masih sekolah merupakan hari yang harus berangkat lebih pagi untuk melaksanakan upacara bendera dan itu merupakan awal minggu yang penuh semangat. Namun apa yang kulihat di perbatasan dengan timor leste ini sungguh mencengangkan why? yang terjadi adalah mereka yang harusnya bersekolah ternyata malah ke pasar untuk merayakan hari pasar.

Seperti di jakarta ada namanya pasar kaget yang biasanya terjadi sekali dalam satu minggu, nah ini konsepnya sama dengan yang terjadi dijakarta namun ini terjadi pada hari yang harusnya pelajar tidak ikut merayakannya.

sedih aku tuh, melihat kondisi yang terjadi di daerah ternyata masih terjadi kesenjangan yang jauh sekali dengan apa yang saya alami di pulau jawa. muridnya saja ikut merayakan hari pasar nah gurunya kemana? nah itu dia permasalahannya gurunya pun ikut terjun merayakan hari pasar bersama dengan muridnya. hla wong gurunya juga masih suka jalan2 dan meninggalkan kelas kok. SDM untuk guru mengajar masih sangat kurang kalau menurut penglihatan yang terjadi.

Hal ini memprihatinkan untuk masa depan pemuda di daerah perbatasan yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Hal ini terjadi saat saya mendapatkan penempatan proyek di perbatasan dengan timor leste yaitu proyek saluran irigasi awal tahun 2006.

Setelah menempuh pengalaman hampir selama 2 tahun di tanah timor akhirnya ku kembali dengan proses yang mungkin dalam kehidupan itu sudah berakhir jodohku di tanah timur.

Siang hari menjelang makan siang ku ambil istirahat lebih dulu karena semalam begadang sampai pagi lembur kerjaan. Ku manfaatkan waktu istirahat untuk tidur siang. Namun sebelum ku ke tempat untuk istirahat yaitu di kamar (lokasi kerja dalam basecame) keluar dari ruang kerja ada orang lapangan datang sebut saja om jhon itu biasa ku panggil dia. Ku bersapa dengannya sambil sedikit ngobrol tentang pulang kampung. Nah kebetulan memang ada rencana untuk pulang ke kampung halaman dalam waktu dekat. Sambil mengobrol kamipun berbincang soal buah tangan yang sebenarnya ingin ku bawa untuk keluarga di kampung halaman. Om jhon pun menyarankan untuk membawa madu tawon hutan yang khasiatnya kata orang sekitar sih bagus untuk kesehatan. Waktu itu ku tertarik juga dengan yang disampaikan oleh om jhon. Setelah beberapa saat kamipun berjalan bersama menuju kamar untuk istirahat. Om jhon ke dapur dan ku berbelok ke kamar untuk rebahan dan tidur sebentar.

Tanpa harus menunggu lama akhirnya ku terlelap juga karena mata sudah 5 watt dan tak tertahankan lagi untuk membuka mata. Waktu sudah habis jam istirahat dan karena hawanya panas ku terbangun dari tidur siangku dengan peluh membasahi sebagian badanku.

Ku kembali ke ruang kerja untuk melanjutkan pekerjaanku, urusan makan siang sudah terlewatkan. Karena jam sudah lewat dari jam istirahat, ku bergegas ke meja kerjaku dan menghidupkan komputer yang layarnya sleep. Baru mau memulai kembali melanjutkan pekerjaanku, Hapeku berbunyi dan kulihat dari keponakan anak dari tante.

Kuangkat telepon ku dan kudengar berita yang membuatku kaget dan bingung mau bagaimana. Kabar yang kudapatkan adalah mbah kakung meninggal dunia. Beberapa waktu sebelumnya mbah kakung selalu menanyakan kapan kepulanganku ke kampung halaman beliau berkali2 bilang kalau orang rumah kangen akanku.

Apakah itu pertanda yang diberikan oleh mbah kakung kepadaku kalau beliau akan pergi untuk selama-lamanya? mungkin saja iya. Hubunganku dengan mbah kakung memang bisa dibilang dekat karena semenjak ku sekolah sampai lulus sekolah mbah kakung selalu mengajarkanku soal kehidupan baik itu hubungan dengan lingkungan dan juga tentang menjadi seorang laki2 yang harus bertanggung jawab dan jujur akan apa yang dilakukan.

Setelah mendengar kabar duka tersebut langsung ku lapor dengan atasanku yang kebetulan berada di kupang karena ada urusan yang musti diselesaikannya. Namun setelah kutelepon dan memberikan kabar ke atasan untuk dibantu tiket kepulanganku ke kampung halaman, beliau seakan tidak memberikanku ijin untuk melihat mbah kakung untuk terakhir kalinya. Mungkin ini merupakan jalan yang harus ku lalui untuk mendapatkan apa yang aku resahkan selama ini. Aku pulang kampung dengan cara yang tuhan kehendaki. Pedih memang tapi apa yang sudah terjadi hanya bisa ku terima dengan legowo.

Setelah merasa tak mendapatkan ijin langsung ku kembali ke kamar untuk bersiap menuju kampung halaman dengan restu dari rekan dan para senior yang memberikanku semangat untuk maju pulang kampung. Waktu itu ada pak witono, pak heri, mas jevo dan yang lainnya.

Saat ku harus mengepak pakaian untuk bergegas ke kupang pak witono memanggilku dan tanya, "sudah telepon lek mung durung le?" dan kujawab dengan apa adanya sudah dan hasilnya masih abu-abu. Akhirnya dengan jiwa kebapakannya beliau meneleponkan atasanku dan bilang untuk dibantu kepulanganku ke kampung halaman. Hasilnya, "okey kapan mau berangkat?" itu kata yang keluar dari hape yang digenggam pak wit yang load speaker, dengan sontak pak wit menjawab, "yo saiki tak kon budal kupang..mosok sesuk lucu"

Pak wit tanya, "mau naik apa ke kupange?" sebelumnya sudah ku minta tolong ke rius waktu itu untuk mengantarkanku ke halelulit untuk mendapatkan bis yang ke kupang. dengan jarak tempuh kurang lebih 1 sampai 1,5 jam perjalanan menggunakan motor yang kupinjam dari abang (pengawas proyek dari PU).

Setelah ku bersiap langsung ku tancap bersama dengan rius ke halelulit untuk mengejar bis jam 5 sore. Berangkat dari Basecame jam setengah 4 sore. Diperjalanan berdebar-debar sampai di halelulit, "semoga masih ada bis yang ke kupang semoga" ungkapan dalam hati. Sambil berjalan ku bertanya dengan rius yang berada dibalik kemudi motor honda win. "rius, bisa lebih cepat ko? be kejar bis jam 5 oo." dalam bahasa tetun (bahasa daerah setempat). dan rius pun menjawab dengan santai dengan menambah tarikan tuas gas motor, "tenang sa be macam valentino rosi" sambi sedikit menghiburku.

Jalan menuju halelulit merupakan jalan yang musti melewati bukit dan sepi waktu itu, jalan juga banyak yang rusak sehingga dibutuhkan pengemudi motor yang handal untuk melewatinya dengan cepat. Kebetulan rius merupakan pengendara motor dengan level keahlian yang mumpuni. ya...walau itu mungkin sebuah hiburan yang memecahkan kepenatan dalam pikiranku saja.

Perjalanan disertai dengan kewas-wasan akan tiket ke jawa yang belum kunjung dapat. Kepulanganku kali ini merupakan sebuah kepulangan dengan sebuah gambling demi mengejar bertemu dengan jenasah seorang yang ku sayangi. Setelah menempuh perjalanan yang lebih cepat dari perkiraan 1 jam 10 menit. Akhirnya sampai juga di pusat perhadangan bis menuju kupang bis dari atambua, kabupaten belu.

Setelah dirasa cukup langsung kuberpamitan dengan rius dan kuijinkan untuk meninggalkanku saja karena bis akan segera datang. Takut juga kalo harus menungguku dia bisa kemalaman yang bisa2 dia dalam bahaya melewati jalan yang sepi dan banyak yang rusak serta pinggir jurang juga.

Selang beberapa menit bis menuju kupang pun datang, ku langsung teriak, "pi kupang ko?" yang artinya bis ini ke kupang kah? dan si kondekturpun mengiyakan dan sembari menyuruhku naik bis.

Setelah menunggu penumpang lain naik semua akhirnya bis pun berangkat menuju kota kupang. Di dalam perjalanan selama kurang lebih setengah jam perjalanan, hape ku berdering dan kulihat nama yang tak asing yang ternyata atasanku yang ku hubungi tadi siang.

