Skip to main content

#ceritababazi #61 Problematika Lepas Dengan Kompromi

Adaptasi terhadap lingkungan
Gambar oleh Nicholas Demetriades dari Pixabay

Problematika kehidupan berkeluarga, yups....pembahasan sedikit tebal kali ini akan ku bahas. Ketika kita menjalani kisah bersama keluarga baik itu istri, suami, anak  ataupun saudara dari masing-masing banyak sekali terjadi dan bahkan tak jarang membuat kita harus mengeluarkan energi berlebih untuk hal yang terjadi.

Tak jarang pada saat kita mengalami sebuah problematika tersebut harus mengernyitkan dahi makin berlipat lipat, benar tidak sih?

Setiap manusia dalam sebuah hubungan pastinya akan banyak terjadi perbedaan baik itu pandangan ataupun tujuan menentukan langkah. Namun, kita sebagai manusia diciptakan dalam keberagaman baik itu budaya maupun agama. Hal tersebut yang membuat setiap individu akan berbeda satu sama lain. Kelebihan yang dimiliki setiap manusia itu berbeda namun, ada kesamaan yaitu adaptif dalam berkompromi terhadap lingkungan baru.

Nah, kompromi merupakan sebuah jawaban tepat untuk menetralisir adanya perdebatan yang sering terjadi dalam sebuah hubungan baik itu pacaran, pertemanan hingga dalam berkeluarga. Misalnya saja begini dalam menikmati sebuah hidangan ada yang menggunakan sendok dan ada pula yang menggunakan sumpit atau bahkan menggunakan tangan kosong. Itulah perbedaan yang kita harus tau dan terima dalam lingkungan sosial masyarakat.

Terima kenyataan dan adaptiflah dengan situasi dan kondisi yang ada, kompromilah dengan diri kita sendiri untuk bersama berjalan beriringan berdampingan dengan orang lain. Walaupun itu awalnya akan terlihat kaku namun cobalah untuk melakukannya, selama kita bisa menikmati pasti lama kelamaan akan tercipta suasana baru yang nyaman untuk kedua belah pihak.

Kita hidup dalam kultur dunia yang mengadopsi adat ketimuran dimana ketidak enakan itu menjadi kental. Berbeda dengan adat kebarat-baratan dimana mereka sudah lepas dari kata tidak enak. Kejujuran merupakan sebuah budaya yang mereka bangun, jika budaya timur lebih menjaga perasaan dari orang lain dimana itu merupakan sebuah tuntutan adat itu sendiri. Berbeda dengan orang barat mereka lebih blak-blakan kalau tidak suka atau menyampaikan sesuatu mengenai apa yang dia lihat atau rasakan.

Memang berbeda karena beda kultur ya tentu saja berbeda juga aturan mainnya. Sama seperti percampuran budaya atau kultur tersebut dalam sebuah ikatan keluarga. Mereka bisa menjadi satu dalam ikatan keluarga karena mereka mau untuk berkompromi dan adaptif satu sama lain. Itulah pentingnya kompromi untuk adaptif menciptakan sebuah kultur baru atau melebur ke dalam sebuah kultur yang baru bersama orang lain.

Banyak macamnya perbedaan tersebut, misalnya saja dari makanan yang biasa kita makan sehari-hari. Kita kalau masuk dalam sebuah kultur baru tentu saja akan menghadapi sebuah problematika ini, kita biasa makan dengan masakan sedikit manis namun pada kultur yang baru kita datangi atau kita bergabung disitu lebih suka makanan asin, itu sebuah masalah bukan?

Pernah suatu ketika ku merantau dalam sebuah misi pekerjaan di luar daerah bahkan luar pulau. Awal berada disana memang merupakan sebuah kesulitan yang harus kuhadapi. Kendalanya banyak, dari bahasa yang digunakan sehari-hari tentu saja sudah berbeda, makanan juga berbeda itu merupakan sebuah problematika yang harus ku lalui yaitu dengan berdamai dengan diri sendiri untuk adaptif dengan lingkungan baru yang ku tinggali saat itu. 

Hal pertama yang kulakukan adalah menemukan orang yang tepat untuk menggali kultur disana sebagai riset untuk mencoba memahami apa yang sedang ku hadapi saat itu. Hal tersebut kulakukan untuk mengetahui sisi mana yang bisa ku terima dan tidak itu hal pertama yang kulakukan. Informasi sebanyak mungkin lebih baik untuk lebih kita mengerti budaya yang ada disitu. Selanjutnya kulakukan adalah adaptif terhadap lingkungan dari yang terkecil dulu, misalnya saja pada waktu itu lingkungan kerjaku.

