Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay |
Musim seperti ini memang lagi banyak tantangan yang harus kita semua rasakan, baik itu untuk bersosialisasi, memenuhi kebutuhan harian kita termasuk asupan gizi kita selama bulan ramadhan.
Hari ini memang terik terasa sekali kurasakan, entah apa ini merupakan sebuah perubahan musim atau bagaimana. Masalahnya cuaca tak menentu dari beberapa hari terakhir, kadang hujan, kadang panas terik ya begitulah.
Tantangan bagi kita umat muslim yang menjalankan puasa adalah ketika kita terbatas untuk melakukan hal di luar rumah. Kita banyak mengabiskan waktu kita dalam #stayathome, itu membuat kita jadi seorang yang malas, jika kita tidak kreatif dalam memanfaatkan waktu selama #stayathome betul tidak?
Hal ini tak kupungkiri sih, hari-hari selama pandemi dengan kungkungan aturan dari pemerintah terkait pandemi. Huuuuhhh....sebal sekali rasanya diri ini untuk memikirkan hal ini, apalagi dalam situasi di perantauan dengan segala carut marutnya lingkungan yang multi kultur.
Dalam sebuah komplek perumahan apalagi, kita dengan tetangga saja tak begitu mengenal dan bahkan apatis satu dengan lainnya. Apalagi dalam situasi begini, tak ada kegiatan yang bisa dilakukan di luar rumah. Waktu kita seharian bisa dikategorikan hidup dalam penjara betul tidak sih?
Ini bukan masalahku pribadi juga, mungkin semua mengalami hal yang sama denganku. Lantas apakah yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah kebosanan dalam menjalani masa #stayathome ini?
Kegiatan yang bisa dilakukan banyak sih sebenarnya, misalnya saja dari nonton tv, nonton film, bermain dengan anak atau anggota keluarga, memasak dan bisa juga berkomunikasi dengan teman atau saudara via vcall, bisa juga menulis, membuat DIY apa gitu, sebenarnya banyak sih kegiatan yang bisa kita lakukan dalam masa tahanan rumah ini.
Jelas banyak sekali yang bisa kita lakukan loh mengisi waktu senggang kita dirumah, iya kan? Apa itu tidak cukup masuk dalam pilihan anda-anda semua?
Iya walaupun begitu yang namanya manusia itu tak khayal mereka akan cepat merasa bosan dan kurang walau diberikan banyak pilihan-pilihan. Sekarang mau alasan apalagi? Seperti rejeki saja begitu, jika sedikit pengen lebih banyak, kalau sudah banyak makin pengen nambah lagi? disebut apakah manusia seperti itu?
Itu bisa menjadi kelebihan ataukah kekurangan yang bagaimanakah sosok manusia itu brad? emm...atau begini manusia itu mahluk yang seperti apakah?
hahhaha...manusia..manusia, memang tak kan pernah cukup deh, akan terus dan terus memupuk apa yang mereka rasa kurang. Mereka hanya perlu melakukan satu kegiatan untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Yaitu menerima semua yang dimiliki dengan penuh rasa syukur.
Manusia itu perlu bersyukur akan apa yang sekarang mereka miliki, tak melulu memikirkan kekurangan melulu. Tak kan pernah ada habisnya jika kita selalu memikirkan kekurangan, karena masih ada langit di atas langit betul tidak?
Beruntunglah kita masih diberikan nikmat rejeki yang lebih, jika kita meluangkan diri untuk melihat ke bawah. Itulah wujud syukur kita atas nikmat yang kita dapatkan seperti sekarang ini. Jangan pernah mengindahkan kalau kita manusia itu adalah mahluk ciptaan, untuk itu kita wajib untuk bersyukur kepada tuhan yang maha esa.
Pada masa pandemi ini, banyak yang masih bisa kita syukuri, baik dari kesehatan, hubungan dengan keluarga makin jauh karena kesibukan menjadi lebih rekat kembali dengan berkumpul bersama keluarga. Nikmat mana lagi yang kau dustakan saudaraku?
Perilaku manusia dengan segala kesibukannya memang itu terkadang hanya menutupi kekosongan dari dirinya sendiri. Manusia yang begitu merupakan manusia dengan masalah dengan dirinya sendiri. Entah itu masalah keluarga, ataupun masalah dengan lingkungannya.
Nah, dengan adanya karantina seperti sekarang inilah momen untuk kita lebih instrospeksi diri. Itu merupakan sebuah kegiatan yang positif untuk kita lakukan bukan? Bagaimana sudah melakukan instrospeksi diri? Bisa terkait dengan kehidupan kita sehari-hari, bisa berupa resolusi kita apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana kita atau perlu strategi baru untuk menjalankan resolusi kita? Intinya kita evaluasi diri untuk diri kita sendiri juga kok, itu malah bagus karena momen ini merupakan kejadian luar biasa. Beruntunglah kita hidup dimasa peradapan ini, karena ada kejadian luar biasa ini, bisa kita manfaatkan untuk berhenti sejenak memikirkan kehidupan yang penuh dengan kesemrawutan ini dan mengevaluasi diri menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Rasa syukur itu bisa kita aplikasikan dengan menghargai diri akan kesehatan, akan pencapaian dengan berpegang teguh pada norma bahwa kita harus menghormati orang lain dan kedua orang tua serta beribadah kepada tuhan.
Pada momentum pandemi ini bertepatan dengan bulan suci ramadhan tentu ini pas bangetkan? Kita bisa memperbaiki diri dengan lebih banyak dirumah dengan batas waktu yang bisa kita sesuaikan dengan diri kita sendiri dalam berkegiatan.
Dari bangun untuk sahur, pagi hari harus apa nanti kegiatannya, jika pagi mulai dengan #workfromhome sampai jam berapa, nanti pas waktu istirahat siang sholat terus dilanjutkan apa, begitu pula sampai menjelang malam. Pastikan kegiatan yang kita kerjakan merupakan kegiatan yang positif loh ya!
Mengisi kegiatan yang produktif serta positif itu akan lebih baik lagi, selain untuk menjaga kondisi kebosanan akut kita, itu juga akan memberikan manfaat juga buat kewarasan kita.
Quote of the day :
Kebahagiaan hanya milik orang-orang yang bersyukur
--Erta Yuliana--
Dalam tulisan kali ini, aku juga akan berucap syukur akan apa yang masih bisa kulakukan ini dengan tetap dalam kesehatan tebaikku, waktu yang banyak untuk bermuhasabah kepada sang khalik serta bekerja walau harus #workfromhome itu semua kan ku syukuri dengan segenap hati. Terima kasih ya allah atas nikmatmu hari ini dan hari-hari kemudian.
Manfaatkanlah masa pandemi ini untuk lebih mensyukuri nikmat yang kalian dapatkan, baik itu kesehatan dan waktu dengan sebaik-baiknya.
terima kasih,
salam
Comments
Post a Comment