Kuangkat hape ku dan kudengarkan dahulu apa yang akan dikatakan oleh atasanku sebut saja lek mung. Ternyata beliau memberikan ijin dan mengabarkan kalau tiket sudah ada untukku sampai ke jogja, namun transit dahulu ke surabaya. besok pagi dari bandara eltari kupang. Tiket ada di tangan teman saya yang berada di kupang sebut saja dia ahmadun (anak semarang yang kebetulan satu angkatan ku saat diklat di semarang) kebetulan juga terlempar juga sama di daerah timur sini. Yang bikin jengkel dari lek mung adalah kenapa tadi siang ku dipersulit untuk kepulanganku sedangkan beliau ternyata selain tiket dia juga menitipkan surat kendaraan beliau yang sudah waktunya untuk bayar pajak alias perpanjang di surabaya. dalam hati, "ha..gene nitip kok tadi sok sibuk sekali waktu ditelpon" dengan hati jengkel.

Perjalanan menuju ke kota kupang kurang lebih 6 sampai 7 jam perjalanan, perkiraan sampai kota kupang kalo dari halelulit jam 5 yang kurang lebih jam 12 malam baru sampai kota kupang. Setelah selesai lek mung mengabari akan tiket perjalanan mudik ku ke kampung halaman, yang masih mengganjal adalah alamat mes ahmadun lokasinya belum tahu. Langsung saja ku telepon ahmadun untuk mendapatkan titik terang dari lokasi mess tersebut sekalian konfirmasi untuk tiket dan titipan dari lek mung.

Kebetulan waktu itu ahmadun berada di kupang entah dalam rangka apa, setahuku ahmadun itu proyeknya juga masih sedaerah dengan proyek yang menaungiku cuman beda paket pekerjaan saja. Setelah terhubung dengan ahmadun langsung ku tanyakan lokasi dan konfirmasi akan tiket dan titipan lek mung, dia memberi info lokasi dan tentang tiket ternyata sudah aman terkendali ada ditangan ahmadun. Setelah dirasa cukup akhirnya ku akhiri telepon dan ku lanjutkan dengan tidur, yah lumayan menguras tenaga dan pikiran saat perjalanan yang penuh drama tadi hingga akhirnya mendapatkan titik terang dari apa yang kubutuhkan untuk mudik demi ingin bertemu dengan mbah kakung untuk terakhir kalinya. rasa lelah dan kantuk sudah tak terelakkan sudah dan ku terlelap dalam keheningan perjalanan bis ke kota kupang.

Ya sudah ku lelapkan saja mataku sebagai reward untuk badanku atas apa yang sudah kulakukan seharian sampai mendapatkan bis menuju ke kupang. Sampai ku terbangun ternyata sudah mau masuk ke kota kupang yang mengindikasikan bis akan sampai pada tujuanku. Ku minta ke ahmadun untuk persisnya lokasi dan harus dimana ku harus turun. Kebetulan juga ini bukan untuk pertama kalinya ku pergi ke kupang, sempat beberapa kali ke kota kupang dan kebetulan pertama kali sampai ke kota kupang ku sempat menginap di hotel dan kebetulan juga ku ada akamsi (anak kampung sini) yang bersedia mengantarku untuk berkeliling kota kupang pada saat malam hari jadi ya sedikitnya pernah tahu sedikit seluk beluk kota kupang.

Sempat juga ku menginap di tempat atasanku yang sebelumnya yaitu PM sebut saja beliau begitu karena beliau tak mau dipanggil pak olehku pada waktu itu. Beliau sudah menganggapku seperti sodaranya sendiri alias adiknya sendiri oleh itu saat ku ke kupang saya tidak tinggal di mess tapi tinggalnya di rumah beliau. Beliau juga yang dengan sabar membimbingku untuk bisa seperti sekarang. Jasa beliau tak bisa ku lupakan hingga kini.

Selain dengan PM ku juga ada teman yang berprofesi sebagai sub kontraktor di proyekku dia sebut saja sugeng. Dia anak jawa timur yang kebetulan masih single dan dia juga yang menjadi salah satu temanku saat ku di proyek. Sempat suatu waktu di lebaran idul adha itu merupakan dimana saya tak berlebaran bersama dengan keluargaku. Daripada di proyek tak ada kegiatan dan tak ada temannya dia mengajakku untuk menemaninya pulang ke kota kupang ke tempat kakaknya.

Oke, setelah bertele-tele ku akhirnya sampai pada titik yang di instruksikan oleh ahmadun. Saya lupa nama daerahnya yang ku ingat adalah jalannya tanjakan dan ku harus turun di pasa tengah tanjakan tersebut karena lokasi mess berada di dekat situ. Setelah ku turun dari bis langsung saja ku telepon ahmadun untuk minta petunjuk kembali akan lokasi mess.

Sambil berjalan masuk ke gang yang diinstruksikan ku berjalan saja dengan penuh keyakinan dan sesuai dengan petunjuk sekitar yang benar adanya tanda2nya. Sampai akhirnya ku temukan dia sedang menungguku di depan rumah yang sedikit temaram karena lampu yang ada tak terlalu terang.

Sampai di lokasi yang dituju akhirnya ku bisa melepas juga rasa lelah berjalan dari depan (jalan raya) ke mess. Belum sempat masuk rumah tersebut ahmadun sudah memberi info kalau tiket sudah ada di meja dan sekaligus titipan dari lek mung untuk sodaranya yang akan menjemput di surabaya. Sempat berbincang sebentar dengan ahmadun, ku langsung saja berbaring. Sebelum berbaring ku berpesan ke ahmadun untuk membangunkanku subuh takut terlambat ke eltari.

Malam sudah berganti dengan dini hari dan akhirnya pagi pun menjelang. Apa yang sudah ku pesan dari ahmadun untuk membangunkanku ternyata dia ketiduran sehabis sholat subuh. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 6 pagi, sedangkan tiket ku menunjukkan jam 7 waktu setempat (WIT). Tanpa banyak neko2 alias marah ke ahmadun langsung ku bergegas ke kamar mandi untuk memasuh muka dan segera bersiap untuk berangkat ke bandara eltari. Sebelum berangkat ku bangunkan ahmadun untuk bertanya kendaraan yang bisa kugunakan ke eltari, dia mengatakan naik ojek. Ada cerita menarik dari ojek yang berada di kupang, setiap orang mereka yang berkendara dengan menggunakan motor dan kita panggil ojek mereka bisa seketika berubah pikiran dari awalnya bukan ojek menjadi ojek dadakan dan itu benar-benar terjadi kata ahmadun. "serius dun?" kataku penasaran. dan ahmadun pun meng iyakan. Tanpa basa-basi lagi ku berpamitan dengan ahmadun dan mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang dia berikan.

Ku bawa barang bawaanku yaitu tas satu saja dan ku gendong sembari berjalan menuju jalan raya untuk mendapatkan ojek yang baru ku tahu info dari ahmadun. Setelah beberapa menit berjalan ku dapati jalan raya dan pas kebetulan ada orang dengan motor sendirian tanpa ada yang membonceng, langsung saja ku panggil dengan teriakan, "Ojek ko?" dan ternyata apa yang dikatakan ahmadun benar adanya motor tersebut berhenti dan berbelok ke arahku. geli juga sih kalo ingat kejadian tersebut setiap orang bisa tergugah untuk menjadi ojek hahha. namun dari sisi positifnya bahwasannya orang timur itu memiliki nurani jiwa tolong menolong yang kentara, buktinya mereka tau loh ada orang yang membutuhkan tumpangan dan dari apa yang dia kerjakan mereka mendapatkan ganjaran yang setimpal pula (bayaran).

Setelah mendapatkan tumpangan ojek ku mengisyaratkan untuk bergegas karena waktu sudah mepet menjelang take off pesawat ke surabaya. Perjalanan menuju ke bandara eltari kupang sepanjang jalan yang ku lewati tersaji bentangan garis pantai yang terlihat dari atas bukit dengan jalanan yang masih sepi karena masih pagi barangkali ya. Sungguh indah dan membuatku rileks dalam kekalutan yang sedang ku derita. Tak seberapa waktu kurang lebih setengah jam sudah sampai bandara eltari.

Dengan memberikan upah ke pemuda ojek tadi ku berterima kasih sudah diantarkan dengan semangat oleh dia. Selanjutnya ku bergegas untuk masuk ke bandara untuk check in. Oh ya sewaktu ku buka tiket yang sudah kudapatkan dalam sebuah amplop kaget sih...memang tiket sudah sampai ke kota tujuanku tanah kelahiran jogja, namun ternyata pemberangkatan dari surabaya ke yogjakarta ternyata sore hari. Masalahnya adalah pemakaman mbah kakung tuh ternyata jam 2 siang, sedangkan sampai di surabaya tuh jam 8 pagi waktu setempat. Dari itu harus berfikir kembali untuk mencari solusi kembali untuk mengejar waktu supaya bisa bertemu untuk terakhir kalinya bertemu dengan mbah kakung.

