Tak pernah kuberfikir untuk tak peduli dengan segala hal yang hanya menghabiskan energi dan tak bermanfaat bagiku dan orang lain. Seringkali kita terlibat dalam perselisihan yang sebenarnya itu tak berarti apa-apa bagi kita, hanya membuat kita membuang energi yang semestinya tak kita pergunakan hanya untuk meributkan hal yang tak bermanfaat bagi diri kita.
Aspek manfaat yang didapat tak sebanding dengan apa yang kita keluarkan untuk hal tersebut. Pastinya kita pernah dong melakukan hal bodoh (kalau menurut pendapatku) yang ujungnya tak memberikan hal positif bagi kita. Misalnya saja kita berdebat dengan orang yang sebenarnya berujung pada hal yang kurang bermanfaat, berargumen dengan pemimpin kita dalam sebuah perusahaan dimana pasal 1 yang berbunyi pimpinan selalu benar dan pasal berikutnya kalaupun pimpinan salah akan kembali lagi ke pasal satu. Hal-hal yang semacam itulah yang saya maksud menghabiskan energi untuk hal yang bodoh. Sudah barang tentu kita tak akan menang jika kita teruskan berdebat dengan hal seperti itu, hanya menghabiskan energi yang seyogyanya bisa kita manfaatkan energi tersebut untuk hal yang lebih positif, betul tidak?
Renungkan sejenak apa yang sudah saya utarakan sebelumnya tersebut.
Kadang kala kita terjebak dalam emosi jiwa yang menggebu akan sesuatu dan itu membakar adrenalin kita untuk terus bertambah kalap. Padahal kalau kita berfikir dengan penuh kesadaran dan tanpa emosi jiwa hal tersebut bisa kita hindari guna melangkah ke hal yang lebih positif. Bisa saja kita dari pada menghabiskan emosi dengan hal yang tak jelas jluntrungannya bisa kita habiskan emosi kita dengan menulis ataukah melakukan hobi yang kita suka.
Permasalahannya kembali lagi kepada kontrol emosi yang masih kurang baik dari diri kita dalam melakukan dan menahan lebih bijak lagi guna mendapatkan hasil yang lebih baik lagi tanpa dengan emosi, lebih kreatif dalam mengurai sebuah permasalahan yang kita hadapi. Sehingga penyesalan yang akan terjadi bisa kita minimalisir.
Terpancing karena situasi dan kondisi kita yang kurang baik secara mental juga menjadi salah satu sebab hal ini bisa terjadi. Bisa saja hal semacam ini terjadi karena kesalah pahaman akan perkara yang menjadi titik api itu dimulai. Tak menutup kemungkinan hal ini juga ada peran jahat dari orang yang tak suka dengan kita alias kita difitnah atau terjadi sabotase dari orang atau oknum itu akan berbeda lagi. hal tersebut bisa kita benarkan karena hal tersebut menyangkut harga diri kita dong.
Namun yang akan kita bahas disini adalah dimana kita emosi pada situasi yang sebenarnya bisa kita selesaikan dengan kepala dingin tanpa harus ber-emosi jiwa yang berlebihan. Efek yang didapatkan dari emosi jiwa yang berlebihan tentu saja akan berpengaruh terhadap orang terdekat atau orang yang mungkin saja tak sepatutnya mendapatkan emosi jiwa yang salah. Hubungan yang sudah terjalin dengan baik akan memudar sehingga membuat hubungan baik jadi tidak nyaman lagi dan bahkan bisa menjadi perpecahan antar kedua belah pihak tentunya.
Perkara semacam ini bisa terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu hubungan keluarga, asmara, pekerjaan ataukah dalam kehidupan bersosial lainnya. Setiap orang tentunya memiliki pemikiran yang berbeda-beda, bahwasannya setiap orang memiliki persona berbeda dalam melihat permasalahan baik itu kehidupan pribadi atau terhadap lingkungan sosialnya.
Pada dasarnya manusia itu diberikan akal untuk menanggapi hal yang terjadi dengan dirinya dan bahkan dengan lingkungan sekitar dimana kita menggunakan empati untuk peduli dengan kondisi lingkungan kita.
Hal yang terjadi pada masa sekarang menjadi rumit karena banyaknya bertebaran informasi yang tersebar tanpa bisa kita bendung. Kemajuan teknologi menjadi 2 mata pisau yang menjadi abu-abu. Baik itu fakta ataupun hanyalah bualan belaka tanpa dasar. Contoh kasus adalah dari pemberitaan tentang masalah politik yang telah berlalu sehingga menjadikan perpecahan menjadi 2 kubu yang berseberangan. Pada dasarnya pemilu merupakan pesta rakyat yang harus ditanggapi dengan penuh suka cita untuk menentukan pemimpin bangsa. Namun pada faktanya yang terjadi malahan bertentangan dengan apa yang semestinya. Terjadi banyak sekali hoax yang saling menyerang antar kedua kubu. Untuk itu perlu kita mawas diri dalam menghadapi hal tersebut dengan bijak, bahwasannya yang perlu diperhatikan adalah sumber dari berbagai sumber yang menerbitkan berita tersebut sehingga banyak pertimbangan dan mampu melihat dengan hati nurani dengan pemikiran yang suasana yang dingin bukan dengan emosi jiwa.
