Aku Tidak Ingin Memerintah & Diperintah

Menulis itu bebas berekspresi

Saya pernah membaca sebuah karya yang fenomenal dari Pramudya Ananta Toer dari salah satu Tetralogi pulau buru yaitu Bumi Manusia. Ada sebuah kalimat yang saya merasa itu merupakan sebuah pukulan yang sungguh membuat saya terbuka pikiran saya. "Aku hanya tidak ingin diperintah dan memerintah" itu sebuah perdebatan antara minke yang seorang anak pejabat dengan bapaknya karena sudah tidak mau menuruti apa kata bapaknya dalam kaidah seorang anak pejabat jawa yang penuh dengan tradisi. Namun tak mau menjadi anak yang seperti pada anak pejabat pada umumnya terjadi pada tradisi yang sudah ada.

Pada dasarnya kutipan dari penggalan kalimat dalam buku bumi manusia merupakan sebuah komitmen dalam pencarian akan diri seorang minke yang ingin menjadi seorang yang merdeka dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan hati nuraninya sendiri. Menjadi apa yang menjadi keyakinannya dalam memberikan segalanya untuk mengarungi kehidupan sepanjang hidupnya.

Kutipan dari pram memberikan saya pemikiran yang terbuka akan pencarian diri saya pribadi akan pencapaian dan makna dalam hidup saya. Akan menjadi seperti apa dan menjadi pertanyaan yang besar untuk saya pribadi untuk menemukan apa yang menjadi keyakinanku mengarungi sepanjang hidupku kelak.

Ternyata dalam perjalanan hidup yang sudah kujalani dan kulalui selama ini tak bisa membuatku all out dalam menjalaninya. Nah, pengalaman selama ini apa dong yang bisa membuatku bisa berekspresi dan tak menjemukan begitu all out? Itu pertanyaan yang pada awal kemunculannya membuat gerah dan tak kupungkiri membuatku bimbang untuk terus mencari jawabannya. Banyak literasi yang ku baca dalam pencarianku selama ini, literasi yang selalu menemaniku tentang pengembangan diri secara psikologi misalnya banyak sekali hingga ku tak bisa menerapkannya karena saking bingungnya mau menindaklanjuti awalannya mau dari mana.

Baik itu dari apa yang kulakukan sehari-hari hingga pekerjaan yang membuatku muak ini, dimana ada yang memerintah dan adapula yang diperintah.Perdamaian dengan diri dan situasi ini sungguh membuatku tak bisa berbuat seperti apa yang seharusnya bisa membuatku nyaman dan antusias lagi untuk kulakukan tiap waktu dan itu membuat diriku terpuaskan saat melakukannya lagi dan lagi.

Sampailah pada petualangan yang sering ku lakukan dimana ku bisa merasa bisa melakukan segalanya dengan santai dan bisa juga dengan serius dan lebih antusias lagi dalam melakukannya. Dan itu baru kusadari setelah kegalauan yang ku lalui hingga massa sudah beranjak menjadi dewasa secara mental dan pemikiran. Literasi demi literasi ternyata tak cukup untuk membentuk dan membuatku bisa mendapatkan hal ini dengan lebih cepat.

Membuat sebuah kalimat ini sungguh membuatku bisa berekspresi dengan bebas dan tanpa tekanan dan ini membuatku selalu antusias untuk lebih dan lebih lagi. Ya, menulis adalah sebuah kesenangan yang luar biasa sungguh membuatku lebih senang dalam menjalaninya. Bagaimana tidak? seorang intrivert seperti saya ini tak memiliki banyak teman dan hanya bisa dihitung dengan jari. karena tingkat pendiam dan pemaluku sungguh menyebalkan jika harus berhadapan dengan kebanyakan orang. Kebanyakan kurang bisa nyambung jika harus bersosialisasi dengan banyak orang karena tak mampu melawan kesendirian yang mutlak ini. kesendirian disini adalah lebih senang untuk melakukan sendiri dengan sedikit interaksi dengan orang atau situasi yang berhubungan dengan situasi atau orang banyak. Yang bisa saya lakukan hanyalah mengamati dan mencerna apa yang terjadi dan apa yang bisa kupetik dari situasi atau lingkungan yang tersirat.