Setelah ku berhasil check in akhirnya ku sedikit lega karena satu langkah sudah ku ambil dan menuju untuk tahap langkah berikutnya. Saat ku dalam antrian masuk ke ruang tunggu kudapati orang yang sepertinya ku kenal namun masih abu-abu karena ingatanku masih terbatas oleh rasa yang kalut ini. Ya udah biarin ajalah lepas toh kalo memang dia juga kenal pasti juga nyamperin. Setelah menunggu beberapa menit kamipun dipersilakan untuk menaiki pesawat yang akan membawaku ke pulau jawa kembali setelah sekian lama ku tinggalkan.

Perjalanan ke jawa pun berlangsung dalam 1 jam 50 menit sampai ke surabaya. Jam 8 pagi sudah mendarat di Bandara juanda di surabaya. Setelah mendarat kini saatnya menyampaikan amanat dari lek mung untuk menyerahkan titipannya kepada sodaranya yang katanya mau menyamperi ke bandara juanda. Setelah mendarat akhirnya ku hubungi orang yang akan mengambil paket dari lek mung. Beliau menelepon dan menanyakan posisiku dimana dia akan mendatangiku, posisinya sudah berada didalam bandara. Setelah beberapa menit akhirnya ku bertemu dengan orang yang dimaksud. Setelah kuserahkan kepada yang berhak akhirnya ku kembali berfikir untuk bagaimana bisa sampai ke jogja menemui mbah kakung untuk terakhir kalinya.

Biasanya sesampai di sirabaya ku menghubungi temanku surabaya sebut saja ijul. Setelah ku hubungi ternyata dia lagi ada kegiatan yang tak bisa ditinggalkan. ya sudah ku berfikir kembali pertimbangannya adalah bisa ada 2 alternatif yang bisa ku ambil. Yang pertama adalah naik bis untuk sampai di jogja, namun pilihan ini setelah ku pikir kembali sampai jogja sudah pasti sore karena perjalanan menggunakan kendaraan darat 5 sampai 6 jam perjalanan. kalo naik pesawat berangkatnya sore dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Setelah ku pikir kembali akhirnya ku harus mengiklhaskan untuk melepas mbah kakung pergi dengan segala keruwetan yang ku alami ini.

Menjelang stengah hari kulakukan hanya duduk terdiam tanpa bisa melakukan apa-apa. Ya bagaimana lagi toh kalau menggunakan transportasi darat juga sama saja sampai jogja tak bisa menemui mbah kakung untuk terakhir kali juga. Sedih memang tapi harus ku terima kenyataan ini dengan legowo. yang jadi menyedihkan lagi adalah baterai hape juga sudah hampir habis. Sedangkan cas hape tak tau dimana tertinggal sudah di proyek karena sudah tak terfikirkan lagi. Akhirnya sebelum hape benar-benar habis ku kabari orang rumah dan mengabarkan kalau posisi sekarang sudah di surabaya dan penerbangan ke jogja sore. Ku sampaikan ikhlas untuk melepas mbah kakung pergi.

jam menunjukkan jam 2 sore hape sudah mengenaskan sekali, sehingga ku berpikir untuk matikan hape berharap sewaktu dijogja bisa bertahan hidup untuk mengabari orang rumah. Makan pun sudah tak kupikirkan lagi dari kemaren sudah tidak ada nafsu makan. Perut juga masih belum terasa lapar juga hahahha...begitu dasyat juga pengaruh masalah ini ke urusan perut. Setelah menunggu sekian purnama akhirnya pemberangkatan akan segera tiba, ku bersiap untuk menuju konter maskapai untuk check in dan menunggu pesawat di ruang tunggu. Kuberjalan dengan gontai karena apa yang ada dihati dan pikiran sudah tak karuan sekali. Namun dengan segala daya upaya yang sudah kulakukan sampai sejauh ini tak boleh sia-sia. harus sampai di jogja dan selesaikan misi untuk menemui keluarga yang sudah menunggu kedatanganku. Perjuangan anak rantau sungguh membuat muak rasanya, sudah berjalan sesuai proses tapi serasa lama sekali baru sampai tempat tujuan. Yah, ini merupakan proses yang musti dijalani dengan keterbukaan dan legowo, karena proses itu tak ada yang instan. Tahapan proses kudu dilalui dengan semangat dan penuh kesabaran. Sesudah melalui proses check in dan menunggu di ruangan yang sudah ditentukan datanglah panggilan untuk penumpang pesawat menuju ke jogja dan sesuai dengan tiket dengan maskapai yang ku miliki.

Perjalanan menuju jogja pun dimulai dengan harapan sampai jogja masih bisa menghubungi keluarga dengan hape yang ku matikan tadi. Perjalanan 45 menit sudah sampai bandara adisucipto. Akhirnya perjalanan panjang dari perbatasan timor leste hingga ke jogja pun terlewati dengan lumayan lancar.

Setelah sampai dan mendarat akhirnya ku nyalakanlah hape ku dengan penuh harapan. namun apa yang terjadi ternyata sudah tidak bisa menyala..fiuuuhhh..ku seka dahiku yang penuh peluh karena jengkel karena tak sesuai dengan harapan. Sempat terdiam dan berfikir bagaimana caranya bisa menghubungi orang rumah kalau sudah mendarat di adisucipto. Bahwasannya sebelum ku matikan sudah berkabar dengan orang rumah untuk minta jemput. Apalah daya sekarang sudah tidak bisa menghubungi ataupun dihubungi orang rumah.

Sempat berfikir untuk pinjam hape orang lain namun apakah prasangka orang jika hal itu ku lakukan? mungkin orang akan berfikiran ke hal yang cenderung ke hal negatif. Mau naik taxi bandara takutnya sudah ada yang berangkat menjemputku. Sempat sejenak berhenti sambil istirahat dan sembari menunggu barangkali sudah ada yang menjemputku supaya tidak kecewa. Sampai jogja jam 5 lebih ya hampir jam setengah 6 sore. Ku tunggu saja sampai jam 6 kalau tak ada yang datang ya sudah ku naik saja dengan taxi bandara.

Proses terus berjalan, ku menunggu dengan kecemasan dan pikiran yang tak karuan entah apa yang akan ku terima dari kepulanganku kali ini. Sambutan dari orang tersayang akan membuatku merasa ini semua akan menjadi baik-baik saja. Waktu tunggu sudah habis dan ku putuskan untuk naik taksi saja. Selang beberapa menit akhirnya kudapatkan taksi yang siap mengantarkanku ke kediaman mbah kakung alias rumah.

Perjalanan waktu itu lumayan macet seingatku karena bertepatan dengan jam pulang masyarakat alias jam pulang kantor. Selama diperjalanan ku tak banyak bicara hanya diam dan terus memikirkan keadaan seperti apa sekarang dirumah. Untuk urusan pekerjaan ku kesampingkan lebih dulu karena momen emosional benar2 emosional untukku dan juga keluargaku.

Setelah perjalanan selama kurang lebih 40 menit akhirnya ku sampai juga di kediaman yang terlihat ramai riuh suara orang dan juga suara tetangga sedang berkumpul di depan rumah menyiapkan meja dan kursi untuk acara tahlil selepas isya. Ku bergegas menuju rumah dan ku disambut oleh tetangga dan juga keluarga. ah sungguh perjalanan yang memuakkan sekali kenapa harus lama sekali perjalananku dari timor.

Ku berjumpa dengan kerabat dan juga teman2 yang membantu dalam menyiapkan acara tahlil, mereka memberikan salam dan bela sungkawa untukku dan menguatkanku sekaligus menghiburku.

Selama 7 hari acara tahlilan pun berlangsung lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Selesai dengan semua proses mengantarkan kepergian beliau mbah kakung ke kehidupan barunya untuk menuju jannahnya, ku kembali lagi dengan apa yang harus ku hadapi dalam hidup yang semestinya akan ku arungi kembali.

Terbersit dalam pikiran yang selalu menggelayutiku akankah ku kembali lagi ke dunia yang penuh dengan keterbatasan dalam bergerak, berekspresi dan dalam tekanan yang tiada hendti? ya...kembali ke rutinitas pekerjaan yang ku tekuni selama beberapa tahun ini setelah menyelesaikan tahapan pasca bersekolah yaitu bekerja. Sempat bertukar pikiran dengan keluarga baik itu simbok, babe dan kerabat yang masih berada di rumah belum kembali ke rutinitas yang mereka sehari-hari lakukan.

Momen yang selama ini ku tunggu kok akhirnya datang juga alias inilah waktunya untuk menentukan nasibku apakah akan kembali lagi kembali ke tanah rantau nun jauh disana untuk mengadu nasib? ataukah harus ku akhiri sampai disini saja? Pertimbangan demi pertimbangan ku cari demi mendapatkan solusi terbaik dari apa yang akan ku arungi ke depan.

