Gambar oleh Steve Buissinne dari Pixabay |
Masak memasak merupakan kegiatan yang bisa kita usahakan dalam menghabiskan waktu yang produktif #dirumahaja, menyenangkan hati.
Percobaan yang akan membuat kita berbahagia walaupun apapun itu hasilnya, kita akan merasakan sebuah rasa tak pernah tergantikan. Apalagi masaknya bareng bersama teman atau anggota keluarga, bisa dong membuat kita lebih mengenal teman kita itu. Ini bukan ajang untuk jago-jagoan, ini ajang untuk belajar bersama menjadi orang yang bisa masak. Untuk rasa kita anggap nomor sekian, lebih penting kita bisa mengenal masak memasak untuk diri kita sendiri.
Hari ini, lumayan semangat untuk mencoba memperbaiki diri lebih baik lagi, dari sahur sampai saat tulisan ini terbit sudah lumayan ku berbangga pada diriku karena hari ini lebih baik semangatnya.
Bersama andios dan renjana, sore menjelang berbuka kami menyiapkan semua untuk berbuka, itu merupakan sebuah kesenangan di balik pandemi yang membatasi pergerakan kami semua sebagai anak kosan. Yups, kami belajar untuk mandiri karena kami merupakan orang korban dari keadaan kesengajaan karena sudah berani datang untuk merantau.
Perbedaan memang tak bisa dielakkan karena kami merupakan perantau dari daerah yang berbeda satu sama lain. Andios merupakan perantau dari luar pulau jawa tepatnya palangkaraya, kalimantan.
Sedangkan renjana merupakan seorang anak jawa tengah. Seperti yang sudah kuceritakan pada catatanku sebelumnya. Kami dipersatukan oleh sebuah tempat dan lingkungan komplek kosan di ibu kota.
Walau berbeda daerah dan berbeda profesi namun kami merasa sepenanggungan saat berada dikosan ini. Berbagi dalam hal kebersamaan itu ternyata membuat diri kita merasa saling terkait dalam ikatan kekeluargaan. Orang bilang diperantauan saudara kita ya teman kita yang sering berbagi dalam kesendirian kami.
Hidup manusia itu tak selamanya akan bersama dengan keluarga, ada pertemuan pasti juga ada perpisahan. Sewaktu kita berpisah dengan keluarga saat itulah posisi mereka tergantikan oleh teman kita diperantauan. Seperti hal nya kehidupanku sekarang diperantauan, walaupun terkadang teman kita membuat kita merasa kesal, marah dan tak mengenakkan hati, namun itulah satu hal yang selalu ku syukuri dalam hidup diperantauan.
Sore ini kami bertiga berunding untuk memasak sesuatu, walau pada awalnya renjana memiliki pendapat yang berbeda, dia ingin masak nasi saja, sedangkan lauknya beli. Namun, hal itu tak terjadi karena waktu sudah mendekati jam buka puasa, sedangkan kondisi pandemi seperti sekarang tak memungkinkan pula untuk keluar. Bukan tanpa alasan, karena penjual sekarang sudah banyak yang pulang kampung sebelum pembatasan dari pemerintah diberlakukan kepada kami para perantau. Alhasil, tentu saja antrian akan menumpuk di penjual buka puasa baik takjil ataupun makanan seperti lauk dan makanan lainnya.
Akhirnya kami sepakat untuk masak apa yang ada, baik bahan dan keterampilan kami dalam memasak. Kebutulan andios punya stok beberapa paket menu sayuran untuk kami masak. Ada yang paket sayur asem, ada sop tahu ditambah ada telur yang bisa kami pakai untuk lauknya.
"Lub, sekarang giliranmu masak yo!" ucap andios kepada lubera
"Hlah, aku raiso masak mas, tenan raiso masak"
"Kita disini bukan mementingkan rasa lub, tapi kita saling belajar untuk bersama, berbagi, soal rasa kita rasakan bersama kok"
Lantas andios masuk ke kamarnya, karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Aku masih duduk di meja bundar bersama renjana. Kami berdua menikmati layar sentuh kami masing-masing, sambil menanti datangnya buka puasa yang tinggal menghitung menit.