Pada intinya kita kudu mampu melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang dan dari berbagai sumber. Jangan langsung percaya saja dengan informasi yang kita dapatkan, telaah terlebih dahulu dan tentukan pendirian kita sesuai dengan hati nurani yang penuh pertimbangan, jangan hanya melihat dari satu sisi dan terus memutuskan segala sesuatu dengan tergesa. Hingga membuang energi yang semestinya bisa kita gunakan untuk hal lain yang lebih positif dan bermanfaat bagi kita dan orang lain mungkin.
Penyesalan adanya di ujung perbuatan atau pemikiran yang sembrono alias tanpa pikir terlebih dahulu. Untuk itu kita musti menimbang pula managemen resiko dari apa yang akan kita dapatkan jika melakukan sesuatu. Percayalah dengan pemikiran diri kita pada dasarnya pikiran dan hati kita itu mampu untuk itu, jadi jangan asal percaya dengan omongan atau informasi dari orang lain.
Sharing dengan orang lain yang dipercaya juga membantu juga kok, seriusan hal ini bisa memberikan perspektif lain dan bisa menjadi pertimbangan juga dalam mengambil tindakan nantinya. Jadi jangan ragu ya untuk berbagi kepada orang lain itu akan membuat kita lebih tenang juga karena pendapat itu didapat dari orang yang kita percaya. Kalaupun pendapatnya tak bisa kita terima seenggak-enggaknya kita berbagi cerita sehingga lebih mewarnai hari kita bisa bersosialisasi dengan orang lain. Jaman sekarang sudah jaman generasi Z dimana kesibukan menjadi lebih tak bisa kita kehendaki dan itu terjadi. Karena kesibukan bahkan kita dengan keluarga aja jarang bertemu dan jarang pula bercakap walau hanya untuk say hello.
Mungkin ini sebuah unek-unek yang bisa kutuliskan disini semoga saja ini bisa meringankan buat diri saya pribadi dan mungkin bagi yang membaca postingan ini. kebenaran datangnya hanya dari allah swt, sedangkan kesalahan datangnya dari saya pribadi. Tak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik allah swt.
salam
Aspek manfaat yang didapat tak sebanding dengan apa yang kita keluarkan untuk hal tersebut. Pastinya kita pernah dong melakukan hal bodoh (kalau menurut pendapatku) yang ujungnya tak memberikan hal positif bagi kita. Misalnya saja kita berdebat dengan orang yang sebenarnya berujung pada hal yang kurang bermanfaat, berargumen dengan pemimpin kita dalam sebuah perusahaan dimana pasal 1 yang berbunyi pimpinan selalu benar dan pasal berikutnya kalaupun pimpinan salah akan kembali lagi ke pasal satu. Hal-hal yang semacam itulah yang saya maksud menghabiskan energi untuk hal yang bodoh. Sudah barang tentu kita tak akan menang jika kita teruskan berdebat dengan hal seperti itu, hanya menghabiskan energi yang seyogyanya bisa kita manfaatkan energi tersebut untuk hal yang lebih positif, betul tidak?
Renungkan sejenak apa yang sudah saya utarakan sebelumnya tersebut.
Kadang kala kita terjebak dalam emosi jiwa yang menggebu akan sesuatu dan itu membakar adrenalin kita untuk terus bertambah kalap. Padahal kalau kita berfikir dengan penuh kesadaran dan tanpa emosi jiwa hal tersebut bisa kita hindari guna melangkah ke hal yang lebih positif. Bisa saja kita dari pada menghabiskan emosi dengan hal yang tak jelas jluntrungannya bisa kita habiskan emosi kita dengan menulis ataukah melakukan hobi yang kita suka.
Permasalahannya kembali lagi kepada kontrol emosi yang masih kurang baik dari diri kita dalam melakukan dan menahan lebih bijak lagi guna mendapatkan hasil yang lebih baik lagi tanpa dengan emosi, lebih kreatif dalam mengurai sebuah permasalahan yang kita hadapi. Sehingga penyesalan yang akan terjadi bisa kita minimalisir.
Terpancing karena situasi dan kondisi kita yang kurang baik secara mental juga menjadi salah satu sebab hal ini bisa terjadi. Bisa saja hal semacam ini terjadi karena kesalah pahaman akan perkara yang menjadi titik api itu dimulai. Tak menutup kemungkinan hal ini juga ada peran jahat dari orang yang tak suka dengan kita alias kita difitnah atau terjadi sabotase dari orang atau oknum itu akan berbeda lagi. hal tersebut bisa kita benarkan karena hal tersebut menyangkut harga diri kita dong.
