Pertentangan Gambar oleh Ryan McGuire dari Pixabay |
Yups, sebuah kata penuh dengan masalah, apakah memang seperti itukah makna dibalik kata tersebut?
Terkadang dalam kehidupan kita sehari-hari tak luput dengan pertentangan baik itu dari diri kita terhadap suatu ataupun sebaliknya mereka terhadap kita.
Perbedaan prinsip itu merupakan sebuah pertentangan yang merogoh energi kita jika kita perdebatkan betul tidak?
Alangkah beratnya pertentangan jika kita menuruti idealisme masing-masing, lantas langkah apa yang bisa membuat pertentangan ini menjadi harmoni dalam kelompok sosial?
Pertanyaan yang membuat kita mengernyitkan dahi bukan?
Namun apakah ini sebuah masalah yang pelik untuk kita hadapi dalam keberagaman sosial yang ada? tentunya ini sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai mahluk sosial dong tentunya. Kita sudah terbiasa dengan pertentangan dalam dunia kita setiap harinya, jadi alangkah baiknya kita mencoba untuk berpikir sejenak guna menemukan win-win solution.
Manusia itu pada dasarnya memiliki ego masing-masing, tetapi pada lingkungan sosial yang sudah ada namanya norma-norma atas dasar kesepakatan bersama untuk kompromi antar individu tentu saja ego tersebut bisa ditekan demi kebersamaan. itulah fungsi dari norma dalam masyarakat tercipta, yaitu fungsinya untuk menemukan jalan tengah untuk kemaslahatan bersama.
baik itu soal keamanan, keselarasan adat dan budaya yang tercipta akibat dari kompromi dan adaptasi dari masing-masing individu yang berada dalam lingkaran terdekatnya. Mungkin saja ada yang memiliki porsi lebih dalam win-win solution tersebut tetapi hal ini bisa ditolerir oleh yang lain karena persamaan kepentingan bersama. Dimana kepentingan bersama merupakan sebuah bentuk dari kompromi tersebut.
Pernah suatu ketika pertentangan itu terjadi dan sulit untuk dikompromikan, kenapa kok bisa begitu? masalah tentang pertentangan apa sampai bisa sulit untuk dikompromikan? Kalau sudah mengenai prinsip hidup tentu ini akan menjadi masalah yang pelik untuk dikompromikan. Contohnya saja, soal agama, kalau sudah beda agama tentu pandangannya bisa berbeda satu agama dengan agama lain, misalnya dari makanan yang boleh dan tidak boleh alias haram dan halal. Hal semacam itulah yang tidak bisa dikompromikan.
Sebagai orang yang memiliki karakteristik tentu saja prinsip akan sejalan dengan kehidupannya. Jika prinsip itu bertentangan maka akan terjadi sebuah perdebatan antara prinsip dengan perkara yang sedang dihadapinya. Nah semua akan tergantung dengan kompromi tersebut.
Pada dasarnya manusia itu tak bisa hidup sendiri, kita pegang teguh prinsip tapi kita tak bisa melakukan kehidupan sosial dengan baik. Apalah arti dari sebuah prinsip jika kehidupan sosial kita terganggu, bukan begitu?
Manusia itu harusnya memiliki prinsip karena pada saat kita menjadi seperti sekarang merupakan sebuah anugerah dengan segala keunikannya sendiri. Berbeda dengan orang lain bukan berarti kita tak bisa hidup secara berdampingan. Kita sebagai manusia sebaiknya menemukan diri kita sendiri dengan segala keunikannya. Untuk tampil berbeda merupakan sebuah hal yang wajar, ini bukan akhir dari segalanya kok.
Dalam melakoni kompromi kita tak harus saling menyerang dengan tindakan penuh emosi jiwa. Kita harus dengan benar-benar tenang menghadapi sebuah proses kompromi diri kita dengan situasi ataupun keadaan yang berlangsung. Tak lupa kita juga sebisa mungkin mengkoreksi diri kita sendiri akan hal yang sedang terjadi. Jangan hanya melihat dari sisi kita saja tetapi lihatlah dari sisi lain yang menjadi sudut pandang berbeda dari biasanya.
Semua yang telah terjadi pastilah mengajarkan kita untuk menghadapi segala hal yang menjadi pertentangan dalam diri dengan situasi ataupun keadaan saat ini. Buta akan pertentangan mengindikasikan kita tak bisa menerima pertentangan dalam diri kita, kalau hal itu terjadi bersiaplah untuk menghadapi lingkungan sosial.
Lingkungan yang baik itu merupaka hasil dari pemikiran dari analisa kita akan pertentangan-pertentangan yang ada. Biarkan diri kita untuk belajar menghargai pertentangan diri dengan lingkungan ataupun orang lain guna mendapatkan jawaban dari pertentangan tersebut. Secara otomatis pertentangan itu menjadi sebuah tantangan yang harus kita atasi guna mendapatkan kehidupan sosial yang kita inginkan bersama dalam berkehidupan sosial.
Pertentangan hanyalah sebuah tantangan oleh diri terhadap lingkungan sekitar, jadi kita harus bisa menenangkan diri untuk menghadapinya. Jangan biarkan kita larut dalam sebuah dilema akan pertentangan diri, karena hal itu akan menghambat kita untuk berkembang secara emosional.
Quote of the day :Kalian berkata kepadaku, wahai sahabatku, bahwa selera tidak bisa diperdebatkan? Tapi justru seluruh kehidupan adalah pertentangan antar selera!--Friedrich Nietzsche--
Comments
Post a Comment