Skip to main content

#ceritababazi #16 Melawan angin

Badminton anak komplek
by google

"smashhh....trusss smashh" teriakku kepada mas ari
"duhh...musuhnya bukan lagi orang nih, tapi angin", angin menerpa badan enak, tapi tak enak di raket.
"wah tenaganya terkuras karena angin nih", saut mas ari

Keringat mengucur dari sekujur tubuhku dan mas ari, main badminton keringetannya bukan karena lawannya tangguh tapi karena musuh sama angin...hahhaha

Bermain badminton sore-sore bareng mas ari dan kang mamad, disertai anak-anak komplek yang nimbrung gabung untuk menonton. Seru...seru banget!

"udah gantian kang, aku dah capek iki, nafasku dah kayak rokok dji samsoe"
"walah, ngono wis nglokro", umpat mas ari
"okey kene tak lawane mas ari, suwe ngga main iki aku" ucap kang mamad, sambil menerima raketku

Main di jalan komplek, lumayan lah buat olahraga biar gerak nih badan, itung-itung olahraga, yeekann? hehhehe

Dari pada gabut yeekan brad?

Namanya dikomplek ya apalagi dijalan, kanan kiri atap kanopi, ditambah dengan bantuan angin, udah tuh pada nangsang di atap.

Udah capek main sama angin, ditambah manjat atap untuk ambil tuh shuttlecock hahaha...makin asik sih sebenarnya, keringat makin membasahi badan.

Ditengah pandemi, masa karantina ya mau ngapain sih kalo ngga mencari kesibukan #dirumahsaja brad?

Beristirahat sebentar sudah ditantang jagoannya kang mamad

"om, ayo main sama anom!" 
"ayo, main sebelah sana, ambil raket sama shuttlecock"
"sini om, sebelah sini aja"
"okey, anom mau sebelah mana?"
"anom sebelah bapak aja om, om sebelah sana ya"
"okey, siap ya?", teriakku kepada anom

Mainlah sama anak TK B, walah anaknya senang, akunya yang capek ambil shuttlecock terus, baru 5 menit udah tak kuat lagi.

"Nom, istirahat dulu ya, om mau minum dulu" alasanku menutupi capekku
"yaaah om, baru juga main sebentar udahan aja"
"haus banget om, nanti lanjutin lagi ya?"

Ku menghilang masuk ke dalam kosan untuk mengambil minumku, ku tenggak sebotol air putih dalam tumbler-ku. Sekali tenggakan habis itu setumbler hahaha...haus apa doyan bang?

Kemudian ku muncul lagi dalam lapangan, mas ari dan kang mamad masih main saling serang dalam semilir angin yang menguntungkan kang mamad. Dalam 10 menit, mas ari tumbang juga akhirnya...hahhaha...angin dilawan.

Akhirnya mereka beristirahat untuk minum dan memulihkan tenaga mereka. Aku kemudian mendekati mereka, ikutan duduk sambil mengobrol soal raket, soal pandemi, pokoknya tentang banyak hal. Bahasan ringan untuk selingan beristirahat, semacam ghibah gitu lah.

Anak-anak komplek, sepantaran anom, ada yang main sepeda, adapula yang main sepatu roda, mereka mondar mandir di arena badminton. Sesekali mereka diperingatkan oleh kami.

"Abang, jangan main disini nanti kena raket om-nya" sela kang mamad kepada salah satu anak komplek yang main sepeda ngebut-ngebutan ala valentino rosi.
"abang numpang lewat aja om, seperti motogp wusss gitu om"
"iya mainnya lewat sana kan bisa?" menimpali anak tersebut sambil menunjuk sisi jalan yang lengang.

Anak komplek senang karena saking lamanya mereka tak sekolah, sepi kan dirumah aja, jadi mereka mendekati area permainan kami.

Kami masih berbincang, sambil melihat tingkah laku anak-anak yang bermain, terkadang melihat mereka menyenangkan. Teringat akan masa kecil dulu, bermain bersama teman sebaya sungguh ku rindukan masa-masa itu. Kamipun sedikit bernostalgia dengan masa kecil kami, ada yang main ambil mangga tetangga, sampai ikut panen tebu namun tak minta ijin. Ups, malah cerita kenakalan yang dibicarakan. Tiba-tiba gairah main muncul lagi.

