Sepulang kerja yang kebetulan masih siang, kembali ke kosan kemudian membereskan pakaian yang akan diloundry karena sudah kehabisan stok pakaian untuk dipakai minggu ini.
Kebetulan juga perut terasa perlu diisi sedari pagi belum kemasukan nasi, maklumlah anak kos pagi masuk sereal doang, sedangkan siang hari g bisa keluar karena hujan membatasi pergerakan untuk keluar beli makan. Ya sudah ku segera masukan baju kotor ke kantong plastik bekas tempat loundry minggu lalu. Ganti pakaian santai terus meluncur ke loundry.
Sampai ke loundry langsung ditembak pertanyaan soal corona oleh mb penjaga loundry yang sudah akrab denganku. Maklumlah sudah langganan jadi apal dan akrab denganku, pertanyaannya begini, "mas, corona itu apa, kata renjana yang tau itu masnya?" sambil ketawa penuh mencurigakan. "kurang asem...wah, lempar batu sembunyi tangan si renjana itu mba", sambil menaruh pakaian ke timbangan yang sudah sudah disediakan loundry. Mba loundry juga terus menembak untuk mendapatkan jawaban dariku karena ulah si renjana, sambil mencatat hasil timbangan dinota, "opo mas artine? penasaran iki". Disitu ada 3 orang wanita penjaga loundry, dimana yang 2 merupakan ibu dan anak sementara yang 1 merupakan karyawan baru beberapa bulan bergabung dengan loundry tersebut. Karena sudah terjepit akhirnya ku sampaikan apa maksud corona versi renjana yang membuat penasaran mereka, "corona itu comunitas rondo mempesona mba!". Mereka bertiga mendengar jawabanku langsung sontak tertawa mereka pecah....pecahh banget. Akupun ikut tertawa tak terelakkan hahhaha....akibat ulah renjana tapi membawa tawa bagi para loundrykers.
Setelah selesai transaksi akhirnya ku berpamitan dengan para mba-mba loundry tadi, kemudian langsung bergerak ke arah yang mengenyangkan sedari tadi perut sudah memberontak kewarasanku. sedikit berfikir sejenak mau makan apa ya, yang murah, dekat dan enak serta mengenyangkan. "ouh iya mendingan beli soto tangkar aja deh, dekat serta sesuai dengan kriteria tuntutan perutku", hatiku berbisik begitu akibat kemaren siang keluar makan bareng teman kantor disitu mantab sih. Si supri langsung ku genjot untuk menuju titik lokasi soto tangkar tersebut. Semoga saja masih ya jadi tak perlu mikir lagi harus makan apa. Dalam semenit sampai disebuah warung kaki lima pas pintu gerbang perumahan citra 2 pegadungan, dimana terdapat beberapa lapak yang menjual dari soto, minuman seperti ice tea, kopi ice dan juga warung kelontong kecil serta para penjual buah serta lainnya yang kadang mangkal dari penjual buah, penjual paketan internet, roti dan masih banyak lagi.
Warung Soto Tangkar @citra2 by me |
Waktu sampai ditempat soto tangkar terlihat sepi, biasanya jam 3 sore sudah habis warungpun tutup. Tidak untuk kali ini, masih banyak stok soto tangkar akibat virus yang lagi marak dikalangan pemberitaan. Langsung saja ku pesan satu porsi soto tangkar tanpa aling-aling perut sudah mulai teriak untuk menggiling makanan. Ku duduk di tempat yang sudah disediakan oleh bang penjual. "Bang, sate dikuahin ya, makan sini!", sambil duduk dengan penuh kesiapan untuk melahap soto tangkar dengan nasi sepiring yang segera disiapkan oleh abangnya.
Beberapa menit kemudian datang pesanan sesuai permintaan, semangkok soto tangkar sama sepiring nasi yang siap disantap. Langsung sikat tuh makanan hahha....maklumlah laper sama doyan itu kan beda tipis ya. Sembari makan, ku ajaklah ngobrol abang-abangnya mumpung sepi dia juga sambil istirahat juga santai. Tanganku dengan mulut sungguh singkronisasinya luar biasa, tangan pegang sendok yang langsung menyaring daging dicampur dengan nasi, masukin mulut yang mengunyah dengan penuh penghayatan kesetanan saking doyannya...hahaa..setelah selesai makan barulah obrolan dengan abangnya dimulai.
babazi : "bang, sepi begini udah berapa hari?" sambil menenggak teh tawar yang sudah disediakan oleh abangnya.
Abang : sembari santai, si abang juga makan soto jualannya, " iya udah 2 hari ini sepi sih, yah mau bagaimana lagi nasib", sambil sedikit menghela nafas jelas terlihat dari sudut pandangku
babazi : keluarkan sigaret dari tas terus menyalakan, "efek dari covid-19 ya bang?" sembari menghembuskan asap sigaret dari mulut.
abang : "iya, pemberitaannya sih yang berlebihan kalau menurut pendapat saya, namun larangan keluar rumah begini, terus orang daerah seperti saya begini mau makan apa?" sedikit meluapkan kekesalannya. "nah, sekarang sholat ke masjid saja dilarang juga, padahal kalo mau sholatkan wudlu untuk bersuci dahulu kan?"
babazi : "iya juga ya bang, saya baru ngeh akan hal itu bang, kalau diam dirumah mau makan dari mana ya bang?" sambil manggut-manggut mengiyakan pernyataan dari abangnya.
abang : "iya kalau pemerintah mau menjamin secara finansial kebutuhan kami, jangankan 2 minggu, sebulan pun kami mau berdiam dirumah", ada pembeli datang, abangnya langsung menuju posisi meja raciknya.
