#RIPdeknana by mb bojo |
Umur manusia tak ada yang tahu, kita tak bisa memilih kapan kita mau meninggal, seperti apa, dimana, siang, malam atau pagipun kita tak bisa. Itu semua sudah digariskan oleh Allah SWT dzat yang maha segalanya. Apabila tuhan berkehendak kun fayakun terjadilah tanpa bisa kita menolak, menahan sungguh takkan bisa.
Kehadiran anak merupakan sebuah nikmat rejeki yang banyak orang idam-idamkan sebagai penerus generasi keturunan kita sebagai manusia. Namun rejeki anak itu ternyata tak semua seindah bagi sebagian kecil umat manusia. Alangkah bahagianya jika kita mendapatkan kelahiran anak yang sehat melalui proses kelahiran yang lancar tanpa kekurangan suatu apa.
Dek nana, nama yang sering disebutkan oleh balateri tiap kali melihat anak dalam gendongan ibunya. dek nana merupakan anak ke dua dari pasangan mb esti dan mas heri tetanggaku dikampung halaman jogja. Balateri tiap kali main ke sana dan bercengkerama dengan dek nana yang masih berumur belum genap 1 tahun. Terkadang bilang sama bundanya untuk main ke tempat dek nana sendiri jalan, rumahnya hanya terpisah oleh gang kampung tepat didepan rumah kami.
Dek nana merupakan anak kedua dari mb esti dan mas heri, awalnya balateri suka main ke sana karena anaknya yang pertama merupakan teman pertama dari balateri. Dafa itu nama anak pertama dari pasangan tersebut berumur 7 tahun lebih. Waktu masih belum hamil dek nana, dafa pengen memiliki adik nah kebetulan juga balateri sering ku ajak main ke halaman rumah dafa yang masih luas. Ku perkenalkan balateri dengan tatangga. dari situlah terlihat dafa sudah siap untuk memiliki adik, dia suka dengan anak kecil seperti balateri. Suka mengajaknya berinteraksi, bermain dengannya sampai mb esti juga sering mengajak balateri bermain. Selain itu nenek dari dafa (ibu dari mb esti) juga suka sama balateri. saking akrabnya balateri dengan keluarga dafa jadi terbiasa dan senang bermain ke tempat mereka, bahkan sesekali bunda balateri kalau mau ada urusan mendadak menitipkan balateri ke mb esti. Kedekatan emosional itu yang membuat kami simpatik dengan dek nana.
Dek nana merupakan anak yang terlahir tak seperti kebanyakan anak, dek nana terlahir dengan memiliki keistimewaan. Dek nana memiliki organ jantung yang tak sempurna sehingga menjadikan anak istimewa. Sejak kecil dek nana sudah keluar masuk rumah sakit, sampai dirujuk ke rumah sakit di jakarta. Terlahir dengan berat badan rendah, sudut mata bagian luar menonjol ke atas, mulut kecil dan lidahnya menonjol keluar. Berbagai usaha kedua orang tuanya untuk memberikan usaha terbaiknya.
Hingga beberapa minggu yang lalu, dek nana nafasnya sesak dan harus dilarikan ke rumah sakit dengan segera. Kejadian itu terjadi saatku keluar untuk mencari mbah pijet langganan untuk balateri. Mba asih kakak dari mb esti tiba-tiba kerumah mencari mb bojo untuk melihat dek nana yang sedang kesusahan dalam bernafas. Mb bojo langsung ke rumah mb esti untuk melihat keadaan dek nana, ternyata memang benar adanya dek nana sedang merasakan kesusahan untuk bernafas. Mb esti sudah kalut tak tahan untuk menitihkan air matanya melihat anaknya harus mengalami hal tersebut. Akhirnya mb bojo memesankan taxi online menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit secepatnya supaya mendapatkan penanganan medis secepatnya. Akhirnya mb estipun bersedia untuk membawa dek nana ke rumah sakit. Selang beberapa menit taxi online datang untuk membawa dek nana untuk mendapatkan penanganan medis ke rumah sakit sarjito ditemani oleh mb asih mendampingi.
Setelah sampai dirumah sakit mb esti memberikan kabar kalau dek nana sudah mendapatkan tindakan medis dengan diberikan oksigen ke dek nana sehingga terlihat dek nana lebih baik.
Tiap kali mb bojo menanyakan kabar ke mb esti perkembangan dari dek nana, hal ini karena kedekatan emosional balateri dengan dek nana. Balateri tiap kali keluar selalu menanyakan dek nana, "bunda...dek nana mana sih?" untuk itu mb bojo kadang harus memutar otak menjelaskan ke balateri akan keadaan dek nana bahwasannya dek nana sekarang sedang dirumah sakit untuk mendapatkan penanganan intensif dari dokter terkait kesehatannya.
2 minggu berlalu, mb bojo mendapat kabar duka terkait dek nana. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa namun untuk hasil pastilah sudah ada campur tangan yang maha kuasa. Jum'at malam jam 10 WIB, tanggal 13 maret 2020 dek nana dinyatakan oleh dokter meninggal dunia. Mb bojo kaget langsung konfirmasi ke keluarga yang bersangkutan. Ternyata benar adanya, dek nana sudah lepas dari rasa sakitnya untuk kembali menghadap yang kuasa.
Balateri jam 9 belum mau bobok padahal sudah mengantuk, diajak ke kamar juga tidak mau. Apakah balateri merasakan akan kehilangan teman bermainnya? Entahlah. Sekarang mb bojo memiliki pekerjaan rumah untuk menjelaskan ke balateri atas apa yang terjadi dengan dek nana. Bagaimana caranya menjelaskan ke balateri bahwa dek nana sekarang sudah meninggal untuk kembali menghadap yang maha esa?
Saya pribadipun sungguh naif kalau tidak sedih akan hal ini, kedekatan balateri terhadap dek nana sungguh membuatku sedih. Menjelaskan ke balateripun terus terang bingung juga, bagaimana menjelaskan secara sederhana sehingga balateri mengerti akan meninggalnya dek nana. Tetap saja harus dijelaskan kepada balateri, namun harus memilih kata yang mudah lagi sederhana. Hingga tulisan ini ku tulis balateri masih tidur diruang depan tv ditemani bundanya sambil menunggu jenasah dek nana dateng.
Sedangkan kondisi mb esti dan mas heri sangat terpukul sekali, ahh...sedih, prihatin pokoknya mendengar berita ini. Untuk itu saya pribadi mewakili keluarga menghaturkan turut berbela sungkawa yang mendalam untuk mb esti dan mas heri. Doa terbaik untuk dek nana, "Dari Allah kita datang, Dan kepadaNyalah kita kembali"
Allahummagh firlaha warhamha wa'afiha wa'fu anha
"ya Allah, Ampunilah dosanya, berilah rahmatMu keatasnya, sejahtera dan maafkanlah dirinya"
Dek nana akan selalu menjadi bagian dari kenangan kami terindah sekaligus sebagai teman balateri yang tak kan pernah terganti.
Mohon doanya untuk Davina Aulia Rahmadina (Dek nana) semoga khusnul khotimah
Godean, sleman - Yogyakarta
jum'at, 13 Maret 2020
Comments
Post a Comment