Skip to main content

#ceritababazi #14 Monolog kesunyian malam

Gambar oleh My pictures are CC0. When doing composings: dari Pixabay 

Setiap hari seperti hari minggu saja ini, kerjanya cuman bangun, makan, ngopi dan kembali tidur. Tak bisa melakukan kegiatan out door seperti biasanya. Tiap kali melihat ke luar melalui jendela, hanya rongsokan motor diam tertata rapi dalam keheningan hari. Pintu-pintu tetangga tertutup senyap tak ada pergerakan dengan bunyian seperti biasanya, "ngiiiieeekk", itulah bunyi yang sering terdengar ketika tetangga mulai menyambut pagi dengan riangnya. Kali ini, dalam beberapa hari kedepan tak akan banyak terdengar bunyi pintu akan terbuka, mereka lebih memilih untuk berdiam diri dibalik pintu-pintu tersebut. Membiarkan pintu berdiam dalam posisinya menutup.

Langit-langit plafon mulai sekarang akan selalu ku lihat dengan sama setiap detik, menit dalam hari-hari sepanjang waktu, tanpa kejelasan sampai kapan akan berakhir.

Sesekali berganti, dari balik kamar ku lihat melalui jendela sisi sunyi lain di luar kamar. Motor yang biasanya sering hilir mudik dan berganti posisi dalam barisan, kini terdiam tanpa kata. Tirai jendela yang mulai membuluk, karena sering ku sentuh untuk membuka cahaya masuk ke dalam kamar penuh kesunyian ini. Nampak, tumpukan baju terdamar begitu saja, tanpa ku tata, hanya ku hamparkan saja di atas keranjang.

Laba-laba mulai menemaniku di langit-langit kamarku, mereka meniruku menghamburkan lamat untuk menyangganya tetap berada di langit-langit, hanya untuk menemaniku dalam kamar sunyi ini.

Terkadang jika bosan melandaku, ku nyalakan bunyi-bunyian dari penyanyi favoritku dalam bingkai kotak berdawai simbol-simbol huruf disana. Bermain ke luar ruang kamar virtual, kudapati keriuhan tempat lain yang serupa pula dengan ruang sunyi ini. Berkumpul mereka dalam kesatuan kesunyian, tak dapat bergerak, jikalau bergerakpun mereka hanya bisa melakukan dengan cara virtual saja lewat selancar dalam dunia maya.

Ku melihat bosan, frustasi, keresahan makin hari bertambah layaknya gunung es, tinggal menunggu waktu saja untuk meledak.

Tiap buka mata, langit-langit, dinding, almari bahkan korden yang sama yang selalu menutupi jendela untuk mengintip. Apakah nasibmu wahai mata pencaharian? entah bagaimana akan terjadi ujung perjalananmu kini. Mulai diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar yang makin marak diberlakukan oleh daerah-daerah penyangga ibu kota menjadikan jakarta makin sepi. 

Panas sudah rasa dalam kamar sunyi ini, menahan hawa dari dalam diri ingin menyalurkan emosi jiwa. Jikalau teriak itu sebuah obat yang mujarab, tentu saja akan kulakukan dengan gembira, namun tak heran jika itu bukanlah sebuah solusi ditengah kondisi seperti ini. Banyak orang mengalami hal yang sama, mereka tak bisa melakukan itu, karena akan mengganggu ketertiban lingkungan. Banyak faktor yang membelenggu diri ini untuk berekspresi sesuai keinginan dari diri ini.

Manusia dewasa dengan perjalanan hidup yang sudah terlalui, tentu saja banyak pengetahuan yang makin lama makin membelenggu diri mereka untuk melakukan apa yang mereka resahkan. Kalau bisa merubah paradigma, aku ingin menjadi anak kecil lagi yang pandai melakukan selebrasi penuh ekspresi tanpa memikirkan lingkungan yang membelenggu. Jika ingin teriak, ya tinggal teriak saja, lingkungan akan memakluminya dengan segera.

Perbuatan mengeksplore diri sendiri sejatinya tak lekang oleh waktu, kita selalu belajar dari waktu ke waktu sampai hayat kita berakhir dalam kesunyian. Kini sunyi menjadi teman sekaligus musuh utama yang meragukan kesenanganku, tanpa bisa ku mangkir dari mereka untuk sekarang. 

Manikmati waktu bersama keluarga itu nikmat sekali, biarpun hanya mengobrol saja. Aku ingin itu, sungguh rindu betapa hangatnya suasana kekeluargaan itu. Namun, saat ini hanyalah sebuah mimpi di siang hari bolong. 