Butuh waktu lumayan lama untuk mengikuti adat yang ada disitu, harus berjalan bertemu dengan banyak orang lokal disana demi mendapatkan informasi terkait budaya atau kultur disana. Makanan yang tersebar dipenjuru lingkungan serta mengkompromikan dengan lidahku yang semenjak kecil sudah terbiasa dengan masakan khas daerahku.

karena sudah banyak riset akhirnya pelan-pelan ku berkompromi dengan itu hingga akhirnya adaptif dengan lingkungan baruku.

Sama halnya dengan berkeluarga juga seperti itu, kita awal memang merasakan canggung terhadap lingkungan keluarga baru kita namun tapi pasti kita bisa berdaptasi dengan baik jika kita mau untuk melakukannya.

Problematika itu akan lemah dan tergerus oleh kompromi yang kita adaptif. Langkah selanjutnya setelah adaptif adalah untuk menyatukan visi dengan berkolaborasi mencapainya bersama-sama.








Comments

Popular posts from this blog

Heboh Masker COVID-19/Corona Virus

Ilustrasi Corona virus by Me Heboh, borong masker, borong bahan makanan instan seperti mie instan, sarden, vitamin dan barang yang berguna untuk segala kondisi terkait dengan COVID-19 atau orang lebih kenal dengan virus corona. Virus corona yang pertama ditemukan di Wuhan, cina, pada desember 2019 telah menyebar ke seantero cina dan beberapa negara di dunia. Untuk update terbaru bisa buka link dibawah ini yang di update per 3 maret 2020. https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/03/091500465/update-virus-corona-di-seluruh-dunia-tembus-73-negara-48002-sembuh-3117 Untuk di indonesia sendiri mulai heboh setelah presiden jokowi memberikan pernyataan terkait warga negara indonesia terjangkit virus ini. 2 orang warga negara yang tertular dan dinyatakan positif terpapar virus corona diumumkan oleh pak jokowi per 2 maret 2020 kemaren. Hal inilah yang memicu kehebohan di indonesia hingga memborong masker dan bahan makanan sebagai tindakan siaga terkait virus COVID-19 ini.

#ceritababazi #56 Sumeleh

Nalika awake dewe lagi diwenehi pacoban urip, awake dewe kudu kepiye supaya bisa tetep kuat lan semangat ngelakoni? Nah, iki sik bakal dadi pembahasan neng tulisan sik arep tak tulis kanthi sak pangertenku bab pacoban urip kuwi mau.  Sik mesti bakalan marakke penasaran dening kabeh sik mampir neng omah wewacanku iki. Sopo coba sik ora tau diwenehi pacoban urip, mesti kabeh menungso wis tau to ya? yo pora rek? Ngerti pora rek, iki nembe sepisan aku nulis nganggo boso daerah yoiku boso jowo. Dadi nek rodo ora kepenak diwoco yo nyuwun pangapunten loh ya... Kadang kolo awake dewe kui ono munggah mudune nglakoni urip sik saiki awake dewe lakoni, yo sepisan nek awake dewe lagi ono ning ngisor mesti pikirane awake dewe kui dadi mumet lan cuntel. Tapi kadang kolo yo ono neng duwur sik marake awake dewe gumedhe ndase, lali marang gusti sik gawe urip. Jenenge wae urip kui kabeh menungso mesti ono wolak walik ing jaman, nah mangkane kui awak e dewe sik sadar lan tumprap eling marang opo sik diara

Jakarta aku padamu

Akhirnya saat yang dinanti tiba...yg dipertuan agung beserta balateri sudah datang pokoknya jakarta aku padamu... Kala pertama ku jumpa wow...balateri langsung sumringah menyambutku "baba...baba" itu kata yang keluar dari bibir mungilnya..dan sambutan peluk hangat kutangkap dalam-dalam..badan mungilnya waktu berjumpa sudahh larut , ternyata seharian balateri sudah tak sabar menanti kedatanganku. Sehabis berpelukan layaknya teletabis ku bergegas berganti kostum buat tidur...sembari menemani balateriku... balateri sudah dengan ocehannya, "bunda, cucuu!" Ya sudahh bundanya langsung bergegas ke dapur dan buatin susu untuk balateri toh waktunya untuk bobok Setelah mengenyut botol susunya terlelap juga balateriku HARI PERTAMA pagi hari terbangun dan disambut tawa ceria balateri membuatku semakin semangat untuk bangun pagi dihari libur. rencana mau menjajal moda transportasi yang lagi heboh dikalangan masyarakat jakarta pada umumnya..apa itu? Mass rapi