Bermain mewarnai by bundazi |
Mari bermain bersama dalam kegembiraan selalu, walau keadaan sekarang berbeda tak seperti sebelumnya namun ini membentuk diri kita yang baru untuk lebih bahagia.
Tahukah kalian yang sudah memiliki anak, suasana pandemi ini memberikan rasa bosan untuk anak kita? Mereka tak bisa bermain seperti sebelumnya dimana mereka bisa bermain dengan bebas diluar rumah, bermain dengan teman-temannya, menikmati waktu dengan bebas tanpa adanya peringatan dari orang-orang untuk tetap #stayathome
Cerita ini berasal dari seorang istri yang tengah khawatir akan suami merantau dan tak bisa pulang ke rumah. Sang suami seorang perantau, dia merantau jauh dari keluarganya untuk mencari nafkah keluarga. Bagaimana nasib suaminya menghadapi zona merah di rantau? apakah dia baik-baik saja, tak ada yang menemaninya menghabiskan waktu di lingkungan seperti itu, siapa yang memperhatikannya?
Seorang istri juga ibu, bagaimana memberikan hal terbaik untuk anaknya kelak anaknya bertanya akan kabar babanya? Selain itu, bagaimana membuat putrinya tetap dalam kondisi terbaiknya pada masa pertumbuhannya dikala pandemi ini? Pekerjaan rumah yang membuat istri harus putar otak untuk mengisi hari-hari putrinya agar tetap happy.
Suatu pagi tepat bulan ramadhan, sehabis sahur sang ibu mendadak sedih dalam situasi yang sudah tak bisa dia kontrol. Emosinya meningkat terkait situasi yang dia hadapi terkait suami dan juga putrinya. Dia menangis sejadi-jadinya, tanpa bisa terbendung lagi, air mata itu lepas begitu saja dari matanya membasahi pipinya. Menangis dan menangis mengeluarkan beban penatnya menghadapi kenyataan ini.
Namun dari apa yang dia keluarkan ternyata ada ide pun ikut keluar dari sang ibu tersebut, entah dari mana ide itu muncul yang jelas itu sebuah ide untuk sang putri dan ibu sendiri.
Permainannya adalah belajar warna, berkat pelepasan hormon kepenatan disertai dengan peluh dipipi, itu merupakan bentuk komunikasi dengan diri sendiri untuk mengenal diri sendiri. Kalau dalam psikologi dikenal dengan self-awarnes kira-kira begitulah.
Setelah proses ekstraksi dilakukan oleh sang ibu, secara psikologis kondisi mental ibu jadi lebih baik begitupun kreatifitas malah menjadi meningkat. Maka dari itu, tercetuslah ide bermain mewarnai baju anak dengan bahan pewarna makanan. Pewarnanya aman buat anak, pula itu sisa dari pembuatan pladoy sebelumnya. Wah pokoknya keren deh kreatifitasnya, simak ya keseruan bundazi dengan sang buah hati balateri.
Permainannya kira-kira seperti ini jika ku tuangkan dalam sebuah bentuk tulisan. Bundazi segera beranjak dari tempat tidurnya, balateri tepat tidur disebelahnya, masih nyenyak. Pagi-pagi bundazi sebagai ibu rumah tangga melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa. Sembari mempersiapkan menu makan pagi buat balateri.
Jadi begitu balateri bangun, terus sarapan dulu baru mandi biar sehabis mandi sudah bersih semua. Gosok gigi sehabis makan lebih baik kan hahhha...betul tidak?
Semua pekerjaan rumah sudah beres semua, dari bersih-bersih rumah, masak maupun mencuci baju sampai jemur barulah santai deh bundazi. Setelah itu baru bundazi menemani sang putri untuk bermain bersama. Kali ini bermain dengan warna, permainannya menggunakan baju atau kaos dari sang putri diwarnai dengan menggunakan pewarna pakaian, tambahan alatnya adalah karet gelang sebagai pengikat pola warna yang diinginkan.
Pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan :
- Baju anak yang polos, sekiranya sudah pudar warnanya
- Pewarna pakaian sebagai cat termasuk tempatnya
- Karet atau pengikat lainnya
- Gantungan baju (tidak harus ada)
- Panas matahari (jangan sampai hujan ya!)
Okey, cukup sederhana bukan?
Terus bagaimana cara mainnya, yuk simak peraturan permainannya, sebagai berikut :
- Baju yang sudah disiapkan tadi kita bentuk polanya dengan mengikat dengan karet, mau berapa warna dan seperti apa polanya ikat saja sebanyak yang kita mau, bebas kok. Catatan baju sebaiknya bersih ya, untuk kenyamanan kita dengan anak.
- Siapkan pewarna makanan tadi didalam gelas atau tempat yang nantinya untuk kita mewarnai baju sudah terikat dalam pola-pola tadi ke dalam pewarna tadi. Oh ya, tambahkan air ya kawan supaya bisa buat banyak, ya secukupnya saja. Jika bajunya sedikit ya sedikit saja tambahkan airnya.
- Celupkan ujung baju sebatas ikatan karet tadi sampai ujungnya kedalam wadah yang sudah ada pewarnanya tadi. Lakukan proses tersebut sampai semua sudah tercelup dari ikatan simpul yang kita buat. Warna bebas tergantung dari kebutuhan ya. Sebenarnya tak perlu banyak warna, 2 atau 3 warna saja sudah cukup kok, tapi kalau mau banyak warna ya terserah bebas sebebas kreasi.
- Setelah semua selesai di celupkan, lanjutkan untuk kita jemur. Gunakan gantungan baju dan baju tadi siap untuk di jemur. Libatkan anak kita untuk menjemur dan mencelupkan ya kawan. Namanya juga bermain bersama anak, ya kita bersama dengan anak dong mainnya.
Lihat video berikut!
Begitulah kira-kira kreasi dari bundazi dan balateri, gmn keren bukan? Kita sebagai orang tua harus kreatif untuk menyiasati pandemi ini dengan memberikan permainan edukatif namun menyenangkan. Anak senang ibu juga senang ya, bukan begitu yang kita inginkan?
Selamat mencoba ya semua, semoga ini menginspirasi kalian untuk semangat menghadapi situasi pandemi ini bersama orang tersayang #dirumahaja
Ternyata permainan ini memberikan efek samping loh kawan, namun efek sampingnya ini membuat kita tertawa senang. Lantas apa sih efek samping dari permainan ini?
Begini saya jawabarkan ya, balateri saking happynya sampai-sampai tak puas hanya untuk satu baju saja. Malahan balateri sehabis menjemur sambil menunggu kering bajunya, dia berlari ke tempat menyimpan baju-bajunya dan mengambil lagi dan lagi...hahhahha..serius.
Balateri setelah ambil kemudian ke bundazi, "bun, ini lagi bun, ikat-ikat lagi bun!" hahhha...bundazi, mau marah tapi kok lucu...hahha...
Untuk menghindari kejadian tersebut sebaiknya simpan dahulu dan kalo perlu kunci rapat-rapat tempat penyimpanan baju anak ya.
Okey selamat mencoba, semoga bermanfaat
salam,
Comments
Post a Comment