Namun yang akan kita bahas disini adalah dimana kita emosi pada situasi yang sebenarnya bisa kita selesaikan dengan kepala dingin tanpa harus ber-emosi jiwa yang berlebihan. Efek yang didapatkan dari emosi jiwa yang berlebihan tentu saja akan berpengaruh terhadap orang terdekat atau orang yang mungkin saja tak sepatutnya mendapatkan emosi jiwa yang salah. Hubungan yang sudah terjalin dengan baik akan memudar sehingga membuat hubungan baik jadi tidak nyaman lagi dan bahkan bisa menjadi perpecahan antar kedua belah pihak tentunya.
Perkara semacam ini bisa terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu hubungan keluarga, asmara, pekerjaan ataukah dalam kehidupan bersosial lainnya. Setiap orang tentunya memiliki pemikiran yang berbeda-beda, bahwasannya setiap orang memiliki persona berbeda dalam melihat permasalahan baik itu kehidupan pribadi atau terhadap lingkungan sosialnya.
Pada dasarnya manusia itu diberikan akal untuk menanggapi hal yang terjadi dengan dirinya dan bahkan dengan lingkungan sekitar dimana kita menggunakan empati untuk peduli dengan kondisi lingkungan kita.
Hal yang terjadi pada masa sekarang menjadi rumit karena banyaknya bertebaran informasi yang tersebar tanpa bisa kita bendung. Kemajuan teknologi menjadi 2 mata pisau yang menjadi abu-abu. Baik itu fakta ataupun hanyalah bualan belaka tanpa dasar. Contoh kasus adalah dari pemberitaan tentang masalah politik yang telah berlalu sehingga menjadikan perpecahan menjadi 2 kubu yang berseberangan. Pada dasarnya pemilu merupakan pesta rakyat yang harus ditanggapi dengan penuh suka cita untuk menentukan pemimpin bangsa. Namun pada faktanya yang terjadi malahan bertentangan dengan apa yang semestinya. Terjadi banyak sekali hoax yang saling menyerang antar kedua kubu. Untuk itu perlu kita mawas diri dalam menghadapi hal tersebut dengan bijak, bahwasannya yang perlu diperhatikan adalah sumber dari berbagai sumber yang menerbitkan berita tersebut sehingga banyak pertimbangan dan mampu melihat dengan hati nurani dengan pemikiran yang suasana yang dingin bukan dengan emosi jiwa.
Pada intinya kita kudu mampu melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang dan dari berbagai sumber. Jangan langsung percaya saja dengan informasi yang kita dapatkan, telaah terlebih dahulu dan tentukan pendirian kita sesuai dengan hati nurani yang penuh pertimbangan, jangan hanya melihat dari satu sisi dan terus memutuskan segala sesuatu dengan tergesa. Hingga membuang energi yang semestinya bisa kita gunakan untuk hal lain yang lebih positif dan bermanfaat bagi kita dan orang lain mungkin.
Penyesalan adanya di ujung perbuatan atau pemikiran yang sembrono alias tanpa pikir terlebih dahulu. Untuk itu kita musti menimbang pula managemen resiko dari apa yang akan kita dapatkan jika melakukan sesuatu. Percayalah dengan pemikiran diri kita pada dasarnya pikiran dan hati kita itu mampu untuk itu, jadi jangan asal percaya dengan omongan atau informasi dari orang lain.
Sharing dengan orang lain yang dipercaya juga membantu juga kok, seriusan hal ini bisa memberikan perspektif lain dan bisa menjadi pertimbangan juga dalam mengambil tindakan nantinya. Jadi jangan ragu ya untuk berbagi kepada orang lain itu akan membuat kita lebih tenang juga karena pendapat itu didapat dari orang yang kita percaya. Kalaupun pendapatnya tak bisa kita terima seenggak-enggaknya kita berbagi cerita sehingga lebih mewarnai hari kita bisa bersosialisasi dengan orang lain. Jaman sekarang sudah jaman generasi Z dimana kesibukan menjadi lebih tak bisa kita kehendaki dan itu terjadi. Karena kesibukan bahkan kita dengan keluarga aja jarang bertemu dan jarang pula bercakap walau hanya untuk say hello.
Mungkin ini sebuah unek-unek yang bisa kutuliskan disini semoga saja ini bisa meringankan buat diri saya pribadi dan mungkin bagi yang membaca postingan ini. kebenaran datangnya hanya dari allah swt, sedangkan kesalahan datangnya dari saya pribadi. Tak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik allah swt.
salam
Comments
Post a Comment