Harapan tolong berikan aku jeda waktu untuk mengungkapkan ini sebentar saja, hingga ku terlelap dalam kesunyian malam bersama langit-langit kamarku. Gelak tawa mereka menertawaiku dalam sunyi, kawan kau sama saja denganku kali ini. Ku hisap dan ku bubuhkan ke arah langit-langit sebagai kawan menemaniku, terkadang dia hilang begitu saja dalam sekam. Bodo amat, kawan sikap itu kadang berisik mengusik kebersamaan kita ye kaan?

Berdamai dengan keadaan ini menjadikan keheningan sekarang berkawan denganku, iya benar. Aku sekarang berkawan dengan kesunyian dalam keheningan malam nan panjang. Kan kunikmati itu hingga jiwa ini mendapatkan pencerahan demi melanjutkan diri mengejar ambisi pengharapan abadi.

Lelap dalam lelah menunggu harapan, mata mulai lunglai. Long-longan serigalaa itu lambat laun makin lirih menjadi buih begitu saja. Ketenangan akhirnya ku gapai bersama hilangnya long-longan serigala itu lenyap dalam langit-langit kamar. Selamat beristirahat dalam malam kawanku.










Comments

Popular posts from this blog

Heboh Masker COVID-19/Corona Virus

Ilustrasi Corona virus by Me Heboh, borong masker, borong bahan makanan instan seperti mie instan, sarden, vitamin dan barang yang berguna untuk segala kondisi terkait dengan COVID-19 atau orang lebih kenal dengan virus corona. Virus corona yang pertama ditemukan di Wuhan, cina, pada desember 2019 telah menyebar ke seantero cina dan beberapa negara di dunia. Untuk update terbaru bisa buka link dibawah ini yang di update per 3 maret 2020. https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/03/091500465/update-virus-corona-di-seluruh-dunia-tembus-73-negara-48002-sembuh-3117 Untuk di indonesia sendiri mulai heboh setelah presiden jokowi memberikan pernyataan terkait warga negara indonesia terjangkit virus ini. 2 orang warga negara yang tertular dan dinyatakan positif terpapar virus corona diumumkan oleh pak jokowi per 2 maret 2020 kemaren. Hal inilah yang memicu kehebohan di indonesia hingga memborong masker dan bahan makanan sebagai tindakan siaga terkait virus COVID-19 ini.

#ceritababazi #56 Sumeleh

Nalika awake dewe lagi diwenehi pacoban urip, awake dewe kudu kepiye supaya bisa tetep kuat lan semangat ngelakoni? Nah, iki sik bakal dadi pembahasan neng tulisan sik arep tak tulis kanthi sak pangertenku bab pacoban urip kuwi mau.  Sik mesti bakalan marakke penasaran dening kabeh sik mampir neng omah wewacanku iki. Sopo coba sik ora tau diwenehi pacoban urip, mesti kabeh menungso wis tau to ya? yo pora rek? Ngerti pora rek, iki nembe sepisan aku nulis nganggo boso daerah yoiku boso jowo. Dadi nek rodo ora kepenak diwoco yo nyuwun pangapunten loh ya... Kadang kolo awake dewe kui ono munggah mudune nglakoni urip sik saiki awake dewe lakoni, yo sepisan nek awake dewe lagi ono ning ngisor mesti pikirane awake dewe kui dadi mumet lan cuntel. Tapi kadang kolo yo ono neng duwur sik marake awake dewe gumedhe ndase, lali marang gusti sik gawe urip. Jenenge wae urip kui kabeh menungso mesti ono wolak walik ing jaman, nah mangkane kui awak e dewe sik sadar lan tumprap eling marang opo sik diara

September Ceria

September ceria... September ceria ... Milik kita bersama..aa Lirik yang pas untuk menggambarkan suasana bulan penuh keceriaan ini, bagaimana tidak? Bulan september merupakan bulan penuh momen spesial buat sang lelaki & keluarga. Tentu saja hal ini tidak serta merta hanya bulan september, namun lebih ke momen yang telah terjadi di bulan september pada masa yang sudah berlalu dan baik untuk dikenang. Artinya pada bulan september telah terjadi kejadian2 yang spesial bagi sang lelaki & keluarga. Momen Spesial Pertama Pada tanggal 11 september 2017 telah lahir dengan sehat dan secara normal balateriku sayang. Proses kelahirannya dari awal pembukaan hingga pembukaan lengkap sungguh momen yang tak akan pernah terlupakan. Pada awal mulai momen itu terjadi saat sang lelaki dengan yang dipertuan agung menjalani kehidupan pernikahan tak layaknya pasangan yang ideal adanya.  Mengapa bisa dikatakan dengan tidak ideal? Hal ini diawali dengan terjadi pernikahan, sang lela