Akhirnya ku putuskan untuk menjemput titik terang dari apa yang menggelayuti pikiranku selama ini, yaitu kejelasan akan kontrak kerjaku di perusahaan yang sekarang menaungiku. Ku pergi ke kantor cabang jogja dan mencari pencerahan tentang apa yang terjadi dengan kontrakku di perusahaan ini. kebetulan juga disana ada teman seperjuangan alias satu angkatan dan satu almamater sekolah yaitu jeni. Ku temui di kantor cabang dan menanyakan apa yang terjadi dengan statusku karena sudah hampir perpanjangan kontrak kembali dan ku ingin mencoba mencari keterangan yang sejelas-jelasnya dari proses yang semestinya bagaimana.

Namun apa yang menjadi pertanyaanku selama ini tak juga kudapatkan dengan memuaskan alias tak menjawab dari apa yang kupertanyakan. dari pihak kantor cabang juga tak gamblang menjelaskan detail status dan masa depanku diperusahaan ini. Akhirnya ku kembali dan ku bertukar pikiran kembali ke keluarga untuk mencari solusi terbaik dari masalah yang kuhadapi ini.

Setelah beberapa waktu ku berpikir dan meminta petunjuk dari tuhan dengan doa dan ibadah yang ku lakukan setiap malam. Akhirnya kuputuskan untuk mengakhiri masa kerjaku diperusahaanku sekarang dan mengundurkan diri. Alasannya waktu itu karena tentang kontrak yang tak kunjung kudapatkan kejelasannya, ya mau bagaimana lagi toh kerja di luar pulau jawa dan itu dipelosok kalau sesuatu tanpa kejelasan apa yang bisa ku harapkan dari hal tersebut.

Tanpa pikir panjang lagi karena mungin sudah terlalu panjang akhirnya ku beranikan diri mundur dengan mengajukan ke kantor cabang jogja. jeni pun tak bisa banyak membantuku dengan permasalahanku karena dia juga memiliki kewenangan yang terbatas.

Akhirnya tahun 2007 akhir ku sudahi perjalananku ke tanah timor dan mencari peruntungan di kota ku tercinta yaitu jogja dengan bekal dukungan dari keluargaku dan orang2 terdekat yang peduli denganku.

Perjalanan dengan lebar buku baru ku arungi, ku mencari pekerjaan baru di kota tercinta dengan modal pengalaman di perusahaanku sebelumnya yang nota bene merupakan perusahaan BUMN yang cukup mumpuni dari segi prestis.

Selama proses mencari peruntungan di kampung halaman, banyak yang menghubungiku dari luar jogja alias rekan-rekan proyek yang ku tinggalkan. Namun apalah arti simpatik kalau hal itu tak membuatku nyaman berada di situasi yang tak kunjung jelas dalam status kepegawaianku. salah satunya adalah PM yang sudah ku anggap sebagai keluargaku sendiri demikian beliau menganggapku demikian. Beliau dengan bahasa khasnya menumpahkan segala kekesalannya kepadaku karena tindakan yang ku lakukan tanpa sepengetahuannya. namun apa yang bisa PM lakukan hanya bentuk dari apa yang dia rasakan tanpa memberiku pilihan yang ku anggap sebagai solusi.

Life must go on! yaps...perjalanan masih panjang dan masa muda tak harus diratapi dengan segala penyesalan. Perjuangan kembali ku jalani untuk mendapatkan rutinitas guna menopang kehidupan yang seperti sebelumnya. Setelah berkutat dengan segala macam perusahaan, kantor, biro hampir selama 6 bulan akhirnya kudapatkan kembali kehidupan yang sebelumnya kudapatkan.

Perjalanan selama 6 bulan tersebut masih dalam keberuntungan dari segi financial karena pada saat ku memutuskan keluar dari perusahaan yang lama ternyata dari perusahaan penyalurku tanpa persetujuanku kontrakku diperpanjang. Nah tiap bulan jatah gaji terus masuk hingga selama setahun ya awalnya g begitu ngeh sih. Namun saat ku sudah mulai menginjak 3 bulan nganggur tanpa pemasukan. Tiap kali g punya duit akhirnya menarik dari tabungan dan tabungan sampai ku mengecek kok tabunganku tak juga berkurang tapi malah justru bertambah. dari situ baru kusadari kalau hal tersebut memang masih dapat gaji dari perusahaan yang lama.

Awalnya sih mau cerita hal ini ke jeni terkait hal ini, namun setelah ku bercerita ke devit malah kebalikannya. dia bercerita kalau hal ini bukan salah dari sisi diriku, toh sudah melapor dan memeinta kejelasan ke pihak yang menaungi penempatan kerja. Namun akhirnya ku melaporkan hal ini ke pihak cabang jogja karena hal ini mungkin bukan hal yang semestinya terjadi. Sempat sih menego untuk tetap kerja diperusahaan lama tersebut namun kerja di pulau jawa lah paling ga, bukan ke luar jawa. jawabannya tetap musti kembali ke daerah timor ya sudah ku akhiri saja. Soal gaji yang masih masuk tiap bulan jawabannya itu merupakan rejeki dan bonus buat anda.

Mungkin saja ada khousul dari pihak outshourching dengan pihak penempatan kerja yang dimana kalau hal ini dilaporkan atau di berhentikan akan menimbulkan permasalahan yang bahkan lebih pelik. Asumsiku sih seperti itu, tapi ya sukur alhamdulillah waktu itu karena belm menemukan pekerjaan kembali tapi ditopang dengan bonus dari perusahaan penyalur tanpa diketahuinya kalau anak buahnya ini sudah keluar dari perusahaan naungannya.

Waktu itu ku bertemu dengan teman seangkatan di sekolah STM dulu, si sob kalo ku panggil dia. Waktu itu entah dalam rangka apa bisa bertemu dengan si sob. Namun pada waktu itu ku ditanya soal kerjaan dan ku jawab dengan apa adanya yang tak bermata pencaharian. Nah kebetulan saja diperusahaanya ada lowongan kebetulan juga yang dibutuhkan merupakan posisi yang sesuai dengan apa yang kulakukan semasa diperusahaan lama.

Namun pada saat bersamaan ku ditawari oleh teman mainku di kampung halaman dia adalah si boim untuk dikut dalam pelatihan menggunakan alat ukur dan nantinya kan dikirim ke proyek yang akan ditangani oleh naungannya. Lebih tepatnya latihan dan nantinya akan mengoperasikan alat ukur untuk survey sebagai surveyor. Pilihan lagi untuk menentukan apa yang harus kulangkahi kembali menempuh kehidupan kerja yang pas untukku nanti dan ke depannya.

Setelah kuberfikir dan ku berdiskusi dengan keluarga akhirnya ku ambil tawaran dari si sob yaitu teman semasa sekolah dulu. Yaitu kerjaan yang sudah pernah kujalani sebelumnya dan kurasa itu akan lebih mudah dalam beradaptasi dan mengeluarkan kemampuan terbaikku pada waktu itu.

Setelah ku bertemu dengan si sob, dia mengatakan untukku datang ke kantornya untuk interview sbagai pelamar untuk posisi yang ditawarkannya. Tanpa pikir panjang lagi ku bergegas menanyakan alamat dan kapan waktu untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Tak perlu waktu lama akhirnya selang sehari ku langsung saja berangkat ke tempat yang sudah diinfokan kepadaku oleh si sob. Ku bertemu dengan johanes sumartono yaitu atasan dari si sob untuk interview dan ternyata langsung diputuskan segera bergabung. saya tanyakan kapan bisa masuk kepada pak johaness sumartono. Beliau merupakan orang dengan rambut lurus belah tengan dan berkumis tebal dengan bodi kurus ramping dan sedikit konyol sih orangnya. Kesan pertama yang menyenangkan bagiku.

Tak perlu waktu lama untukku beradaptasi dengan keluarga baruku di pekerjaan baruku. Waktu berjalan dari hari ke minggu dan akhirnya ke bulan dan ke tahun kubekerja dengan si sob dan teman lainnya. Hingga terjadilah masa dimana pekerjaan untuk bidang konstruksi tepatnya untuk perencanaan sepi. Itu berefek pada pendapatan kantor alias perusahaan yang menjadi naunganku bersama dengan teman2 baruku. Satu demi satu berguguran keluar dari perusahaan hingga tinggal 4 apa lima orang yang bertahan salah satunya si sob dan aku juga masih juga bertahan.

namun apalah daya kekuatanku pun runtuh untuk menopang apa yang kupertahankan. Bagaimana tidak? Gaji dari 3 bulan yang lalu masih tertahan oleh perusahaan dan akhirnya kumemberanikan diri untuk maju dan menghadap bos perusahaan sebut saja beliau pak MK. namun apa yang terjadi adalah tak ada solusi yang membuat keadaan berubah. Ini semakin membuat ketahananku smakin rapuh dan akhirnya ku lepas dari perusahaan yang sudah menadi naunganku beberapa tahun terakhir. namun apalah daya uang gaji yang kuharapkan tak kunjung cair juga.

