Gambar oleh Engin Akyurt dari Pixabay |
Hari ini merupakan hari mendekati puasa ramadhan, kebijakan pemerintah untuk para perantau sudah jelas dan fix tak boleh mudik. Pertanyaannya apakah hal ini sudah tepat? Sudah ada solusi yang tepatkah, untuk perantau yang tidak pulang?
Dalam sejarah perantauan baru kali ini mungkin nanti akan merasakan tidak mudik untuk pertama kalinya. uhh....bagaimana ya rasanya kalau tidak mudik ke kampung halaman itu? Pedih, sedih ataukah semacam gado-gado?
Masa menyambut bulan penuh berkah saja biasanya para perantau berbondong untuk mudik loh guna menyambut bulan penuh keberkahan ini. Bagaimana kalau hal ini akan di larang untuk mudik, mungkinkah orang akan apatis dengan kebijakan tersebut? Jawabannya akan iya, karena sebuah tradisi ini sudah mendarah daging semenjak jaman nenek moyang kita dahulu. Merubah kebiasaan yang sudah menjadi budaya memang akan banyak pertentangannya.
Tantangan penuh resiko harus diambil oleh pemerintah terkait mudik ini, bahwasannya mudik dengan pulang kampung itu memiliki bahasa yang ambigu g sih brad? Ya, tergantung persepsi orang saja sih kalau itu.
Namun apapun itu sebaiknya kita tetap bersuka cita untuk menyambut datangnya bulan penuh berkah ini. Walaupun kita sedang dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, kita sebaiknya bersyukur akan nikmat yang allah berikan kepada kita. Masih diberikan kesehatan, masih bisa bertemu dengan bulan penuh ampunan, penuh berkah, penuh religius.
Perkara mudik itu mungkin lebih ke masing-masing bagaimana menyikapi paradigma yang ada sekarang ini. Memang kalau memikirkan rasa kangen saudara, istri, anak itu merupakan hak setiap individu. Alangkah bijaknya kita juga melihat situasi lebih baik lagi, coba pikirkan apa faktor resiko dari kepulangan kita misalkan ketemu anak, yang namanya anak pasti tak ada urus yang penting bapaknya dateng ya dipeluk itu.
Di sisi lain, bagaimana kondisi lingkungan di kampung apakah situasinya mendukung? dari persiapan jika diperlukan isolasi mandiri, dari tim medis juga perlu dipertimbangkan. Kepentingan khalayak umum itu lebih diperhatikan kembali sebelum kita pulang kampung atau mudik. Ya, memang pasti ada pro kontra, tapi kita sebagai individu sebaiknya juga menakar kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi kan? Tetapi semua akan kembali pada diri masing-masing. Pilihan itu akan memiliki faktor resiko masing-masing, analisa sebelum kita mengambil keputusan.
Situasi dan kondisi sekarang ini yang bisa kita lakukan adalah bertahan untuk tetap dalam kondisi imunitas terbaik dari tubuh kita. Jaga jarak aman dan jangan lupa tetap jaga kebersihan diri dan lingkungan demi kebaikan diri sendiri dan orang lain pula tentunya.
Apapun pilihan kalian saya tetap respek dan menghormati, terpenting adalah jaga kesehatan dan jangan membahayakan kesehatan orang lain termasuk keluarga anda sekalian.
Sekarang mari kita sambut bulan penuh berkah dan barokah ini dengan senyuman terindah dari kalian. Buka hati anda sekalian rasakan kedatangan bulan penuh cinta ini, yang selalu dirindukan oleh semua umat muslim di dunia. Mari perbaiki kualitas iman kita selagi bulan ramadhan, semoga kelak lepas dari bulan ramadhan kita akan kembali ke fitrah kita sebagai seorang yang lebih baik dalam kemenangan.
Quote of the day :Segera bulatkan tekad dengan melantunkan niat untuk berpuasa selama sebulan ke depan, atas dasar cinta untuk diri kita dan untuk semua. Perbaiki ibadah kita hingga kelak tuhan akan menerima ibadah kita dengan memberikan apa yang menjadi doa kita. Berikan doa kita pula untuk sanak saudara kita yang sedang mengalami masalah, dalam kondisi tak seberuntung kita, untuk tetap berjuang tanpa mengenal lelah.
Manusia tak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik allah
Untuk itu terucap kata maaf dan memaafkan
sebagai penghapus dosa kita menjadi manusia tak sempurna.
Terimalah maaf dari hatiku terdalam bagi semua
Marhaban ya ramadhan
--Babazi--
Marhaban Ya Ramadhan Ya Syahrul Syiam
Marhaban Ya Ramadhan Ya Syahrul Syiam
Selamat datang bulan yang siang harinya mulia
Selamat datang bulan yang malamnyapun mulia
Nafas dan tidur kitapun mendapat pahala
Dosapun diampuni doapun diterima
Demikian penggalan lirik lagu menyambut bulan ramadhan, bulan begitu mulia baik siang maupun malam. Yuk, mari berlomba dalam kebaikan dibulan suci ini dengan penuh hikmat.
salam,
Comments
Post a Comment