Namun, dengan menulis merupakan hal yang berbeda, ini memberikan ruang yang kubutuhkan untuk menyampaikan apa yang menjadi kegelisahan, kekhawatiran, pemikiran dan opini seorang introvert. melalui menulis juga memberikan kebebasan untuk diri lepas dari perintah dan memerintah itu yang bisa kusebut dengan "bebas".

Apakah menulis sudah membuatku cukup bisa menjawab dari apa yang menjadi pertanyaan besarku? jawabannya belum, mengapa bisa kukatakan belum? Karena menulis itu tentu saja banyak alirannya baik itu menulis tentang situasi terkini yaitu sebagai pencari berita, ada yang menulis tentang fiksi yaitu sebuah karya literasi dengan imajinasi misalnya tentang cerita novel, cerpen atau tentang seni puisi dsb.

Sekarang yang sedang kucari adalah tentang menulis apa yang bisa membuatku bisa menemukan jatidiri atau karakterku sendiri yang beda dengan yang lain namun bisa menggambarkan diriku yang seutuhnya.

Perjalanan prosesku masih jauh dari sukses mencari jati diriku, prosesnya biarkan berjalan sesuai dengan time line yang digariskan. Menulis akan selalu kulakukan hingga bisa mencapai titik balik dari apa yang sudah ku mulai sekarang dan akan ku pertahankan komitmen ini sampai ku tak bisa menulis lagi.

Proses perjalanan yang akan selalu ku nikmati sampai kapanpun ini akan selalu ku jalani dengan sepenuh hati tanpa paksaan. Konsistensi yang harus selalu ku jaga demi mewujudkan hal ini. Menulis sebagai hobi dan ini juga ku gunakan untuk cerita dimasa depan bagi generasiku berikutnya. Tanpa kita mengingat dari apa yang bisa diingat kita bisa membuka memori kita lewat tulisan yang sudah terbit melalui media ini.

Hidup kita tak akan pernah tau kemana dan akan menjadi seperti apa dimasa depan, untuk itu banyak peristiwa dan banyak bahan yang akan datang kepada pemikiran dan imajinasi yang akan terus bertambah dalam setiap penulisan yang kita lakukan sedari sekarang untuk masa depan.

Literasi merupakan sebuah implementasi dari ilmu kehidupan yang selalu hadir dan baru untuk kita pelajari dan kita kembangkan sesuai dengan penalaran dan pemikiran kita secara merdeka tanpa melibatkan norma yang tak sesuai hati nurani. Baik itu sifatnya imajinasi ataupun dari sebuah pewarta yang berdasarkan kejadian yang sedang up to date, dari seni sampai berbagai artikel itu merupakan buah pikir dari manusia dan itu akan abadi sampai kapanpun. Juga sebagai saksi sejarah dalam bentuk tersurat yang memberikan gambaran situasi atau kejadian pada saat penulisan ini dibubuhkan dalam sebuah karya tulis.

Nikmati perjalanan yang akan kutempuh ke depan dan kan kuciptakan sejarahku sendiri untuk generasiku berikutnya khususnya. Demi kebebasan yang abadi untuk berekspresi kan kutempuh proses ini dengan semangat dan tak kan kubiarkan momen sekecil apapun bisa lepas dari jari-jariku mengetuk tut keyboard dan dengan pena kan ku gariskan gambar ilustrasi.

Pengalaman yang selalu hadir membarukan diri untuk menjadi bahan tulisan selalu datang dengan menyenangkan walaupun itu sepahit jamu temulawak. Kalau yang manis ya sudahlah itu merupakan sebuah perjalanan yang menjadi kenangan terindah yang tak pernah lekang oleh waktu. Makna dari aku tidak ingin diperintah dan memerintah itu sungguh dalam bagi saya pribadi. Itu sebuah filosofi dari arti pencarian diri yang mengekspresikan diri dengan bebas dan merdeka tanpa harus menerima perintah dan memerintah dalam kehidupan yang berjalan mengembang menjadi sangat komplek ini.

Menjadi tua itu pasti akan tetapi makna dari kebebasan ini dan semangatnya akan selalu menjadi muda dalam semangat mengaruhi kehidupan yang selalu beragam ini. Warna kehidupan itu tak sekedar hitam ataupun putih akan tetapi buatlah menjadi lebih kaya lagi.

Raihlah dan perjuangkan konsistensi menjadi kebiasaan yang mengakar dalam hati dan pemikiran kita untuk lebih menjadi manusia yang semanusia-manusianya.