Harus ku ikhlaskan saja apa yang sudah terjadi dan kembali tanpa pekerjaan. ini berlangsung lumayan lama dan ini membuatku depresi dan tak tau harus bagaimana lagi hingga kehidupan sosialkupun hilang tanpa bekas. Lontang lantung hingga hampir setahun.

padahal pada saat ku bernaung di perusahaan bersama si sob sempat kembali terpikirkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan itu sempat ku sampaikan kepada simbok dan babe. namun apa yang ku dapatkan saat itu dilema yang tak bisa kubendung lagi untuk menahan semua obsesiku tersebut. Beginilah kira-kira, "Mbok, Be...aku anakmu mau melanjutkan sekolah boleh g?" itu pernyataan yang keluar dari mulutku waktu itu. jawaban yang buat nyeri kudapatkan dari simbok, "Simbok seneng le ...awakmu iso sekolah meneh, tapi simbok ming mikirke adikmu sik cilik dewe kae sekolahe py?". Terus terang dalam hati ini menangis sakit banget, bukan karena soal penolakan dari kedua orang tua atau apalah namanya itu tapi pernyataan yang terlontar dari simbok tentang masa depan sekolah adikku tersayang. Maklum aku dalam keluarga yang memiliki taraf ekonomi bawah jadi sikap legowo untuk saling nyengkuyung untuk perekonomian keluarga itu sesuatu banget.

Setelah beberapa saat ku berfikir akhirnya ku lepas anganku akan kelanjutan tingkat pendidikanku kembali mengendap di dasar hati. Kenyataan pahit kembali ku telan karena masa kerjaku diperusahaan konsultan dijogjakarta lepas.

Perjalanan mencari pekerjaan kembali ku jalani hari demi hari terus berfikir dan berusaha mencari pekerjaan. Waktu itu sempat ditawari oleh pak johannes sumartono yang sudah mendapatkan batu loncatan pekerjaan di daerah sorowajan, jogja dan itu juga merupakan sebuah perusahaan konsultan. Sempat sih membantu pekerjaan beliau beberapa kali ke kantornya, namun karena waktu itu rasa traumatis yang hadir kerja didunia konsultan dan terutama proyek membuatku tak mau lagi dan kapok untuk berkecimpung karena kerja tak kunjung menerima gaji. Ingat sekali apa yang terlontar dari pak MK saat ku menghadap untuk bernego dan sekaligus berpamitan dari perusahaan terakhir ku bekerja, beliau berkata begini, "Mas, Perusahaan konsultan di indonesia itu untuk saat ini memang belum menjanjikan di indonesia". nah dari itu ku harus menerima yang dinamakan depresi dan traumatis. Kembali ke tawaran pak johannes sumartono tadi ku tolak dengan segala penat yang ada di kepala dan memutuskan mencari pekerjaan di luar lingkaran proyek.

Pencarianku itu bernasib sama saja tak bisa mendapatkan pekerjaan yang ku cari dan malah berangsung hampir satu tahun menganggur hanya kerjaan sambilan srabutan yang bisa kulakukan. Hingga waktu ku bertemu dengan teman semasa sekolah kembali dan itu membantu ku untuk bangkit kembali dari keterpurukan.

Setelah sekian lama ku tinggalkan sekolahku tercinta semasa STM akhirnya ku kembali dengan motif yang berbeda yaitu untuk mendapatkan sedikit kesempatan dalam mencari mata pencaharian bersama dengan teman sejawat waktu itu.

Setalah sampai di sekolah tercinta ternyata masih ada juga yang mengenali kami, padahal sudah lulus dan meninggalkan sekolah tercinta kurang lebih 5 tahun. ya sudah cukup tua untuk kembali ke sekolah tercinta untuk mencari pekerjaan lewat sekolah sih. Namun di papan pengumuman untuk informasi lowongan pekerjaan masih ada juga yang masuk kualifikasi.

Ada beberapa info lowongan pekerjaan yang masuk dalam list daftar diantaranya perusahaan2 tambang yang kebanyakan di daerah kalimantan tentunya, ada perusahaan label industrial yang bermuara ke arah jabodetabek. Akhirnya pada kesempatan tersebut kami bertiga waktu itu, ada anok, deni dan saya sendiri memasukkan lamaran ke beberapa perusahaan yang kiranya masih masuk kuaifikasi untuk kami kembali mendapatkan kesempatan mencoba peruntungan pada waktu itu.

Setelah beberapa waktu akhirnya kami pun ditelepon dan diberikan pengarahan untuk perusahaan yang sedang membutuhkan dan itu urgent. Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang industri rumah tangga alias perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga. Namun pada waktu itu saya sedang dilema karena sudah tak mau lagi bekerja dalam bidang proyek karena pengalaman sebelumnya yang notabene membuat saya kapok.

Namun pada waktu itu informasi kami juga terbatas dan kami juga dituntut untuk cepat dalam mengambil keputusan. Pada awalnya infonya yang dibutuhkan itu 1 saja, namun karena kami bertiga dan ada tambahan 1 tapi beda jurusan dia adalah sidik yang nota bene merupakan jurusan mesin.

AKhirnya komunikasi pihak sekolah dengan perusahaanpun dilakukan oleh pihak sekolah. Ternyata perusahaan tersebut akhirnya bisa menerima kami berempat untuk masuk ke perusahaan tersebut. Yang jadi permasalahannya perusahaan tersebut ngebet untuk segera berangkat ke tangerang. ya perusahaan tersebut berada di tangerang lebih tepatnya di kabupaten tangerang. Waktu itu hari jumat pagi kami berempat ke sekolah untuk mendapatkan informasi tentang lamaran yang kami masukan ke sekolah barang kali sudah ada info terbaru tentang perkembangan dari apa yang kami inginkan. Ternyata belum juga ada kabar tersebut malah yang tidak kami masukan yaitu perusahaan dari tangerang kabupaten tersebutlah yang masuk dalam play list.

Kamipun diberikan motivasilah dari pihak sekolah untuk perusahaan ini kalau perusahaan ini sangat membutuhkan dan butuh dengan segera untuk bergabung dengan perusahaan tersebut dan malah tanpa tes waktu itu. Akhirnya kamipun menanyakan untuk kami berempat bisa berangkat atau hanya tetap yang dibutuhkan seorang saja? Dari pihak sekolah menanyakan kembali kepada perusahaan yang ditangerang tersebut apakah benar bisa kami berempat berangkat ke tangerang. Karena hari itu merupakan hari jumat akhirnya kamipun pamitan kepada bapak2 yang mengurusi bagian dunia kerja atau penyaluran kerja bagi para siswa dari sekolah kami. Sebelum kami pulang pihak BKK meminta nomer yang bisa dihibungi jika sewaktu-waktu ada kabar tentang pekerjaan yang masuk dalam list kami, tanpa pikir panjang lagi akhirnya kamipun meninggalkan kontak yang diminta sama pihak BKK sekolah.

Setelah kami keluar dari sekolah kamipun sedikit berdiskusi tentang kemungkinan yang akan terjadi dan kamipun sepakat kalo berangkat ya harus bareng-bareng ya seperti itu sih. sekiranya semua sudah selesai dan sudah cukup kami akhirnya memutuskan untuk meninggalkan sekolah dan kembali kepada urusan masing-masing. Kalau saya kembali ke rumah dan berharap semua kan segera terjawab dari semua yang sudah masuk ke dalam list.

Jumat sore menjelang adzan ashar berkumandang ku terima telepon dari nomor yang tak ku kenal entah dari mana...tanpa pikir panjang akhirnya ku angkat telepon tersebut. Terperanjatlah ketika mendengar berita yang disampaikan via telepon tersebut, ternyata telepon dari pihak sekolahan yang memberikan kabar kalau hari senin harus sudah sampai di tangerang untuk masuk ke perusahaan yang kemaren sempat diinfokan kepada kami dan kami berempat semua berangkat.

Waktu itu kujawab saja bisa kami menerima penjelasan dari pihak sekolah langsung disekolah, ternyata bisa karena waktu itu dalam benakku harus koordinasi dulu nih dengan orang tua dan juga teman-temanku yang seperjuangan. Oh ternyata bisa dan kami hari sabtu bisa bertemu dengan pihak sekolah mengenai penjelasan yang kami inginkan.

