![]() |
Selalu ada celah bahagia Gambar oleh Muhammad Ma'ruf dari Pixabay |
Hari ini, hari ke 2 untukku berada dirumah tanpa melakukan apapun. Kerjaanku hanyalah terbaring membujur layaknya guling.
Berguling kesana kemari, tengok kanan, tengok kiri tak jelas maksud dan tujuanku terbaring dengan mata sayu tak lepas dari rasa kasur. Perut tak jua membelot untuk keluar dari zona rebahan, begitu senyap hariku.
Tersiar kabar tepat hari ini dari kantor, jika mulai hari senin semua karyawan bekerja dari rumah. Alasannya sudah jelas untuk menekan penyebaran virus covid-19 terus bertambah, juga sebagai bakti kita negeri. Sudah selayaknya kita berkontribusi untuk saling tolong menolong dalam gotong royong. Hingga kita bisa hidup selayaknya manusia semestinya manusia. Habluminannas, merupakan hubungan antar manusia yang sudah tertulis dalam banyak buku religius. Tak pandang ras, suku dan derajat, kita harusnya saling menegakkan budaya gotong royong untuk hidup selayaknya.
Dunia maya semakin marak dan latah akan kejadian ataupun sesuatu tren buatan. Media sosial oh media sosial, sebuah fenomena bisa memviralkan sebuah postingan. Bangganya bisa disebut uptodate, dasar jaman now. Beberapa hari yang lalu, trending di media sosial selain Covid-19, about berpulangnya bung glen sang musisi multi talenta, terbaru trending tentang kiamat, muculnya dajjal, dengan adanya dentuman dari aktifitas gunung merapi, anak krakatau di ikuti dentuman pada dini hari. Hal ini sontak membuat heboh perdunia medsos-an. Latah yang luar biasa di Indonesiaku ini.
Aku sendiri bingung, apa sih formula yang digunakan sebuah postingan bisa menjadi trending topic? hingga kini akupun tak tau dan tak ingin mau tau, sebuah dunia maya, banyak tersebar berita, informasi yang kebenarannya harus benar-benar disaring olehku. Terkadang berita yang masih abupun begitu banyak yang percaya kebenarannya tanpa melihat atau mencari informasi dari sumber lain sebagai perbandingan.
Penggiringan opini publik menjadi sebuah hal tak tabu lagi, informasi terlalu mudah untuk didapatkan dan terlalu banyak hingga para pembacapun bingung dibuatnya. Jaman wis kenthir ngene iki opo wae diposting demi kemlasahatan kantong. itulah arti postingan trending, semua akan berujung pada pemenuhan kantong. Pemenuhan akan butuh lebih besar dibandingkan dengan sebuah keberlangsungan value itu sendiri. Kuantitas bukan lagi kualitas.
Pembatasan sosial berskala besar, membuat orang kembali ke rumah untuk berkumpul bersama dengan keluarga. Tak berarti juga buat ku karena aku meupakan seorang perantau, pantang pulang sebelum petang sudah tak ada gunanya juga. Anak rantau, nasibmu kini tak bisa berbuat banyak, hanya berdiam dan tenggelam dalam gelap ditemani kesunyian langit-langit. Keluarga yang jauh dari perantau tak mengijinkanku untuk sejenak memeluk mereka, iya walau sejenakpun tak kumiliki kesempatan itu. Aku takut akan melukai mereka dalam ketidak tahuanku akan pandemi ini.
Nasib para perantau mengais rejeki dalam perjuangan menembus batas cakrawalanya. Dalam lelah tak pernah dirasa, biarlah lewat begitu saja. begitulah nasib para pendatang untuk berjuang dalam kerasnya tanah penuh kesuburan di lain batas tempat seharusnya. Saat dalam benaknya merasakan kegalauan keluarga yang menantinya untuk kembali, namun hal itu memaksakan hati untuk menerima walau berat dirasakan.