"kang, ayo main lagi?" ajakku
"oayo, gantian posisi, kamu bagian sana lawan angin"
"okey, siap tantangan diterima"

Kami main lagi, masih sama main melawan angin, kini giliranku melawan angin, harus memukul dengan kekuatan ganda. Itu saja tak cukup untuk sampai di posisi kang mamad. Dari sisi kang mamad, dia tinggal terima saja tak perlu kekuatan penuh, setengah saja sudah lari tuh shuttlecock. Wah, lawan orang tua satu ini perlu tenaga yang lebih. Dalam waktu 15 menit akhirnya selesai, bukan karena capek alasannya namun karena shuttlecock-nya di atas atap semua...hahahha..untung saja.

Kang mamad manjat naik ke atap kanopi lewat pagar untuk mengambil shuttlecock, dengan bantuan pipa pvc kecil dengan diujungnya di kasih sapu diikat. Di sodoklah shuttlecock oleh kang mamad, hingga semua jatuh ke bawah. Semuanya sudah jatuh ke bawah lagi, namun kami duduk lagi untuk beristirahat saja dulu.

Muncullah andios duduk dipinggir pintu gerbang kosan, sambil tersenyum dia melihat kami.

"wani pora yos?" mas ari menantang
"wah mas lagi tangi turu ki", kilah andios
"halah wani opo ngga?"
"oralah, lagi ono gawean sik musti rampung iki" jawab andios

Andiospun masuk ke dalam kamar kosnya kembali, dia memang lagi ngerjain proyekan dari orang, terlihat matanya yang merah karena terlalu lama di depan layar monitor. yah, walau kami dirumah kamipun tetap bekerja dong. Kantor sudah beralih tempat sekarang, dari kos menjadi kantor dadakan.

mas ari yang masih segar ngajak main lagi.

"wis mas karo aku yo main meneh, wani pora?"
"Yo wis ayo sini turun"
"tenagamu sik okeh to mas, aku sik bagian ikut angin ya?" sambil tertawa kecil ku lihat mas ari
"okey wani"

kami main lagi, gangguan mulai datang lagi, kali ini anom dengan raket main di tengah-tengah kami.
Kang mamad menegor anaknya untuk tak main disitu, disuruh untuk pindah tempat yang lega. Namun, lama kelamaan mainnya mendekat lagi ke area permainan kami.

kami bergantian lagi, aku beristirahat dilanjutkan oleh kang mamad melawan mas ari. Kali ini angin sudah mulai melunak dalam menerpa area permainan. Jual beli serangan sengit dipertontonkan oleh mereka. Seperti layaknya lindan vs li congwei, seru sekali.

"smash...terus smash" kang mamad memberikan umpan ke mas ari
"duhh, kekuatane wis pol-polan, masih aja tak nyampek"

Angin kembali datang menerpa permainan.

"wah kang, iki mungsuhku doble"
"hahhha...yo ora le" dengan gaya bojonegoronya
"ah, sampean penak aku sik pontang panting"
"wis leren sik"

Kembali beristirahat sambil ghibah menyertainya.

"sesuk main neng gor ae py?" ajak kang mamad
"wah hayolah, seru kui kang, tapi nak cuman bertiga yo klenger"
"yo ngajak si andios sama lubera lah"
"iyo, sabtu apa minggu ya nak wis ngga pandemi maneh" sahut mas ari, sambil bawa minuman

Anom datang mengajak bapaknya pulang karena sudah menjelang sore, namun kang mamad minta anaknya pulang duluan. Nampaknya kang mamad masih pengen main lagi.

Kami memainkan satu babak lagi hingga magrib menjelang, sebelum akhirnya kami mengakhiri badminton sore ini. Selama kurang lebih seperempat jam, ganti pemain jadi biar adil main semua. Awalnya kang mamad main sama mas ari, dilanjutkan aku main lawan mas ari.