Setelah telpon tadi langsung ku bergegas menghubungi teman yang lain untuk memastikan kabar tersebut benar apa tidak. Sebelas duabelas teman yang lain juga dapat kabar yang sama dan akhirnya kamipun sepakat untuk ke sekolah keesokan harinya untuk tahap selanjutnya harus bagaimana terkait hal tersebut.

Hari seolah cepat berganti, semalam sudah info ke keluarga akan kabar gembira tersebut dan sudah dapat restu untuk hal ini karena ini sebuah kesempatan yang harus diambil karena ini menyangkut keberlangsungan masa depanku juga.

hari sabtu sudah datang dan ku mengendarai sepeda motor kutarik gas ke sekolah tercinta yang jaraknya kurang lebih 15 kilo dari rumahku. Sesampainya disekolah ku menunggu teman yang lain sebelum ku temui bagian yang mengurusi penyaluran kerja yaitu BKK. tak berselang lama akhirnya kamipun berkumpul dan siap untuk menghadap ke BKK untuk menerima penjelasan terkait dengan peluang kerja yang kami dapatkan tersebut.

Akhirnya kamipun dikumpulkan disebuah ruangan yang dimana kami mendapatkan penjelasan terkait peluang tersebut. dari surat menyurat yang harus kami siapkan dan juga disana siapa yang harus kami hubungi dan kami temui terkait perusahaan tersebut dan alamat tentu saja. seenggaknya kami tahu apa yang harus kami lakukan untuk dapat menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Awalnya kamipun awam dengan perusahaan yang akan menerima kami, dan kamipun sedikitnya khawatir karena kami masuk tanpa melalui tes dari perusahaan tersebut. Informasi yang kami dapatkan adalah perusahaan tersebut sedang dalam pengembangan dan sedang membutuhkan SDM baru untuk memenuhi kebutuhan SDM dari perusahaan tersebut.

Setelah semua jelas akhirnya kamipun berdiskusi untuk mencari tiket transportasi yang akan membawa kami ke tangerang untuk hari minggu sore sehingga kami bisa sampai tangerang pada hari seninnya. Karena kami merupakan para pengangguran akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan alat transportasi yang paling murah yaitu bis. Singkat cerita akhirnya kamipun menuju ke terminal yang terdekat dengan tempat tinggal kami. Pada waktu itu saya tinggal di jalan tentara pelajar arah kaki gunung merapi, deni daerah jalan magelang, anok dan sidik daerah jakal dan kaliurang. Terminal yang pas adalah terminal jombor yang berada di jalan magelang. kami berempat berangkat ke terminal jombor dan memessan untuk tujuan ke bitung, tangerang.

Tiket bis sudah ditangan akhirnya kamipun pulang untuk menyiapkan apa yang harus kami bawa dan bekal pakaian seadanya sisanya kami bisa fikirkan disana setelah kami tiba disana. Pada waktu itu kami juga dikasih kontak kakak kelas yang sudah bekerja di perusahaan tersebut dia adalah mb lucky yang selalu siap memberikan bantuan kepada kami.

Wah alangkah pas nya anok ternyata punya sodara yang tinggal juga di daerah tangerang yang kebetulan juga di daerah dekat perusahaan tersebut. Tanpa pikir panjang akhirnya kami sepakat untuk ke tempat mamangnya si anok untuk tempat singgah sementara.

Perjalanan dan perjuangan kembali kami lakukan bersama dengan mimpi yang ingin dicapai bersama dengan jalan yang sama dengan tujuan yang berbeda namun diawali dengan kebersamaan dan tumbuh bersama. Perjalanan sore itu dengan mengendarai bis yang membawa kami ke perantauan kesekian kalinya membawa kami lebih dekat dengan impian.

Setelah melalui malam yang panjang akhirnya sampailah pada sebuah tempat yang masih asing di rasa kami berempat. Setelah sampai di bitung, pemberhentian untuk bis rosalia indah pada waktu itu. Tepat jam setengah 6 pagi kami turun dari bis di bitung, tangerang. Setelah sampai dan beristirahat sejenak kami menghubungi mamang dari anok untuk memperoleh informasi lokasi dan kendaraan apa yang bisa kami gunakan untuk menuju ke sana.

Setelah mendapatkan penjelasan tentang apa yang diperlukan akhirnya kamipun melanjutkan perjalanan menggunakan angkot menuju rumah mamang anok tinggal. Setelah mendapatkan angkot yang dimaksud akhirnya perjalanan kembali diteruskan menuju rumah mamang yaitu bojong jalan raya serang. Diperjalanan kesan pertama datang ke tangerang adalah kesan kumuh dari sepanjang jalan yang kami lalui dengan menggunakan angkot. Seolah hal yang baru ku temui tak selaras dengan apa yang ku bayangkan pada saat perjalanan menuju kota ini.

Sepanjang jalan banyak sampah dan tak jua kutemukan selokan disepanjang tepi jalan dari jalan raya serang ini. Kerumunan masa yang kutemui pertama kali di daerah cikupa tepatnya di depan pabrik cing luh sungguh membuat kami tertegun menyaksikan. Ternyata seramai inikah yang dinamakan daerah industri? wow sungguh sangat-sangat membuat mual perut.

Nantinya tempat ini akan sehari-hari kudapati hingga tak tau sampai kapan hal ini akan berjalan. Beberapa tahun atau kah sampai nanti ku tua kelak? tak tau lagi biar waktulah yang akan menjawabnya. Ku susuri jalan penuh sesak kendaraan dan lalu lalang orang menyeberang jalan yang ramai diawal minggu ini.

Setelah Hiruk pikuk orang itu ku lewati sampai akhirnya kami harus bertanya kembali kepada sopir pembawa angkot, "bang, bugel masih jauh?" dan si sopirpun menjawab dengan jelas, "Bentar lagi sampai" kamipun bersiap untuk segera turun dari kendaraan yang membawa para manusia bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya dalam jarak dalam kota/daerah.

Setelah beberapa saat kami akhirnya turun juga karena pak sopir sudah memberikan mandat untuk turun sesuai dengan permintaan para penumpang. Setelah kami turun akhirnya si anok kembali menghubungi mamangnya untuk mendapatkan informasi selanjutnya. Naas ternyata kita sudah terlewat alias keblandang (bahasa jawa) lumayan jaraknya kalau ditempuh dengan jalan kaki.

Yah, Sudah memberanikan diri membayangkan kasur yang empuk dan kaki yang dimanja dengan longgarnya ehhh...ada aja halangan. Akhirnya kamipun kembali menghadang angkot yang ke arah sebaliknya dari perjalanan tadi dan itu cukup geregetan sih karena jam berangkat masyarakat padat terus angkotnya. Tak begitu lama akhirnya kamipun mendapatkan angkot yang akan membawa kami ke titik penjemputan yang dipimpin oleh sang mamangnya anok.

Dalam perjalanan si anok sempat berceletuk begini, "Anak e mamangku ayu hlo dab, ora macem2 hlo!" itu yang keluar dari mulut si anok. Pada awalnya bayangan kami adalah anok ini hanya membual belaka jadinya kami tak percaya akan cerita anok. Setelah beberapa saat akhirnya kami pun turun sesuai dengan instruksi dari mamangnya anok. Setelah sampai dan kami membayar akan jasa pak sopir angkot kamipun menunggu sambil menikmati udara pagi itu yang kurasa semakin panas.

Sewaktu menunggu mamang, si anok juga bercerita kalo dia sudah berapa tahun sudah tak pernah bertemu dengan mamangnya. Raut wajahnya pun dia sudah samar-samar ingat. Hal ini yang membuat kami jadi sedikit gelisah juga. Wah dasar anok beneran membuat kami gelisah juga nih orang. Namun tak berselang lama ada telpon berdering lalu diangkat lah telepon itu oleh anok yang ternyata mamangnya anok. Pria dengan perawakan tinggi kurus dan putih dengan kaca mata dengan mengendarai motor membawa teleponnya tepat ditelinganya sambil melihat kiri kanan sekitarnya pertanda mencari orang. Si anokpun tak kalah ketinggalan gaya yang sama diperagakan oleh manusia dengan perawakan sekel tak begitu tinggi dengan kulit sawo matang menjurus ke hitam dengan rambut lurus spike. Setelah beberapa saat melihat sekitar akhirnya mereka pun bertatapan dan saling melambaikan tangan pertanda sudah menemukan apa yang dicari.

Misi mencari mamang sudah tercapai dan kamipun berjalan menuju rumah mamang yang tak begitu jauh dari kami beristirahat. Kami memalui jalan gang masuk kampung dan melewati jalan yang semakin sempit dengan batas jalan adalah tembok rumah satu dengan rumah lainnya.