Okey, buka puasa pun tiba, langsung ku batalkan puasa dengan minum sebotol minum langsung sekali tenggak. Kalau renjana dia tidak puasa karena kami berbeda keyakinan, tapi dia menghormati perbedaan ini. Aku sama andios memiliki keyakinan yang sama, kami puasa bareng, dari sahur hingga berbuka pun kami bersama. Andios yang masih didalam kamar karena pekerjaan, ku panggil untuk berbuka bersama.
Beberapa saat kemudian kami kedatangan ibu kos yang membawakan kolak buat kami para anak kosnya, alhamdulillah dapat rejeki anak sholeh. Renjana langsung hajar tuh kolak, maklum seharian tidur dikamar tak terisi apapun, padahal aku juga sih hehehe...Andios masih dikamar melanjutkan pekerjaan, maklum anak freelance.
Setalah menghabiskan kolak tadi, akhirnya langsung merapat ke dapur bersama dengan renjana.
"lub, ayo tak bantuin masak e!"
"Okey, mangkat mas", sambil membawa sebuah kotak yang berisi paketan sop tahu
Kami buka kotak tersebut dan didalamnya sudah lengkap bumbunya, tinggal racik. Potong-potong kentang, wortel, ada buncis, tak lupa ada tahunya. Kami siapkan bumbu untuk di haluskan ditambahkan cabe lumayan buat gantinya mericanya masih ketinggalan di warung.
Oh, iya untuk sop nya sudah masuk sebagai sayurnya, nah untuk urusan lauknya?
"Lauk e opo lub? nyambel wae yo, tambah goreng terong?"
"Yo wis manut wae mas", jawab renjana sambil memotong kentang.
Taraaaa, akhirnya semua sudah siap untuk dimasak, sudah dicuci, sudah siapkan panci untuk memasak, kompor sudah siap.
"Hajaaarrr lub!"
"Gas massss, mantab", sambil nyalain kompor
Renjana sibuk menyiapkan air untuk kuah sop, aku yang masukin bumbu ke panci yang sudah sedikit kami kasih minyak. Sambil menunggu mewangi bumbunya, kupetik cabe untuk buat sambel.
Karena sudah mewangi kumasukkan air yang tadi sudah disiapkan oleh renjana, ku aduk sampai rata kemudian tunggu hingga mendidih. Lanjutkan masukan kentang, wortel dan biarkan mendidih sambil kasih bumbu seperti garam dan penyedap rasa. Aduk hingga rata setelah itu masukan sisa paketan, ada tahu dan tomat. Tunggu hingga kentang matang atau setengah matang dan matikan api, sop sudah syaaaap untuk disantap.
Cabai sudah ku mulai ku racik dengan kekuatan ulegan batu, ala-ala sambal bawang gitulah.
Renjana menyiapkan terong untuk digoreng, dipotonglah terong dengan ala master chef walau keliru hahhha...terlalu kecil. Siapkan penggorengan, masukkan minyak goreng....eehhh...kok kebanyakan minyaknya. duuuuhhhh!
Ya, sudahlah biar buat pengalaman saja, jika tak begitu tak bisa memasak dia.
Weits, ku kira sudah selesai, ternyata dia mau goreng telu juga, hmm...ya sudahlah terserah saja.
Ku panggil andios untuk mengajaknya makan, karena masakan sudah siap untuk disantap.
"yos, ayo makan dulu!"
"keburu dingin!"
"Duluan aja mas, lagi tanggung", teriakan andios dari dalam kamar.
Akhirnya, aku makan saja sudah, sedangkan renjana mau makan dikamarnya, sedangkan aku didepan kamarku, tepatnya di meja bundar. Untuk rasa buat para awak kabin yang belum makan dari pagi, bagaimana menurut kalian?
Quote of the day :
It not about taste, but this is learn by doing
--babazi--
Selesai untuk acara hari ini
salam brad
Comments
Post a Comment