Hal yang kulakukan hanyalah menyalurkan ekspresi hati dan pikiran, bagaimana akan ku perlakukan jiwa penuh emosi ini? Menulis saja memanglah sebuah solusi terbaik untuk menyalurkan kegundahan hati akan situasi penuh tanda tanya ini, masa depan masih menjadi misteri yang terjawab hanya oleh waktu. Kesabaran menuntut untuk diterima dengan akal sehat, keras kepala betul sabar ini tak mau mengalah dengan situasi pandemi ini.
Aku masih disini dihantui bentuk kekesalan, menunggu dan menunggu itulah alasannya ku tak bisa berbuat sesuatu untuk mengisi kekosongan waktu ini. Waktu tak bisa menungguku, akulah yang harus mengejarnya dari berjalan, berlari sekencang-kencangnya yang tak berujung terkejar. Hanya bisa mengimbangi waktu tanpa bisa mendahului sang waktu berjalan.
Ujian kehidupan manusia itu tak akan pernah bisa terlewati oleh kita, jika kita tak bisa berbuat seadil-adilnya kepada diri kita berekspresi dalam positif laku pikir dan perbuatan.
Tanya demi tanya terlontar dari mulut kecil balateri, "ba, pulang ba...naik gojek!". bagaimana perasaanku ketika mendengar kata itu terucap oleh balateri? jikalau dekat sudah ku susuri jalan dengan bang driver nak. Balateri bisa bilang begitu karena setiap kali ku pulang dan pergi diantaranya oleh bang gojek, jadi dalam pikirannya bapaknya kalau pulang naik gojek. Lucu sih, tapi dalam hati terdalam itu sebuah rasa kangen untukku.
Hari ini beberapa kali vcall dengan balateri, sangat antusias mendengarkan dan mengamati kelakuannya. Kreatifitasnya dalam bernyanyi kadang membuat orang sekitar termasuk bundanya sendiri, tertawa dengan cerianya. Karena pandemi dengan pembatasan sosial berskala besar ini tak bisa membuat pergerakan kita semua menjadi terbatas. Jikalau tidak pasti sudah ku ajak bermain entah ke lapangan atau taman bermain, kan ku habiskan waktuku bersamanya.
Hari ini kolam, sedang panen ikan, pesta ikan untuk hari ini bersama keluarga. Lumayan bisa memberikan kegiatan buat semua anggota keluarga dirumah. Tak perlu melihat hasil panennya, namun kebersamaan bersama keluarganya itu yang terpenting. Kegembiraan serta keceriaan tampak diwajah tiap individu keluarga termasuk aku. Walau harus menyaksikan saja dari jauh, namun ini sudah lumayan buat pengobat rinduku pada keluarga khususnya balateri. Sore harinya, ikan hasil panenannya selain dijual juga untuk dinikmati bersama keluarga. Menu ikan goreng, bakar sampai disayur lengkap tersaji. Mewah pokoknya hari ini pesta ikan. Balateri sungguh menikmati ikan hasil masakan bunda, dan bakaran ikan dari kakungnya.
Hari ini kami anak kos juga pesta masak, goreng telur, rebus sawi dengan sambal tambah lagi tempe, nikmat mana yang kau dustakan brad.
Quote of the day :
Ketika Anda mencapai jantung kehidupan, Anda akan menemukan kecantikan dalam segala hal, bahkan pada mata yang buta akan keindahan.
--Khalil Gibran
Akan selalu ada kebahagian dalam setiap peristiwa sepahit kopipun masih ada yang menikmatinya dengan penuh keceriaan.
Lupakan semua penat dikepala, hadapi dan rasakan keceriaan hari ini dengan segenap hati positif. Dibalik sebuah masalah atau keterpurukan pasti ada sesuatu yang bisa kita ambil. Kebahagian merupakan hak setiap insan yang selalu bersyukur.
salam brad...
Comments
Post a Comment