Akhirnya perjalanan kami sampai juga dikediaman mamang dan keluarganya bermukim. Ternyata mamang tinggal dengan istrinya dengan 3 anak. ternyata benar apa yang dibilang sama anok kalau anaknya ada yang cantik biasa dipanggil dengan neng (anak sunda) anak sulung, kedua laki-laki masih SMP dan yang paling kecil laki2 masih berumur kurang dari 3 tahun.

Hari pertama di kota perantauan bersama teman-teman seperjuangan merupakan hari yang menyanangkan, bagaimana tidak kami selalu bercerita dan bercanda sambil mengenang masa sekolah dan juga perjuangan hingga lulus dari sekolah tercinta yang membawa kami kembali bersama dalam bekerja seperti sekarang ini. Kami menghubungi orang yang direkomendasikan oleh sekolah sebagai penghubung kami dengan pihak perusahaan yang akan menerima kami menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Dia ternyata adalah kakak kelas kami yang sudah bekerja diperusahaan tersebut jauh dari kami. Namun kami tak kenal beliau karena selain beda jurusan juga saat kami sekolah dulu tak pernah kenal nama yang tak menonjol dari jurusan lain, kalau wajah mungkin kami akan familiar kalau bertemu. untuk saat ini kami belum bertatap muka dengan beliau. baru dapat nomer kontaknya saja.

Setelah kami menghubungi beliau beliau langsung menanyakan keberadaan kami sekarang dan meminta kami untuk menemui beliau untuk mengurus segala yang diperlukan untuk bertemu dengan pihak dari perusahaan yang akan menaungi kami nantinya.

Setelah semuanya jelas akhirnya kami berangkat menemui beliau sore harinya karena sekarang beliau sedang bekerja. Setelah pulang kerja kami akan menemui beliau dengan menggunakan angkutan umum karena kami tak ada kendaraan bermotor yang bisa kami gunakan, karena kami juga berempat, kalau kami berdua saja bisa saja pinjam motor mamang anok.

Sembari menunggu sore hari kami pun tak ada kegiatan yang bisa kami kerjakan, hanya duduk dan berbincang hingga kami pun ketiduran karena capek selama perjalanan kami dari jogja semalam.

Setelah siang menjelang sore kamipun merasa perut perlu ditambah lagi nih persediaan tenaga. Kamipun berempat berjalan mencari makan sekitar rumah mamang, g enak juga merepotkan mamang. Kami melihat sekitar sambil berjalan mencari warung makan, kesan yang terbersit dalam pikiranku hanyalah sebuah perantauan yang penuh sesak dengan segala keruwetannya yang dapat ku pikirkan saat itu. Kehidupan diperantauan ini sebuah rutinitas yang memaksa orang tuk survive dalam menjalani kehidupan yang ada. Lihat saja rumah yang berderet penuh dengan sesak dan kehidupan yang selalu saja menggerus makna kehidupan mereka yang sudah terjebak dalam lingkaran rantau yang sudah tak bertuan. Sampah berserakan dan rutinitas kehidupan yang ada serba tak acuh satu dengan lainnya. Kerja, kerja dan bekerja itu yang selalu ada dalam benak mereka guna mencukupi keberlangsungan hidup mereka sebagai warga pendatang. Akankah ku ikut terjebak dalam sebuah koloni seperti yang ada dalam pikiranku sendiri? Bagaimana kehidupan ini mempengaruhiku menjadi seperti mereka yang sudah berdiam dan menetap dalam koloni ini?

Persimpangan mungkin saja akan membuatku berubah dalam menjalani sebuah kehidupan dalam kehidupan koloni ini? Apa yang mungkin saya pikirkan ini juga dipikirkan juga oleh sesama pendatang baru dalam dunia koloni ini? Teman-teman juga akan bekerja dan bertumbuh dengan segala kesemerawutan koloni ini? Semoga saja hal ini hanya pemikiran ku saja dalam mendalami karakter sebagai anak rantau.

Setelah kami berjalan melewati deretan rumah kos dan kontrakakan hingga ku lalui sebuah rawa yang tak berproduksi kamipun mendapati rumah makan orang tegal atau yang mereka sebut sebagai warteg karena kebanyakan warug makan ini yang usaha adalah orang dari orang tegal maka dikenal dengan warteg.

Inilah awal mula kami menjadi penikmat dan langganan tetap warteg. Percobaan pertama yang ku lalui dengan teman teman menikmati warteg sungguh luar biasa, nikmat nya bisa bikin perut buncitt..hahhaha..

Setelah menyantap makan di warteg kamipun berangkat pulang dan persiapan untuk bertemu dengan mb lucky si penghubung kami dengan perusahaan yang akan menjadi naungan kami berempat. Mandi dan bersiap untuk berangkat ke tempat mb lucky. karena kami baru di perantauan kami bertanya ke mamang kalau menuju alamat yang diinformasikan ke kami oleh mb lucky yaitu di daerah cihideung naik angkot musti naik dari mana dan harus ganti berapa kali. Setelah kami mendapatkan informasi dari mamang kamipun berangkat dari rumah mamang ke jalan raya yang lumayan kalo berjalan kurang lebih 10 sampai 15 menit.

Dalam perjalanan kami menuju jalan raya kami kembali menyusuri jalan gang-gang sempit dan beberapa rawa seperti jalan kami waktu kami mencari makan di warteg tadi. Setelah sampai dijalan raya kamipun menunggu sang angkot menjemput kami sambil bercanda dan berbincang mengenai perusahaan yang akan menaungi kami nantinya sembari berkoordinasi dengan mb lucky.

Beberapa menit kemudian angkotpun datang menjemput kami dan membawa kami ketempat tujuan kami. ternyata tak terlalu jauh juga dari tempat tinggal mamang. 10 menit kemudian sampailah kami pada tujuan pemberhentian angkot. kamipun turun dan memberikan kabar kepada mb lucky, untuk langkah berikutnya kami harus kemana.

Karena kami bingung dan tak tau arah mb lucky pun memberikan instruksi untuk menunggu kami di gang yang sudah ditentukan oleh mb lucky, dan beliaupun menjemput kami. Setelah menunggu beberapa saat datanglah sosok wanita dengan perawakan keibuan dengan pakaian kerja dan rambut yang ikal sebatas bahu. Dan dari situlah kami pernah tau satu sama lainnya kalo memang beliau merupakan kakak angkatan semasa sekolah dulu, hanya saja beda jurusan.

Setelah kami bertemu langsung saja kami diajak untuk ke kediamannya yang tak jauh dari kami menunggu.

Selang beberapa menit kami sudah masuk ke gang seperti lorong memanjang yang menghubungkan kosan mb lucky dengan jalan kampung yang ada. Kamipun dipersilakan duduk dan kamipun segera masuk dan duduk sembari bertanya seputar sekolah dan juga perusahaan yang akan menaungi kami.

Mba lucky memberikan penjelasan terkait dengan perusahaan dan persyaratan yang harus kami siapkan untuk masuk ke perusahaan tersebut. Nama perusahaan tersebut adalah PT. Kencana Gemilang yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang alat-alat rumah tangga yang sudah dikenal masyarakat luas. Tentunya sudah tak asing lagi bagi konsumen Miyako, ada magicom, Kipas angin, blender, dispenser dan lainnya.

Sayangnya kami masih sangat ansing terhadap perusahaan tersebut apalagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut karena kami merupakan orang yang tak berkecimpung dalam industri tersebut dan juga kami juga masih anak muda yang masih suka main kesana kemari tanpa peduli alat kebutuhan rumah tangga seperti yang tersebut. Setelah mendengar penjelasan dari mb lucky akhirnya kami sedikit mengerti dan akan mulai mencoba mengerti lebih dalam lagi.

Setelah dirasa cukup kami berpamitan kepada mb lucky, namun beliau masih ada yang perlu disampaikan kepada kami yaitu untuk tempat tinggal kami kelak. Ternyata kami sudah disediakan tempat untuk tinggal alias kontrakan yang dekat dengan perusahaan. Kalo berjalan sih kurang lebih 10 menit. Dan kami sudah dibayari oleh komunitas anak stembayo yang sudah bekerja diperusahaan tersebut. Weh...hladalah ternyata kami tak hanya ada kami dan mb lucky ternyata diperusahaan yang akan menaungi kami banyak juga yang anak lulusan dari sekolah kami yaitu stembayo. Alhasil akhirnya kami juga merasa senang bisa bertemu dengan para alumni dan lebih tertarik untuk mencari informasi lebih dalam lagi.

Akhirnya kami sudah cukup mendapatkan informasi dan kami akan berpamitan dan menyiapkan berkas yang akan kami bawa besok pagi menghadap HRD perusahaan tersebut.