Untuk sore yang sehat ini kami cukupkan sekian, kami bertiga akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Dengan pundak terasa nyeri, hahahha...maklum tak pernah main, sekali main langsung diforsir.

Quote of the day :
"Mens Sana in Corpore Sano"artinya "Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat''


Selamat mencoba kegiatan bermanfaat dalam masa pandemi, ini merupakan kegiatan yang tetap menjaga diri dengan memakai masker dan jaga jarak aman physical distancing

terima kasih


























Comments

Popular posts from this blog

Heboh Masker COVID-19/Corona Virus

Ilustrasi Corona virus by Me Heboh, borong masker, borong bahan makanan instan seperti mie instan, sarden, vitamin dan barang yang berguna untuk segala kondisi terkait dengan COVID-19 atau orang lebih kenal dengan virus corona. Virus corona yang pertama ditemukan di Wuhan, cina, pada desember 2019 telah menyebar ke seantero cina dan beberapa negara di dunia. Untuk update terbaru bisa buka link dibawah ini yang di update per 3 maret 2020. https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/03/091500465/update-virus-corona-di-seluruh-dunia-tembus-73-negara-48002-sembuh-3117 Untuk di indonesia sendiri mulai heboh setelah presiden jokowi memberikan pernyataan terkait warga negara indonesia terjangkit virus ini. 2 orang warga negara yang tertular dan dinyatakan positif terpapar virus corona diumumkan oleh pak jokowi per 2 maret 2020 kemaren. Hal inilah yang memicu kehebohan di indonesia hingga memborong masker dan bahan makanan sebagai tindakan siaga terkait virus COVID-19 ini.

#ceritababazi #56 Sumeleh

Nalika awake dewe lagi diwenehi pacoban urip, awake dewe kudu kepiye supaya bisa tetep kuat lan semangat ngelakoni? Nah, iki sik bakal dadi pembahasan neng tulisan sik arep tak tulis kanthi sak pangertenku bab pacoban urip kuwi mau.  Sik mesti bakalan marakke penasaran dening kabeh sik mampir neng omah wewacanku iki. Sopo coba sik ora tau diwenehi pacoban urip, mesti kabeh menungso wis tau to ya? yo pora rek? Ngerti pora rek, iki nembe sepisan aku nulis nganggo boso daerah yoiku boso jowo. Dadi nek rodo ora kepenak diwoco yo nyuwun pangapunten loh ya... Kadang kolo awake dewe kui ono munggah mudune nglakoni urip sik saiki awake dewe lakoni, yo sepisan nek awake dewe lagi ono ning ngisor mesti pikirane awake dewe kui dadi mumet lan cuntel. Tapi kadang kolo yo ono neng duwur sik marake awake dewe gumedhe ndase, lali marang gusti sik gawe urip. Jenenge wae urip kui kabeh menungso mesti ono wolak walik ing jaman, nah mangkane kui awak e dewe sik sadar lan tumprap eling marang opo sik diara

September Ceria

September ceria... September ceria ... Milik kita bersama..aa Lirik yang pas untuk menggambarkan suasana bulan penuh keceriaan ini, bagaimana tidak? Bulan september merupakan bulan penuh momen spesial buat sang lelaki & keluarga. Tentu saja hal ini tidak serta merta hanya bulan september, namun lebih ke momen yang telah terjadi di bulan september pada masa yang sudah berlalu dan baik untuk dikenang. Artinya pada bulan september telah terjadi kejadian2 yang spesial bagi sang lelaki & keluarga. Momen Spesial Pertama Pada tanggal 11 september 2017 telah lahir dengan sehat dan secara normal balateriku sayang. Proses kelahirannya dari awal pembukaan hingga pembukaan lengkap sungguh momen yang tak akan pernah terlupakan. Pada awal mulai momen itu terjadi saat sang lelaki dengan yang dipertuan agung menjalani kehidupan pernikahan tak layaknya pasangan yang ideal adanya.  Mengapa bisa dikatakan dengan tidak ideal? Hal ini diawali dengan terjadi pernikahan, sang lela