Quote of the day :Kita tak akan pernah tahu nilai sebuah kejadian, sampai ia menjadi sebuah kenanganby NN
Berkunjung ke tempat tinggalku di perantauan untuk pertama kali dan singgah dalam beberapa waktu lalu, memberikan kesan yang mendalam buatku dan juga kenangan yang telah terjadi seakan baru saja kembali dalam benakku. Setiap kejadian menjadi sebuah momen yang menyenangkan untuk menjadi sebuah kenangan manis dalam perjalanan hidup bundazi dan balateri terutama diriku sendiripun begitu.
Kali ini adalah momen dimana kami bertiga dan juga renjana berkunjung dipusat perbelanjaan dekat dengan tempat tinggalku. Nama dari tempat itu adalah Daan Mogot Mall atau lebih dikenal dengan DM, begitu sih orang sekitar menyebutnya. Mall itu merupakan mall yang sepi sih sebetulnya, namun kalau berdasarkan alasan sentimentil bagi kami mall itu merupakan sebuah mall andalan yang memiliki sejarah perjalanan kami bertiga.
Waktu itu sore hari kita bertiga sedang bosan dirumah, ya sudah ku ajak ke mall andalan tersebut. Kami bersiap untuk pergi naik si supri si motor sejarah perjuanganku. Maksud hati untuk refresing juga karena seharian dirumah menungguku pulang kerja jadi ya sekalian beli makan malam diluar.
Nah kebetulan juga ada renjana dirumah dia sedang libur, tau kami akan berangkat diapun mendatangi kami untuk bertanya.
"arep nengdi mas kok sore-sore wis siap-siap ngetokke motor?"
"refresing nuh jalan-jalan, daripada dirumah suntuk ngapain", sambil bersombong ria
"melu mas, emange arep nengdi e mas?"
"arep neng DM iki, kolo-kolo neng mall..hehhe, yo wis ayo nek arep melu"
"enteni mas tak ganti klambi sik", antusiasme si renjana
Akhirnya kamipun berangkat dengan 2 motor, aku bersama dengan bundazi dan balateri, sedangkan renjana dengan megapronya sendiri, ya maklumlah pemuda menjelang kepala 3 tapi masih high quality jomblo...hehhe
Jarak dari rumah tak begitu jauh kurang lebih 10 menit perjalanan, kami mengendarai motor santai karena kami sekaigus menikmati suasana jalan pada sore itu. Kalau macet sih emang sudah harian dan itu sudah menjadikan kami yang tinggal didaerah ibukota menjadi lebih dipaksa maklum. Dalam waktu yang tak begitu lama akhirnya kami sampai di DM, kami masuk ke area parkir dan menempatkan motor pada ruas yang sudah dibatasi oleh portal.
Kemudian kami bersiap dengan berjalan ke arah entrance dari DM, jarak dari tempat parkir ke entrance kurang lebih 100 meter. Balateri turun langsung menggandeng tanganku untuk berjalan ke entrance. Kebetulan pada sore itu DM lumayan ramai karena pas tanggal muda juga. Yah banyak yang berkunjung ke mall tersebut untuk membeli kebutuhan bulanan dan juga sekaligus berekreasi. Loh kok berekreasi? yups, kalau orang disini ke mall juga merupakan sarana untuk berekreasi, karena untuk pergi ke tempat rekreasi waktu mereka habiskan lebih banyak dan itu tak bisa hanya mengandalkan hari sabtu minggu, jika itu dilakukan hanya habis waktu dijalan.
Kami masuk ke dalam mall langsung melepas panas karena didalam mendapatkan angin surga dari ac mall. Maklumlah kalau dirumah tidak ada hal semacam pengatur kondisi suhu ruangan seperti itu, walaupun tinggal di komplek tapi namanya ngontrak kalau ada begituannya pastilah harganya tak masuk dikantong.
Oke lanjutkan perjalanan kami di dalam mall DM, kami berjalan menyusuri retail yang ada didalam mall tersebut. Nah, sewaktu kami berjalan ada sebuah boneka hewan yang ditunggangi anak beserta orang tuanya. Balateri pengen naik tersebut, lalu ku ajaklah ke stan penyedia jasa sewa alat tersebut. emm...sayang balateri tidak mau naik karena takut, padahal dia pengen sekali, apa mungkin karena baru lihat untuk pertama kalinya atau entahlah apa yang menyebabkan hal tersebut. yahh...padahal diajak pergi dari situ tidak mau, naik juga tidak mau...gmn coba? bingung kan?
Karena tak mau beranjak dari situ ya sudah akhirnya ku gendong balateri untuk melanjutkan perjalanan menyusuri retail dan stan yang ada di DM. Tadi balateri sekarang gantian bundazi yang tertarik dengan retail baju anak, sudah dia masuk dan melihat-lihat awalnya.
"Ba, bundazi masuk ke stan itu dulu ya sapa tau ada yang pas buat balateri", alibi yang sempurna
"ya, udah tak jalan ke gramed ya nda"
"oke, balateri sama baba apa sama bunda?", ungkapan pertanyaan bundazi ke balateri
"baba ya" sembari menangkap tanganku
"ayo dik sama om aja" timpal renjana atas jawaban dari balateri
Kamipun berpisah, bundazi ditoko pakaian anak-anak, aku bersama renjana serta balateri jalan ke gramed. Kami melewati beberapa toko untuk mencapai gerai dari gramed, nah ada satu toko yang menjual CCTV, disitu bisa melihat contoh dari hasil kameranya. Ku ajak balateri untuk melihat dirinya dalam hasil rekaman CCTV tersebut pada sebuah monitor besar yang terpampang di selasar dari toko tersebut. Balateri bolak balik melihat dari posisinya terlihat pada monitor dan itu mengundang derai tawa dariku dan juga renjana.
