Kata yang pantas untuk aku lontarkan dari sekian banyak pikiran yang memaki untuk keluar dari kepalaku ini apa?
Permasalahan demi permasalahan kunjung tak henti-hentinya mendera dalam kehidupanku seperti sekarang ini.
Putus asa?
Dari kehidupan diri sendiri hingga keluarga bahkan sampai mendera dalam pekerjaan, membuat diri ini sendiri tak tau harus berbuat apa?
terkadang pemikiran diri ini tak bisa ku pahami dengan sendirinya, aneh memang jika hal ini ku ingat kembali. Walaupun ini sering terjadi dalam kehidupan setiap individu manusia. Mereka terkadang berdiam diri hanya untuk menyeleksi hal yang mereka khawatirkan dalam hidup. Upaya mereka tak kunjung membuahkan hasil seperti apa yang mereka harapkan. Jika semua itu terealisasi, akankah mereka akan berbuat semaunya sendiri? Entahlah diri ini tak cukup punya argumen untuk menyelasaikan pemikiran itu.
Mungkin saja hal ini terlihat biasa saja, tetapi hal inilah menjadikan diri ini selalu merasa kurang dan perlu untuk dibenahi dengan segenap pemikiran kepala dingin. Acap kali mereka bergelut dalam ketidak seimbangan pemikiran mereka sendiri. Terkunci dalam benak mereka sendiri, seperti katak dalam tempurung, seakan tidak ada lagi kehidupan selain apa yang mereka alami. Hal apa sih yang membuat diri ini begitu picik melihat luasnya dunia ini.
Perumpamaan demi penerimaan diri seakan terus bergulir dalam setiap kesempatan diri berpikir. Kritis dalam pemikiran sadar kita seakan terus menjungkalkan diri kita untuk tetap dalam got yang sama.
Penyederhanaan diri terkadang tercipta dengan sedikit menyerah dalam melakukan perubahan proses itu sendiri. Mungkin saja semua akan berubah seperti kita bisa menjelajah waktu, kita bisa kembali ke masa lalu untuk merubah kembali apa yang tidak menjadi keinginan dan harapan kita pada saat ini. Hidup memang menjengkelkan jika hal itu terjadi, proses memang terkdang jauh dari apa yang kita rencanakan dan harapkan.
Rencana demi rencana matang sudah kita pikirkan demi mewujudkan impian kita pada masa depan. Setidaknya hal ini bisa membuat kita menjadi bersemangat dalam menjalani proses yang terus kita lalui. Waktu demi waktu telah kita lalui hingga kita menjadi manusia dewasa secara umur, namun terkadang umur tak sebanding dengan tingkat kedewasaan yang sesungguhnya.
orang lain tak ingin menjadi diri mereka sendiri, mereka selalu berkaca akan keberhasilan orang lain. Mereka tidak sadar akan maksud mereka ada didunia ini memiliki kharisma sendiri. Berbeda memang iya, tetapi pengetahuan akan membedakan diri kita dengan orang lain. Hiduplah seperti apa kata hati kita, jangan pernah merasa kita hanya bisa hidup dengan sebuah kesempurnaan orang lain. Toh, manusia tak ada yang sempurna seperti tuhan yang menciptakan kita, tentunya.
Hadapi semua proses yang sedang kita geluti sekarang tanpa ada pemikiran untuk melewatkan proses tersebut. Memakan waktu terlalu lama jika kita tidak menikmati setiap proses tersebut. Hiduplah dengan penuh semangat dengan cinta yang ada dalam hati kita.
Perumpamaan yang bisa kita tengarai adalah Hidup itu sendirilah proses, hidup itu sendirilah kita. jangan pernah meningkari proses perjuangan diri ini sekarang untuk menjemput masa depan yang tak pernah kita tahu. Untuk itulah kita hidup, untuk menyiapkan diri menyongsong masa depan.
Perasaan setiap kali mengundang untuk mengatakan jika kita selalu mengulangi hal yang seperti itu secara menerus. De javu, ya itu sering terjadi dalam benak kita. langkah berbeda sudah kita lakukan, namun mengapa hal yang sama selalu kita rasakan? Menemukan pemikiran kita yang sedang menganalisa diri ini hanyalah sebuah alat dalam menjalani proses. Pikiran kita hanyalah alat, sedangkan hal yang perlu kita sadari adalah hati sejati.
Comments
Post a Comment