Hari yang ditunggu-tunggupun datang juga, persiapan bangun pagi sudah dilakukan karena mandi harus bergantian soalnya kamar mandi juga hanya satu dan itu digunakan oleh keluarga mamang dan kami berempat. Setelah kami bersiap kamipun berpamitan kepada mamang dan keluarga untuk berangkat ke perusahaan yang akan kami tuju sebagai pelabuhan mencari nafkah nanti dan semoga hal ini menjadi awal yang baik buat kehidupan kami berempat.

Perjalanan pagi ke perusahaan dengan menenteng dokumen yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan guna bergabung dengan perusahaan yang tersebut. Kami diinstruksikan oleh mb lucky kalo masuk melalui pos security bilang saja kalo interview kerja dan menunjukkan surat pengantar dari sekolah.

Kami berjalan dari rumah mamang untuk mendapatkan angkot menuju cihideung, sepanjang perjalanan kami berbarengan dengan para pekerja yang sama-sama berangkat bekerja entah dari mana asalnya dan perusahaan apa mereka bekerja. Daerah cikupa yang merupakan salah satu kawasan industri banyak pabrik2 yang mempekerjakan karyawan jadi akan sangat ramai kalo pagi jam berangkat masyarakat. Setelah kami sampai tempat pemberhentian angkot untuk membawa kami ke tujuan, kamipun siap untuk mendapatkan angkot yang sudah menunggu kami.

Sudah diangkot dan kamipun sudah berangkat ke lokasi yang akan kami tuju, jarak naik angkot tak begitu jauh kurang lebih 5 sampai 10 menit tergantung dengan tingkat kepadatan jalan karena jam berangkat masyarakat.

Setelah sampai digang masuk ke perusahaan kamiun turun dan melanjutkan dengan berjalan kaki, jarak yang ditempuh sampai pabrik dengan gerbang teramai yang berada kurang lebih 5 sampai 10 menit kalau berjalan kaki. Info dari mb lucky pokoknya gerbang yang paling ramai yang berada dikanan jalan dan disitu ada security yang bisa ditanya.

Setelah berjalan dan akhirnya kami menemukan gerbang yang ramai akan karyawan yang masuk ke gerbang tersebut dan kamipun langsung masuk dan bertanya ke security. ternyata benar perusahaan tersebutlah yang kami tuju selama ini hanya dalam bayangan atau imajinansi kami yang beragam. Perusahaan yang memiliki luas kurang lebih 2 hektar mungkin lebih dengan beribu karyawan yang bekerja didalamnya.

Kami dipersilakan masuk oleh security dan menunggu panggilan dikantin perusahaan tersebut. Kami menunggu dan menunggu hingga waktu tak teridentifikasi. Dari yang lalu lalang orang hilir mudik melewati kantin hingga sepi tanpa seorang pun yang terlihat oleh mata kami. Kami saling memperbincangkan perusahaan sebesar ini kita mau dipekerjakan sebagai apa ya? Sampai kamipun tak terasa sampai jam menunjukkan jam sudah berjalan dengan begitu cepatnya menunjukkan jarum jam ke angka 10 bahkan lebih dan belum dapati panggilan yang kami harapkan.

Sampai akhirnya menjelang setengah hari kurang lebih jam setengah 11 kamipun dipersilakan masuk untuk bertemu dengan HRD perusahaan ini. kamipun dipersilakan untuk mengisi formulir dan mengumpulkan dokumen yang diperlukan. Sembari kami mengisi formulir dan pemberkasan kami secara bergilir dipanggil untuk interview satu persatu oleh kepala HRD. Setelah satu persatu dipanggil tibalah giliranku untuk dipanggil. Saat interview saya ditanya motivasiku untuk bergabung dengan perusahaan. Ku jawab dengan tegas waktu itu, ingin memiliki perusahaan sendiri. Dan waktu pun selesai untuk interview kami dan kami dipersilakan untuk kembali ke penantian di kantin kembali. Ternyata selain dari stembayo ada juga sekelompok pemuda dari sekolah yang berbeda dari kami yaitu stembase (Stembayonya semarang).

Mereka sudah duluan dan mereka sudah berkeliling perusahaan dan siap untuk bergabung dengan perusahaan tersebut. Kamipun berkenalan dengan mereka mereka waktu itu juga berempat sebut saja, ada oki, robi, bulus dan satu lagi aprizal. Ternyata kami seperjuangan dalam mendapatkan tempat dalam perusahaan tersebut.

Kamipun mengobrol dan saling memperkenalkan diri dan saling memberikan support satu dengan yang lainnya. Hingga kamipun mendapatkan panggilan ke dua dari bagian HRD. Akhirnya panggilan itu datang juga setelah menunggu lama sampai jam istirahat kami masih menunggu. Setelah istirahat kami dapat panggilan dan kamipun diberika breefing oleh HRD dan kamipun Sah menjadi bagian dari keluarga perusahaan kencana gemilang atau lebih dikenal dengan MIYAKO.

Demikian perjalananku dengan teman-teman seperjuangan mendapatkan status keluarga MIYAKO.
Perjuangan itu melalui proses yang panjang dan tak kan pernah tau hasilnya karena hasil itu sudah campur tangan tuhan yang maha kuasa akan makhluk ciptaannya.

Perjalanan selanjutnya bisa anda lihat postingan https://ceritababazi.blogspot.com/2019/07/dilema-akhir-kuliah-tugas-perancangan.html




































Comments

Popular posts from this blog

Heboh Masker COVID-19/Corona Virus

Ilustrasi Corona virus by Me Heboh, borong masker, borong bahan makanan instan seperti mie instan, sarden, vitamin dan barang yang berguna untuk segala kondisi terkait dengan COVID-19 atau orang lebih kenal dengan virus corona. Virus corona yang pertama ditemukan di Wuhan, cina, pada desember 2019 telah menyebar ke seantero cina dan beberapa negara di dunia. Untuk update terbaru bisa buka link dibawah ini yang di update per 3 maret 2020. https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/03/091500465/update-virus-corona-di-seluruh-dunia-tembus-73-negara-48002-sembuh-3117 Untuk di indonesia sendiri mulai heboh setelah presiden jokowi memberikan pernyataan terkait warga negara indonesia terjangkit virus ini. 2 orang warga negara yang tertular dan dinyatakan positif terpapar virus corona diumumkan oleh pak jokowi per 2 maret 2020 kemaren. Hal inilah yang memicu kehebohan di indonesia hingga memborong masker dan bahan makanan sebagai tindakan siaga terkait virus COVID-19 ini.

#ceritababazi #56 Sumeleh

Nalika awake dewe lagi diwenehi pacoban urip, awake dewe kudu kepiye supaya bisa tetep kuat lan semangat ngelakoni? Nah, iki sik bakal dadi pembahasan neng tulisan sik arep tak tulis kanthi sak pangertenku bab pacoban urip kuwi mau.  Sik mesti bakalan marakke penasaran dening kabeh sik mampir neng omah wewacanku iki. Sopo coba sik ora tau diwenehi pacoban urip, mesti kabeh menungso wis tau to ya? yo pora rek? Ngerti pora rek, iki nembe sepisan aku nulis nganggo boso daerah yoiku boso jowo. Dadi nek rodo ora kepenak diwoco yo nyuwun pangapunten loh ya... Kadang kolo awake dewe kui ono munggah mudune nglakoni urip sik saiki awake dewe lakoni, yo sepisan nek awake dewe lagi ono ning ngisor mesti pikirane awake dewe kui dadi mumet lan cuntel. Tapi kadang kolo yo ono neng duwur sik marake awake dewe gumedhe ndase, lali marang gusti sik gawe urip. Jenenge wae urip kui kabeh menungso mesti ono wolak walik ing jaman, nah mangkane kui awak e dewe sik sadar lan tumprap eling marang opo sik diara

Jakarta aku padamu

Akhirnya saat yang dinanti tiba...yg dipertuan agung beserta balateri sudah datang pokoknya jakarta aku padamu... Kala pertama ku jumpa wow...balateri langsung sumringah menyambutku "baba...baba" itu kata yang keluar dari bibir mungilnya..dan sambutan peluk hangat kutangkap dalam-dalam..badan mungilnya waktu berjumpa sudahh larut , ternyata seharian balateri sudah tak sabar menanti kedatanganku. Sehabis berpelukan layaknya teletabis ku bergegas berganti kostum buat tidur...sembari menemani balateriku... balateri sudah dengan ocehannya, "bunda, cucuu!" Ya sudahh bundanya langsung bergegas ke dapur dan buatin susu untuk balateri toh waktunya untuk bobok Setelah mengenyut botol susunya terlelap juga balateriku HARI PERTAMA pagi hari terbangun dan disambut tawa ceria balateri membuatku semakin semangat untuk bangun pagi dihari libur. rencana mau menjajal moda transportasi yang lagi heboh dikalangan masyarakat jakarta pada umumnya..apa itu? Mass rapi