Lalu kami ajak balateri untuk berjalan masuk ke gramed melihat buku-buku cerita dan juga alat tulis. Tak ada rencana sih untuk membelikannya buku cerita karena di rumah sudah banyak buku cerita dan juga alat tulis beserta papan tulis yang bisa dihapus dan dicoret-coret berulang kali. Akhirnya aku dan renjana berpisah dengan sendirinya, renjana melihat buku-buku untuk soal CPNS dan aku melihat pernak-pernik yang disukai balateri dari bola, ada boneka sepeda tas itu sudah membahagiakan untuk menghibur balateri. Dan kulihat balateri senang hari ini bisa menikmati waktu bersama dengan keluarga.
Waktu pun begitu lekas berlalu, namun bundazi masih belum memberikan kabar akan pencariannya. yah mungkin saja itulah wanita kalau memilih barang tuh lama sekali dan terkadang juga tak membeli juga. Setelah selesai berkeliling renjana akhirnya mendapatkan apa yang dia cari, yaitu sebuah buku tebal yang berisi soal-soal untuk menghadapi tes CPNS.
"wuiihh, buku apa itu om?" melihat tentengan buku yang di bawa renjana dengan bahasa balateri
"Lumayan mas dinggo persiapan"
"oh, melu CPNS to kowe, ambil apa?"
"yo, durung ngerti mas, iseng-iseng wae. Tak bayar sik ya mas"
Renjana melenggang ke sebuah antrian untuk membayar di kasir, sedangkan aku bersama balateri mainan bola yang ada didekat kasir tersebut. Ku coba hubungi bundazi apakah sudah selasai apa belum. Ternyata masih belum kelar, malah disuruh untuk menyusul kesana. Entah apa pilihannya begitu sulit hingga aku harus ke sana, ya sudahlah tunggu renjana sebentar baru lanjut menyusul ke toko pakaian tempat bunda liat-liat.
Renjana sudah selesai dan kamipun beranjak dari gramed ke lokasi bunda tempat kami tinggalkan tadi. Tau apa yang terjadi, tak kira masih memilih ini itu, ternyata diminta ATM ku, yakk elllahhh...ternyata suruh bayar. Duh nasib mentang-mentang tanggal muda, tapi tidak apa-apa yang penting bundazi senang, balateri senang...akupun ikut senang.
Setelah selesai kami bersepakat untuk pulang saja, nanti makannya sambil pulang saja mampir di angkringan langganan. Malam sudah semakin menjadi larut, setelah selesai kami menuju ke parkiran dan kami lanjutkan untuk makan malam bersama, walau angkringan yang penting happy.
"Mas, neng akringan biasane to?" tanya renjana
"iyo, bener neng angkringan wae yo sik murah meriah tapi banyak pilihan"
"oke mas, lanjuutt!"
Kegiatan yang sederhana loh ini, tak ada yang spesial kan dari apa yang ku ceritakan? namun hal ini setelah berlalu dan melihat foto momen itu lagi kok jadi berbeda ya? Nah hal seperti inilah yang ku maksudkan dari quote di awal tulisan ini saya buat. Momen ini menjadi sebuah kenangan yang berharga karena sekarang bundazi sudah kembali ke kampung halaman, waktu itu hanya beberapa waktu saja tinggal diperantauan bersamaku dan balateri.
Hal sederhana seperti inipun menjadi berharga karena momentumnya mungkin tak akan terulang kembali. Walaupun terulang tentu tak akan sama seperti apa yang sudah terjadi sebelumnya.
Untuk itu sebaiknya momen kebersamaan bersama keluarga itu kita abadikan dengan foto, atau video dan dituliskan menjadi sebuah tulisan yang mengingatkan kita akan momen berharga pada masa akan datang. Kalau kita sudah tiada nanti anak cucu kita masih bisa menikmati kenangan ini. Kalau ada yang mau menceritakan kita bisa tau tapi kalau tidak kan masih bisa tahu dengan tulisan.
Walau dijaman seperti sekarang tulisan akan sangat jarang orang akan membacanya, mereka akan lebih memilih untuk melihat vlog. Hal ini juga berkaitan dengan introvert ku juga sih, yang cenderung tak mau tampil dan kurang pede dalam berhadapan dengan kamera. Tetapi disini saya lebih memilih untuk menulis karena menulis itu juga merupakan sebuah seni, ya walaupun vlog itu juga seni ya..tapi dengan tulisan itu mengajarkan anak cucu kita untuk lebih gemar membaca dan itu penting.
Dengan gemar membaca kita akan mencari berbagai buku atau pun artikel dari berbagai ilmu pengetahuan dan ini sebuah pembelajaran yang akan ku wariskan kepada anak cucuku. Story telling itu perlu dalam sebuah karya tulis baik itu blog atau apapun ini akan berguna untuk menambah kita menjadi lebih peka dalam membaca dan mengerti.
Menulislah untuk sejarahmu sendiri, tak perlu ragu untuk menuliskan apa yang ada dalam pikiran kita. Mau itu dibaca orang ataupun tidak percayalah ini juga merupakan sebuah terapi untuk menenangkan diri kalau dari sudut pandangku sih. Mau apapun itu sebaiknya kita belajar untuk terus melepaskan penat dalam pikiran kita. Semoga kita selalu terhindar dari penat kehidupan kita, untuk kehidupan yang lebih positif dalam sebuah kebahagiaan sejati.
Comments
Post a Comment