Berkaca dari percakapan dengan abang penjual soto tangkar ini, ternyata efek dari kebijakan pemerintah juga memiliki efek domino terhadap para pengusaha kecil seperti abang penjual soto dan sejenisnya. Hmmm...kejadian luar biasa yang terjadi menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah yang didukung oleh semua lapisan masyarakat untuk mengatasi segala dampak dari penyebaran virus yang lagi marak didunia seperti sekarang ini.
Setelah kenyang akhirnya ku berpamitan dan membayar mahar soto tangkar dengan sepiring nasi tadi. Ku kembali ke kosan segera untuk istirahat karena badan udah kenyang hahhha...Sesampai dikosan perbincangan dengan pak adi dan mas ari pun tak luput dari topik virus yang menjamur dipemberitaan beberapa pekan ini dilingkungan kosku. Dari data per-hari yang melonjak signifikan hingga terkait tindakan pemerintah untuk mengatasi penyebaran virus tersebut. Sedang asiknya ngobrol teleponku berdering terlihat vidio call dari sang bundazi, akhirnya harus ku akhiri partisipasiku dalam obrolan kemudian masuk kamar untuk mengobrol dengan bundazi dan balateri yang sudah mandi santai pokoknya. Hingga akhirnya sang balateri minta dibuatkan susu dan minta bobok.
Keesokan harinya, seharian berdiam dirumah karena hari sabtu libur kerja serta tak ada kegiatan lain selain dirumah seperti himbauan pemerintah untuk mengkarantina diri dirumah demi memutus rantai penyebaran virus corona semakin meluas.
Sore harinya, ku keluar juga dari goa untuk mengambil loundry yang kumasukkan kemaren sekalian beli makan. Setiba diloundry, ketemu lagi dengan para awak loundry, mereka berseru juga terkait kebijakan dari pemerintah terkait kerja dari rumah. Hal ini diawali dengan pertanyaan dari mb nya, "libur berapa hari mas? kan ada surat edaran lanjutan to mas terkait kebijakan sebelumnya?". sambil mengambil nota dari tas waisbagku, "ah mba dari perusahaan blm ada pemberitahuan lagi, jadi belum tau juga mb". langsung nyamber lagi mba loundrynya, "sekarang kalau libur, orang seperti kita yang kerja begini dirumah mau makan apa mas? suamiku juga kerjanya cuman nganterin penumpang tiap hari, kalau libur mau makan apa mas?". Duh, mengelus dada juga dalam hatiku, "iya...ya mba, ngga cuman mba dan suami yang menyampaikan keresahan seperti itu mba, para pedagang kaki lima, seperti pecel lele-nan, nasgor, dan sejenisnya juga menyampaikan hal yang sama mba. Soalnya pedagang langganan makanku juga tak tanya jawabnya senada dengan apa yang mba resahkan kok".
Wah, ternyata dari sekian orang menyampaikan keresahan yang sama terkait dengan kebijakan dari dampak penyebaran virus yang lagi heboh sekarang. Namun, bagaimana juga kalau tidak ada kebijakan seperti sekarang juga penyebaran akan semakin merajalela juga sih.
Pemerintah setempat sebaiknya juga memikirkan juga kelangsungan ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidup dari berjualan atau ngojek, pokoknya bagaimana solusi terbaik untuk mereka. Sebagai orang yang menerima keresahan dari para pelaku sungguh prihatin sih terkait kejadian ini. Tak ada yang dipersalahkan dalam hal ini, hanya saja bagaimana kita semua mencarikan alternatif pendapatan kepada masyarakat kecil yang langsung terkena imbas dari apa yang terjadi beberapa waktu ini.
Mungkin saja orang sekitar yang memiliki kelebihan finansial bisa membantu mereka yang membutuhkan supaya kebijakan pemerintah ini juga berjalan sebagaimana mestinya kita inginkan bersama. Bisa saja alternatif lain yang bisa membantu memutus rantai penyebaran virus corona namun masyarakat juga bisa melaksanakan mengkarantina diri mereka sendiri dengan aman dan nyaman tanpa memikirkan kebutuhan harian mereka yang mampu menembus bahaya demi keluarga.
Harapan selalu ada jika kita bersama bersatu mencari solusi terbaik akan hal ini. Selain itu juga informasi yang akurat juga bagaimana bisa sampai ke masyarakat banyak dengan tepat sehingga tak terjadi gaduh karena berita yang simpang siur seperti sekarang. Memang peran serta dari para simpatisan itu memberikan efek akan penyebaran informasi yang lebih luas, himbauannya kepada simpatisan juga lebih jeli juga dalam menerima informasi sebelum disebarkan ke yang lain.
Mungkin itu yang bisa saya tuliskan dalam blog ini semoga ada hal positif yang didapat dari apa yang saya tuliskan.
Jakarta, 21 maret 2020
salam
Comments
Post a Comment