Quote of the day :There is no love sincerer than the love of food--George Bernard Shaw--
Tak ada cinta yang lebih tulus daripada cinta terhadap makanan, yah kira-kira seperti itulah artinya. Apalagi kalau hari lebaran seperti sekarang ini, makanan banyak sudah dibuat untuk menyambut kemenangan setelah sebulan lamanya kita menjalani puasa. Dalam situasi seperti sekarang banyak orang yang menjadi korban karena pandemi ini, untuk itulah bagaimana mereka tak bisa banyak melakukan kegiatan dikala lebaran karena keterbatasan.
Walau dalam kondisi seperti sekarang yang serba terbatas karena pandemi, namun tak menyurutkan para ibu-ibu rumah tangga dalam menyiapkan makanan khas lebaran. Seperti yang sudah-sudah, tiap kali lebaran pastilah tiap keluarga memiliki hidangan istimewa. Tiap keluarga dari tiap daerah pastinya akan berbeda satu dengan lainnya. Tetapi disini ku tak akan membahas menu apa saja yang berasal dari daerah lain. Ini adalah sebuah pengalaman dari keluargaku di jogja saja, khususon lah begitu.
Lebaran kali ini memang terbilang istimewa buat saya pribadi dan mungkin kebanyakan orang, bagaimana tidak? Di tengah pandemi seperti sekarang ini tentu saja banyak orang terkena imbasnya dari segi perekonomian keluarga, dari sekolah yang diharuskan belajar dirumah lewat media online. Nah proses kegiatan jadi banyak dilakukan dilingkungan rumah masing-masing, kegiatan di luar rumah untuk sementara dibatasi dengan lebih ketat.
Momentum ini menjadi sebuah hidayah buat para orang tua yang terbiasa sibuk, jarang bertemu dengan keluarga. Kumpul untuk menghabiskan waktu bersama keluarga jadi lebih banyak porsinya, ini menjadikan keluarga lebih dekat dan lebih intim kembali. Dari bangun tidur di pagi hari hari hingga kembali tidur pada malam harinya. Namun, kegiatan yang dilakukan didalam rumah dalam waktu yang lama akan menjadikan kita menjadi bosan bukan begitu? karena kegiatan dengan ruang terbatas disertai kegiatan hanya itu-itu saja. Untuk keluar rumah tentu saja terbatas, jika tak begitu penting tentu hal itu tak usah dilakukan.
Bosan dirumah, stress dirumah, jenuh mau ngapain lagi udah tak ada gairah dirumah. Nah seperti serba salah mau ngapain aja, mau begini salah, begitu salah. Lantas harus bagaimana dong cara mengatasinya? Harus keluar dan menjalankan kegiatan seperti sedia kala?
Dari kasus yang sedang marak terjadi ini, orang akan dituntut untuk lebih kreatif dalam mengisi kegiatan dirumah masing-masing. Mau tidak mau harus lebih kreatif untuk mengendalikan kewarasan kita bukan? Ini pula yang dilakukan oleh bundazi guna menyalurkan hobby sekaligus untuk tetap menjaga kondisi diri tidak dalam tertekan karena keadaan, pada dasarnya walau kita dalam kungkungan rumah tetap kok bisa produktif.
Ini berdasarkan apa yang ku ketahui dari fakta tentang bundazi. Dia seorang ibu rumah tangga yang harus menjalani kehidupan berkeluarga jauh dari suami merantau, dia juga momong anak lagi aktif-aktifnya main dan suka lari-larian. Jauh dari suami, harus menjaga perkembangan anak yang lagi suka bertanya tentang berbagai hal, tak bisa diam, maunya main keluar rumah. Belum lagi dia sekarang dihadapkan dengan situasi dan kondisi pandemi, mengharuskan lebih lama tak berjumpa dengan sang suami. Anak selalu bertanya detail dan selalu mengejar pertanyaan-pertanyaan tak disangka-sangka. Kebutuhan akan hadirnya sang suami dan juga baba untuk anaknya. Sudah jauh dari suami, ditambah pandemi saat bulan ramadhan lagi.
Kekhawatiran bundazi akan keadaan sang suami disana, apakah baik adanya, karena sang suami berada dalam zona merah terkait pandemi ini. Kerjaan suami juga sudah beberapa bulan harus bekerja dari rumah. Bagaimana kalau situasi seperti ini berlangsung lebih lama dari perkiraan pemerintah, nanti bagaimana nasib sang suami, pulang tidak bisa, kerja juga dalam tahap abu-abu. Pikiran penuh akan kekhawatiran karena kegiatan terkungkung dalam rumah saja.
Untungnya bundazi bisa mengatasi secara positif akan kejadian luar biasa yang melanda dunia khususnya indonesia. Dia selalu ada ide kreatif untuk mengendalikan situasi yang dia hadapi, dari kegiatan dengan sang buah hati, hingga dia sendiri untuk dirinya sendiri. Salah satu kegiatannya yaitu memasak menu-menu baru dengan bereksperimen hasil dari tutorial-tutorial di internet. Selama menunggu sang suami pulang setiap beberapa minggu sekali itu, bundazi memiliki kegiatan produktif yang positif untuk dia bersama buah hati. Hingga masa pandemi ini menyebar hingga ada kebijakan seperti sekarang ini, yaitu pembatasan untuk keluar rumah dan #dirumahsaja.
Kebetulan hobby bundazi serta sekolahnya dulu memang akrab dengan dunia masak-memasak jadi ya pas deh. Aku sendiri sebagai suaminya bangga dan senang karena menjadi bagian dari kesehariannya, itu salah satu alasan kenapa aku memilih bundazi menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Bundazi masakannya juga enak jadi makin siplah, tidak salah ku memilih dia untuk jadi istri.
Untuk kali ini kan ku review tentang masakan khas lebaran kemaren, apa itu menunya? Yups bakso dong ala bundazi. Dari penampilannya saja sudah menggugah selera banget kan? Ini baru penampilannya loh, bagaimanakah rasanya? Perlu pembuktian sih kalau tentang rasa dari bakso buatan bundazi. Untuk Bakso dan kuahnya bisa liat di video dibawah ini ya!
Bagaimana makin tertarik untuk mencicipinya? emmm...sama sih hahhha... Itu adalah hidangan yang dipersiapkan oleh bundazi untuk lebaran kali ini. Lebaran kali ini memang istimewa, bagaimana tidak ditengah kondisi pandemi yang melanda masih saja kita bisa merayakan lebaran dengan intim bersama keluarga. Bersantap bakso buatan bundazi istimewa bukan, kita sebaiknya bersyukur untuk lebih menerima kenyataan yang sedang kita hadapi sekarang.
Selain untuk merayakan lebaran kali ini, memasak bakso juga bermanfaat untuk bundazi berkreasi sehingga tetap kreatif dalam produktifitas diri yang lebih baik. Kegiatan positif ini bisa dilakukan tidak hanya dalam suasana lebaran, namun hal ini bisa kita lakukan setiap kali kita senggang, bosan dengan rutinitas harian. Walau aku tidak ikut ambil bagian dalam perayaan lebaran bersama bundazi beserta keluarga namun rasanya akan tetap ku syukuri karena bisa mendapatkan secuil cerita ini untukku bagikan sebagai pengingat bahwa dalam setiap momen seperti pandemi ini kita masih bisa bersyukur dalam kebersamaan dalam keadaan sehat serta menyenangkan.
Cintaku berawal dari makanan hahha...mungkin itu sebuah ungkapan sayang dan rinduku terhadap bundazi dan balateri anakku. Walau hanya melihat via video saja, namun terasa betapa kemenangan ini merupakan sebuah momen istimewa dalam perjalanan hidupku. Ini akan menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan seumur hidup, hingga bisa ku ceritakan kepada anak dan cucu kelak dimasa yang akan datang.
Pembelajaran yang bisa ku ambil dari ini semua adalah sebuah perjuangan itu diperlukan proses dengan segala macam bumbu kehidupan yang nantinya akan menjadi sebuah satu kesatuan yang memberikan rasa syukur tak terkira.
Nanti jika sudah bisa pulang keperaduan berkumpul bersama keluarga request pertama adalah bakso buatan bundazi untukku. Sebuah nikmat makanan yang membuat rasa cinta ini menggebu dalam rindu tebal tak tertahankan. Ku berharap dengan bakso itu akan menjadi penawar letih setelah sekian purnama tak bertemu. Untuk sekarang sebaiknya jaga kesehatan diri kita masing-masing karena kesehatan itu berharga.
Inilah ungkapan sederhana dariku untuk bundazi dan juga balateri beserta keluarga di jogja. Tetap bertahan dalam rasa syukur kepada tuhan yang maha kuasa, ini hanyalah sedikit ujian untuk kita. Percayalah ini akan berakhir dalam sebuah pelangi indah untuk kita bersama.
Comments
Post a Comment